(46)

597 14 2
                                    

   Natasya masih kesal dengan kejadian tadi, Bryan belum ada kabar hingga sekarang padahal ini sudah hampir tengah malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Natasya masih kesal dengan kejadian tadi, Bryan belum ada kabar hingga sekarang padahal ini sudah hampir tengah malam. Bryan tidak memberinya kabar apapun bahkan lelaki itu tidak menampakkan batang hidungnya sedikitpun.

Natasya sesekali mengecek handphonenya, dan tetap sama, nama Bryan tidak memberikan notifikasi kepadanya serasa kamarnya sangat panas tapi AC menyala, dia melangkahkan kakinya turun kearah dapur membuka kulkas lalu mengambil sebotol air dingin, di minumnya hingga tetesan terakhir tidak disisakan olehnya.

   Namun saat ingin kembali ke kamar lagi tiba-tiba saja notifikasi berbunyi dari benda pipih di genggamannya, disana tertera nama Bryan tentu saja Natasya langsung membaca pesan itu.

"Gue ada di depan rumah lo" pesan Bryan

   Natasya segera berjalan keluar rumahnya, dan memang benar Bryan sudah ada di depan pintunya, raut wajah Natasya langsung berubah biasa saja padahal sebenarnya dia ingin bertanya banyak hal.  Dari mana saja dia?  Kenapa dia baru muncul? Mau apa Bryan malam-malam kerumahnya?  Dan masih banyak lagi.

"Kak Bryan ngapain kesini?" tanya Natasya

"Sorry, kalo lo mau marah, marah aja gpp" jawabnya

"Kak Bryan dari mana aja?"

"Gue tadi ada urusan"

"Udah malam kak mending kak Bryan pulang"

"Gue tau lo marah sama gue, tapi gue ga bisa nahan kalau gue kangen sama lo"

"Kak Bryan ada urusan apa sampai-sampai ga ngasih kabar ke aku, setidaknya aku tau kak Bryan ada urusan supaya aku ga khawatir kak"

  Bryan tersenyum memandangi Natasya, senyumnya hangat dan tampan jika Natasya boleh jujur sungguh Bryan benar-benar tampan saat tersenyum, bisakah dia menikmati senyum Bryan setiap saat?.

"Kak Bryan jawab, Natasya ga nyuruh senyum" ucap Natasya sedikit kesal

"Kamu marah?" tanya Bryan

"Iya"

"Serius marah?" tanya Bryan lagi

"Iya"

"Kamu ga marah, kamu cuman khawatir kayaknya kamu ga bisa marah deh"

"Kak Bryan mending pulng deh"

"Boleh peluk dulu" Bryan merentangkan tangannya

"Ga" jawab Natasya

"Ga? Serius? Yaudah gue balik"

Dengan sekejap Natasya langsung berlari kepelukannya, biar saja dia bego, bego karena tidak dapat menahan untuk memeluk lelaki yang membuatnya marah ini, saat ini dia hanya merindukannya ingin memeluknya bahkan melihat lelaki itu setiap saat. Tidak penting alasannya menghilang tadi Natasya percaya bahwa Bryan selalu menyayanginya bahkan marah kepada lelaki itupun dia susah apalagi meninggalkannya.

"Kak Bryan kok badannya dingin banget?" tanya Natasya berbisik di pelukan Bryan

"Kamu peluk bentar lagi hangat kok" jawabnya, lalu sedetik kemudian menyium kening Natasya lembut.

   Sosok mata tersenyum memerhatikan mereka dari balik pagar rumah Natasya, dia memerhatikan mereka berdua sejak tadi. Orang itu adalah Sisil mama Bryan, Bryan kerumah Natasya di antar oleh Sisil karena takut jika Bryan menyetir sendirian dan demi kemauan anaknya itu dia harus terpaksa menurutinya walaupun dia sudah melarang Bryan keluar malam, Sisil juga merasa senang karena Bryan yang jarang meminta sesuatu kepadanya, kali ini akhirnya dia bisa menuruti kemauan anaknya itu. Bagi Sisil sesibuk apapun dirinya bekerja kebahagiaan Bryan adalah yang utama apalagi saat ini.

*****

   Hari ini Bryan tidak masuk kampus, Natasya tidak tahu alasannya apa namun yang pasti dia semalam bertemu dengan lelaki itu. Handphone Bryan tidak aktif, Natasya bahkan menyetir sendiri menuju kampus dia mencoba menghubungi Aditia dan Reza beberapa menit yang lalu namun mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui kabar Bryan. Saat kelas selesai nanti Natasya berencana untuk kerumah lelaki itu untuk memastikan dia baik-baik saja.

    Di lain tempat, Bryan berada di perjalanan dengan menyetir mobil sendirian tampaknya dia sudah sedikit baikan dari kemarin walaupun mukanya sedikit pucat.

Setelah beberapa menit di perjalanan dia lalu memasuki halaman yang bertuliskan 'kasih ibu' disana tampak ramai anak-anak yang sedang bermain di halaman, ada dua orang wanita paruh baya juga menemani mereka.

Saat Bryan turun dari mobil dia langsung di sapa hangat dengan mereka, Bryan berjalan menghampiri salah satu wanita paruh baya yang sedang tersenyum kepadanya, dengan sigap dia memeluknya lalu menyalaminya.

"Bunda apa kabar" sapa Bryan

"Baik, nak Bryan" jawab wanita itu dengan tersenyum

"Bryan kangen banget sama Bunda"

"Nak Bryan udah makin gede ya, gimana sekolahnya?"

Mereka mengobrol layaknya ibu dan anak yang sedang bersapa rindu, terakhir kali Bryan kesini dua tahun yang lalu saat masih SMA.

Wanita itu lalu mempersilahkan Bryan duduk di salah satu kursi teras depan rumah.

"Nak Varo juga sempat kesini waktu itu, tapi bunda lupa kapan mungkin beberapa bulan yang lalu" ucap wanita itu

Bryan hanya menampakkan senyumnya

"Tapi dia ga sendiri, nak Varo bawa teman perempuan kalau ga salah namanya Natasya"

"Natasya Bun?" tanya Bryan

"Iya nak Bryan kenal? Kayaknya kenal deh soalnya satu sekolah sama kamu juga"

"Iya Bunda Bryan kenal kok"

"Bunda kira sejak kejadian yang menimpa nak Bryan itu ga bisa lagi buat nak Bryan ingat sama Bunda dan panti asuhan ini"

"Bryan sudah ingat semua kok Bunda" ucap Bryan tersenyum


Be Alright(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang