"Eh gila! duh,,,,brantakan kan buku gue" omel Natasya refleks lalu memunguti buku-bukunya yang sudah tergeletak di lantai
"Njir apes banget sih gue" kata si cowo sembari berdiri tanpa berniat membantu mengumpulkan buku-buku Natasya yang jatuh
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pria itu memegangi kepalanya yang tampak pusing, dia sekarang berada di toilet seluruh sekeliling terasa berputar. Ada sedikit bayangan yang teringat dia mencoba berusaha mengingat namun makin membuatnya merasakan sakit.
"Eh lo kenapa?" ucap seorang lelaki yang melihatnya
"Gue gpp cuman pusing dikit doang" ucapnya berusaha menyeimbangi tubuhnya yang ingin jatuh
"Lo senior yang waktu itu perkenalan di kelas hukum kan"
"Iya"
"Oh sorry kak, gue baru nyadar perlu gue bantu?"
"Lo jagain aja depan toilet jangan biarin orang masuk dulu"
"Oh iya kak"
Deren segera mungkin menjaga di depan toilet lalu Bryan sudah agak sedikit baikan walau kepalanya masih agak pusing. Bryan segera keluar menyusul Deren yang di yakininya masih ada di depan toilet.
"Udah baikan kak?" tanya Deren
"It's ok, lo anak hukum?"
"Iya kak"
"Nama lo?"
"Deren kak"
Natasya mencoba meraih buku yang ada di rak perpustakaan, jika saja disini tidak banyak manusia mungkin dirinya akan memanjat rak buku yang mengesalkan ini, entah tempat buku itu ketinggian atau memang tubuhnya yang pendek.
Bryan berjalan melewati koridor lalu memasuki ruangan besar yang bertuliskan perpustakaan itu, tatapan orang-orang khususnya kaum hawa yang berada di sana langsung beralih ke arahnya, bahkan penjaga perpustakaan yang terbilang dosen paling muda pun menoleh ke arahnya.
"Perlu bantuan?" ucap seorang cowok yang sudah berada di sebelah Natasya
"Ga usah gue bisa" ucap Natasya sedikit kesal belum melihat wajah pemilik suara itu, bukan kesal ke cowok itu melainkan karena buku yang ada di atas sana
"Ga usah sok tinggi, badan pendek gitu bangga"
Ucapan itu seketika mampu membuat Natasya menoleh ke arahnya
"Kak Bryan?" kaget Natasya
Bryan meraih buku yang ingin di ambil Natasya tadi dengan sigap, memberikan buku itu sembari menaikkan satu alisnya sombong, lalu meninggalkan Natasya yang hanya diam di tempat.
"Bengong aja terus dasar cewek aneh" sahutnya yang mampu menyadarkan Natasya
Natasya lalu duduk di sebelahnya dengan sedikit gugup sembari menggaruk telengkuknya yang tidak gatal.
"Makasih kak" ucap Natasya sembari tersenyum
"Iya. Btw gue berasa pernah ketemu lo deh kaya udah kenal lama gitu, tapi entah dimana mungkin feeling gue aja" ucap Bryan
"Ngaku sekarang ga ya" batin Natasya
"Hmm?"
"Gue,,,,," Natasya tampak ragu-ragu
"Ya?"
"Gue pacar kak Bryan"
Teruntuk pada saat ini jika bisa tubuh ini tembus tanah yang paling dalam atau penghilang ingatan untuk manusia mungkin kedua pilihan itu yang sangat di perlukan Natasya sekarang, sungguh sekarang dia tampak bodoh dengan ucapannya barusan entah bagaimana reaksi Bryan selanjutnya tapi yang terpenting dia harus cepat-cepat menghilang dari hadapan lelaki ini dulu.
Tatapan Bryan masih melihat Natasya tidak ada reaksi apapun dan wajahnya masih sama, tampan.
"Kak Bryan bisa kira gue ga waras, kak Bryan bisa ga percaya untuk sekarang tapi itulah sebenarnya kak dan gue ga mungkin bohongin kak Bryan gue juga ga bakal paksa kak Bryan ingat semuanya" jelas Natasya
"Natasya" sahut Bryan lembut yang melihat cewek itu menunduk
"Lo waras dan gue percaya" lanjutnya
"Hah?" Natasya menatap Bryan bingung
"Benar, gue belum ingat sepenuhnya tentang lo, tapi ada mama yang selalu cerita dan support aku buat ingat semuanya lagi termasuk lo, dan waktu kemarin gue nabrak lo itu yaaa sebelum itu gue sudah perhatiin lo dari pertama lo masuk sini" jelas Bryan
"Tapi,,, "
"Tapi dengan berjalannya waktu gue sadar tanpa gue ingat semuanya pun gue bakalan suka sama lo, senyum lo, cara makan lo, dan semua tentang lo bikin gue suka" lanjut Bryan