"Eh gila! duh,,,,brantakan kan buku gue" omel Natasya refleks lalu memunguti buku-bukunya yang sudah tergeletak di lantai
"Njir apes banget sih gue" kata si cowo sembari berdiri tanpa berniat membantu mengumpulkan buku-buku Natasya yang jatuh
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari mulai sore, wanita yang berbalut selimut baru saja bangun dari tidurnya hari libur tampaknya membuat pekerjaannya tidak jauh dari tempat tidur. Dia meraih benda pipih yang berada di bawah bantalnya, banyak notifikasi yang masuk melalui handphonenya salah satunya adalah DM Instagram dari lelaki yang bernamakan Bryan. Pesan itu di kirim sejam yang lalu "Gue ada di rumah lo".
Mata Natasya langsung terbelalak melihat pesan itu, pesan itu di kirim sejam yang lalu berarti sekarang lelaki itu dimana?
Ia berjalan keluar dari kamarnya, sedikit berjalan mengamati sekitaran dan melihat seisi ruang tamu dari atas, lelaki itu tidak nampak di bawah, dirinya beralih melihat ke ruang tv dan di sana pun tidak ada seseorang saat berjalan melewati kamar Grey disana terdengar suara kakaknya yang sedang teriak-teriak tidak jelas, mungkin dia sedang bermain playstation. Karena penasaran dengan siapa Grey bermain Natasya langsung membuka pintu kamarnya lalu mendapati dua sosok yang sangat dia kenali Grey sedang bersama Bryan.
"Kak Bryan" ucap Natasya
"Eh Sya masuk" ajak Grey masih fokus dengan gamenya
"Kak Bryan kok disini? Trus kak Grey kok ga bangunin Natasya?" Natasya masih berdiri di depan pintu
"Gue tadi mau balik pas kakak lo bilang lo tidur tapi dia ngajak main PS dulu" jelas Bryan menyimpan stik PS nya lalu menghampiri Natasya
"Yaaaa,,,lagi seru nih Sya, tidur lagi sana" celetuk Grey
"Apaan sih kak, kak Bryan ayok" Natasya menarik lengan Bryan
Mereka sekarang berada di taman belakang rumah Natasya duduk di kursi yang berada di tengah taman yang tak cukup besar namun indah di pandang. Bryan memerhatikan Natasya dari kaki sampai kepala, lebih tepatnya melihat betapa menggemaskan wanita ini sekarang.
"Lo baru bangun aja cantik" ucap Bryan terdengar seperti gombalan namun tidak ada ekspresi yang terlihat menggombal
"Gombal"
"Serius juga"
"Itu muka kak Bryan kenapa?" tanya Natasya yang sedari tadi memerhatikan bekas luka yang berada di ujung bibir Bryan
"Gpp, ini luka kecil doang" jawab lelaki itu mengalihkan wajahnya dari pandngan Natasya
"Habis berantem, menang ga?"
"Menang?"
"Iya, kak Bryan menang ga pas berantem?"
"Kok nanya gitu?"
"Kalau kalah berarti bukan kak Bryan namanya"
Senyum Natasya langsung terukir di wajahnya yang baru bangun itu, Bryan yang sedari tadi bingung lalu ikut tersenyum karena perkataan Natasya barusan. Suasana tiba-tiba kembali hening entah kenapa jantung Natasya masih saja deg-degan bila dekat lelaki ini.
"Kak Bryan kenapa ga masuk kelas kemarin?" tanya Natasya
"Hmm kemarin lagi ga enak badan aja" jawabnya
"Bohong"
Raut wajah Bryan kembali bingung karena perkataan Natasya
"Kak Bryan kok jadi sering bohongin Natasya sih, katanya kemarin ga enak badan tapi gue liat kak Bryan keluar dari gedung tua gitu, ada apa kak?" jelas Natasya
Kali ini Bryan tidak dapat mencari alibi lagi, jujur saja membohongi Natasya adalah hal yang sangat dia benci tapi karena keadaan yang tidak harus wanita ini tahu membuat dirinya terpaksa berbohong.
"Maaf gue bohong, tapi gue blom bisa ngomong alasannya sekarang dan soal gedung tua itu gue harap lo ga pernah cari tau soal itu, please Natasya" ucap Bryan
"Kak Bryan nyembunyiin sesuatu?"
Bryan hanya menanggapi pertanyaan Natasya dengan tersenyum sembari mengelus rambut wanita itu pelan.
"Ga usah khawatir ya" ucap Bryan pelan
"Iya deh iya tapi,,, "
"Tapi apa?"
"Aku bingung deh, kenapa kak Bryan bisa tau rumah Natasya, atau kak Bryan udah ingat semua?"
"Hmmm ga ingat sih,,, tapi aku pernah ngikutin kamu pulang hehe"
"Orang ajak aja pulang bareng, ini malah jadi penguntit"
Guys disini mereka itu suka manggilnya 'aku, kamu' atau 'gue, lo' ya agak gesrek emang tapi dikit.
"Jadi mau di ajak pulang bareng nih, yaudah tiap hari aku jemput kamu trus kita pulang bareng deh" ucap Bryan
"Ga gitu juga"
"Tapi aku ga terima penolakan"
"Serah kak Bryan"
Suasana kembali hening dan membuat jantung Natasya kembali berdetak namun bahkan lebih kencang, Bryan menatapnya serius membawa helai poni rambutnya ke belakang lalu memegangi pipinya lembut, raut wajah gugup Natasya sungguh tak dapat di sembunyikan lagi wajah Bryan semakin mendekat bahkan nafas mereka dapat bertabrakan, lelaki itu memiringkan wajahnya lalu memajukan wajahnya lebih dekat, sedetik saat Natasya mulai menutup mata Bryan merubah posisi wajahnya beralih mengecup kening Natasya lembut, Natasya membuka matanya pelan melihat wajah Bryan tersenyum tulus ke arahnya, lelaki itu sungguh menyayanginya.