"Eh gila! duh,,,,brantakan kan buku gue" omel Natasya refleks lalu memunguti buku-bukunya yang sudah tergeletak di lantai
"Njir apes banget sih gue" kata si cowo sembari berdiri tanpa berniat membantu mengumpulkan buku-buku Natasya yang jatuh
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi memaparkan sinarnya dari sela-sela jendela namun tidak berhasil membangunkan Natasya dari tidur lelapnya, Hany sudah berteriak berulang kali memanggil namanya namun anaknya itu seperti sedang mati suri, pergerakan sedikit pun tidak di lakukan Natasya bahkan bangun untuk kuliah pun dia malas hari ini.
Seseorang mengetuk kamarnya menampakkan seorang wanita yang masuk ke kamarnya, wanita itu menggeleng tidak menyangka tentang pemandangan di hadapannya ini, Natasya masih tidur tengkurap.
Wanita itu melambaikan tangannya mengisyaratkan agar manusia-manusia di belakangnya agar ikut masuk, mereka masuk kedalam kamar Natasya namun dengan langkah pelan hingga 1 2 3, mereka loncat ke tempat tidur Natasya berhasil membuat Natasya terlonjak kaget tak ketulunan saking kagetnya dia bahkan berdiri cepat turun dari tempat tidurnya.
Semua terbahak menyaksikan adegan Natasya bego.
"Kalian?!" Natasya kaget saat mencoba melihat wajah satu persatu dari mereka
"Dasar kebo"
"Bolos ngampus lagi nih anak"
"Tukang tidur"
"Untung ga disiram air orang udah nunggu dari tadi juga"
Semua mengomeli Natasya setelah itu mereka langsung berpelukan ala teletabies.
"Aku kangen kaliannnnnnn" ucap Natasya melihat kejutan di pagi harinya
"Kita juga kangennnnnnnn" mereka membalas
Mereka adalah Kinta, Shiren, Fany, dan Miya. Semuanya berencana memberi Natasya surprise yang katanya udah tiga hari ini murung dirumah. Sejak kepergian Bryan tiga hari yang lalu Natasya hanya mengurung diri di kamar entah itu menangis atau memandangi foto-foto Bryan bahkan dia berani bolos kampus dalam tiga hari itu.
"So, sekarang kita semua udah ngumpul dan gue ga mau ada yang sedih-sedih" ucap Kinta
"Apalagi lo Sya, kita ga mau ya lo terus-terusan ngurung diri kaya gini" ucap Fany
"Kita tau kehilangan Bryan itu berat bahkan sangat berat buat lo, tapi kalau Bryan tau lo kaya gini pasti dia bakal kesel sama lo" ucap Shiren
"Jalanin hari-hari lo dengan bahagia kenang dia sebagai masa lalu yang bahagia, jadi kalau lo ingat dia pasti lo bahagia" sambung Miya
"Iyaya gue bakal coba, makasih kalian udah mau nyemangatin gue, gue bahagia punya kalian" Natasya tersenyum walau rasa kehilangan itu masih ada di benaknya, namun dia sadar dia harus ikhlas agar Bryan bisa bahagia juga disana, dia masih sayang lelaki itu bahkan untuk seterunya maka dari itu dia harus menjalani hidupnya dengan baik-baik saja.
***** Hening, sepi, hanya terdengar angin yang meniup dedaunan pohon, burung-burung yang berlalu lalang terbang kesana kemari, lelaki itu berjalan memasuki tempat yang terlihat berbagai gundukan tanah, dia berhenti di salah satu gundukan yang menampakkan nama Bryan Bramasta Aditama itu adalah makam Bryan. Lelaki itu jongkok memberikan satu tangkai mawar putih lalu memegangi nisannya, dia mengangkat kedua tangannya menandakan sedang berdoa setelah itu dia memandangi makam itu lagi.
"Lo udah pergi, gue ga nyangka bakal secepat ini, anak yang pertama kali jadi sahabat gue udah ga ada, lo yang bersedia jadi teman gue buat pertama kalinya, lo yang ngajarin gue naik sepeda, lo yang bersihin luka gue pas gue jatoh dan lo yang ngeluarin gue dari masa-masa terpuruk gue, walaupun kita sering berantem bahkan lo mulai cuek dari gue tapi gue tau lo bakal selalu jadi orang baik, bahkan pas SMA pun gue iri sama lo karena lo yang berhasil dapatin cewek terbaik yang pernah ada, lo bejat, lo nakal, gue terima kasih lo pernah mau jadi teman gue. Lo tenang disana Bryan" ucap lelaki itu sempat dia mengusap air matanya sedikit, entah kenapa air mata itu keluar begitu saja saat mengingat masa kecil mereka di panti asuhan bersama.
Lelaki itu Varo, walaupun kadang sering berantem tapi mereka berdua tau bahwa mereka pernah lebih dari sekedar teman biasa, mereka sahabat saat masa-masa kasih sayang orang tua mereka tidak ada saat itu, Varo bahkan sempat mengurus Bryan saat demam di panti asuhan karena mamanya keluar kota jadi Varo lah yang menemaninya.