(45)

584 15 4
                                        

      "Guten Morgen"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Guten Morgen"

Sapaan hangat dari sang pagi untuk lelaki yang baru saja bangun dari tidurnya, beranjak dari tempat tidur lalu segera melakukan rutinitas paginya, siap-siap ke kampus.

Kaos putih berbalut jaket abu-abu serta jeans panjang putih dengan sepatu hitam terpampang gagah di badannya. Tak lupa rambutnya dengan di sisir sedikit ke atas melihatkan model ala-ala jaman sekarang, setelah memastikan telah rapi dia langsung beralih turun untuk sarapan.

"Selamat pagi mama" mengecup kening seorang wanita paruh baya dengan tulus

"Pagi anak ganteng mama" balasnya

"Wahh enak nih sarapannya"

"Habisin makanannya habis itu jangan lupa minum obat ya"

"Ma ga usah deh minun obat, aku udah baikan kok ma"

"Jangan mulai nakal ya, harus minum sayang nanti kepalanya sakit lagi"

"Iya Maaaa"

Setelah meminum tegukan akhir susu yang di minumnya segeralah lelaki itu pamit dengan menyium telapak tangan mamanya yang sedikit sudah tampak keriput itu.

"Bryan berangkat Ma" ucapnya

"Jangan ngebut" ucap mamanya yang tak lain adalah Sisil

Natasya tampak bahagia dengan menatap awan pagi yang tampak cerah. Dirinya sudah bersiap untuk berangkat ke kampus, dirinya sedang duduk di teras depan menunggu lelaki yang sebentar lagi akan menjemputnya.

Tidak lama melamun lelaki itupun tiba di halaman rumah Natasya.

"Pagi pacar" sapa Bryan

"Masih pagi, paan sih"

"Suka-suka aku dong"

"Ayok"

"Nih helmnya"

Natasya menerimanya sembari tersenyum, lalu segera naik ke atas motor.

*****
Kelas pertama telah selesai setelah memakan waktu sejam lebih, Bryan berjalan menuju toilet dengan sedikit memegangi kepalanya yang tampak pusing. Bryan berusaha memperbaiki penglihatannya yang sedikit kabur, pandangannya beralih pada kaca cermin yang berada di hadapannya, kepalanya makin terasa sangat pusing hingga hampir membuatnya terjatuh jika seseorang yang melihatnya tidak langsung menolongnya.

"Eh, Yan lo kenapa?" tanya seorang lelaki panik

"Kepala gue pusing banget" ucap Bryan

"Yaudah gue bawa lo ke UKS"

Lelaki itu segera membaringkan tubuh Bryan saat tiba di UKS.

"Tunggu gue panggilan Natasya" ucap lelaki itu

"Jangan" cegah Bryan

"Loh kenapa?"

"Dia pasti bakal khawatir, gue ga mau buat dia khawatir"

"Tapi setidaknya dia tau lo lagi sakit, supaya lo nyaman juga"

"Jangan, tolong lo jangan kasi tau siapa-siapa kalau gue sakit, terutama Natasya"

Lelaki itu mengangguk paham, dia lalu keluar saat Bryan menutup matanya istirahat agar kepalanya tidak terlalu terasa sakit.

Kelas berlalu begitu cepat hari ini, Natasya mulai tampak bingung tentang keberadaan Bryan yang entah menghilang kemana, dia tidak masuk dua kelas dan tidak ada di kantin saat jam istirahat, Natasya sesekali menanyai teman yang biasa bersamanya bermain basket, namun kata mereka Bryan tidak terlihat seharian ini.

Varo berjalan ke arah Natasya setelah melihatnya berkeliling koridor beberapa saat.

"Natasya" sapanya

"Kak Varo, hay kak"

"Nyari Bryan?" tanya varo memastikan

"Iya kak, kak Varo ada liat kak Bryan?"

"Tadi sih gue ketemu di toilet, habis itu gue ga ada liat dia lagi"

"Oh gitu ya kak, makasih kak Natasya balik duluan"

"Gue antar lo" ajak Varo ragu-ragu

"Ga usah kak aku balik naik taxi kok" jawab Natasya

Bukannya tidak mau di antar, Natasya hanya berfikir, dirinya berangkat dengan Bryan dan pulang bareng Varo apa-apaan.

"Gue nanti bilang sama Bryan, ya?" Varo masih membujuk

"Hmm yaudah kak, ayok"

Saat Bryan di toilet tadi Varo lah yang membantunya keruang UKS, Bryan juga mengatakan bahwa tolong untuk mengantar Natasya pulang karena kepalanya masih tampak pusing, Varo mengangguk iya. Bryan tau Varo menyukai Natasya, itu terlihat saat Varo sering memperhatikan Natasya, Bryan tidak ingin memberikan Natasya ke Varo hanya saja Bryan percaya Varo dapat menjaga Natasya.

Hari sudah semakin sore Bryan melihat ke jendela UKS, kampus tentu saja masih berpenghuni saat malam pun begitu karena masih ada mahasiswa yang mengambil kelas malam, Bryan masih sedikit pusing dan ragu-ragu akan pulang mengendarai motor sendirian.

Seseorang baru saja masuk ke dalam UKS lalu menghampiri Bryan.

"Natasya udah pulang" ucap Varo ke Bryan

"Dia ada nanya-nanya tentang gue ga?" tanya Bryan

"Ga ada"

"Oh ok, makasih lo udah nganter dia"

"Gue nganter dia bukan demi lo, itu karena gue care sama dia, dia teman gue" jelas Varo Bryan membalasnya tersenyum mengerti

"Gue bisa minta tolong lagi ga?" tanya Bryan

"Apa"

"Gue kayaknya ga bisa bawa motor"

Varo melihat Bryan sejenak, tentu saja Bryan tidak ingat tentang dirinya. Varo memang kesal dengan orang ini karena sudah membuat Natasya menangis berkali-kali tapi percayalah dirinya tidak mungkin membiarkan orang sakit mengendarai motor sendirian.




Be Alright(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang