(34)

567 13 0
                                    

   Pukul 05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Pukul 05.00 alarm tiba-tiba mengganggu tidur lelapnya, Natasya bangun segera melakukan rutinitas paginya. Mandi, sholat, sarapan, lalu ke sekolah.

   Ini adalah hari yang di tunggu-tunggu ujian akhir sekolah semua telah bersiap begitu pula Natasya, kali ini ia harus fokus mendapatkan nilai terbaik agar bisa lolos masuk UI tapi perasaannya masih berkata lain dia tidak bisa bohong kalau benar fokusnya terbagi dengan orang yang masih bernamakan rindu itu, siapa lagi kalau bukan Bryan Bramasta sosok laki-laki yang terus menghantuinya sejak kepergiannya ini sudah hampir setahun.

   Tapi itu tidak cukup mengganggu dirinya untuk belajar agar ujiannya mendapatkan nilai terbaik, Natasya sudah cukup profesional jika menyangkut pelajaran, semua hal diluar itu harus dia buang jauh-jauh demi kertas keramat yang harus ia kerjakan demi nilainya nanti.

   Natasya masih terus melamun tidak menghiraukan ataupun bergabung dengan teman-temannya yang sedang asyik mengobrol sedari tadi, entah itu tentang liburan setelah ujian, acara perpisahan mereka, ataupun acara promnight seangkatannya yang akan di adakan setelah kelulusan mereka nanti. Sekarang hayalannya berupa banyak kalimat tanya dan itu masih tentang Bryan, beberapa minggu lagi Bryan akan pulang kan seperti janjinya? apa Bryan sudah menyiapkan pertemuan mereka nanti? apa Bryan masih ingat? batin Natasya.

   Pertanyaan terakhir sungguh membuat Natasya langsung sadar dari lamunannya, apa dia gila tentu saja Bryan masih ingat dengan janjinya yang akan pulang saat kelulusannya, Bryan saja tidak pernah lupa untuk mengabarinya, pesan yang mungkin setiap menit yang ia kirimkan bahkan dirinya saja bosan jika pertanyaan yang dikirim lelaki itu terus sama setiap harinya, Kamu lagi apa Sya? Bagaimana kabar kamu? makan dulu kalau blom makan? tidur woy jangan begadang, awas aja ga mimpiin aku, pesan Bryan. Tapi itu tidak mengurangi rasa sayang Natasya kepada pria itu.

   Makin lama ia dalam lamunannya akhirnya dapat tersadar saat bel masuk berbunyi, dan mereka semua sudah siap untuk perang hari pertama, ujian akhir sekolah!.

   Tidak ada satupun rencana untuk menyontek yang akan berhasil hari ini karena ibu Madya yang akan mengawasi kelas Natasya di hari pertama ujian.

"Kenapa harus guru ini tuhan"

"Kenapa ibu Madya"

"yaaa kaga bisa nyontek njir!"

"Mati gue"

Semua mengoceh saat ibu Madya sudah berdiri di depan kelas, dan sudah kegiatan wajib mereka harus mengangkat kedua tangan mereka ke atas sembari ibu Madya memeriksa mereka.

"Kalau sampe ibu dapat kalian menyontek pada ujian ini, ibu akan pastikan kalian tidak akan keluar sekolah menjadi alumni melainkan kalian akan di tinggal kelaskan, mengerti kalian!" jelas Madya

"Mengerti ibuuuu" sontak seluruh kelas

   Kertas putih lalu di bagikan Madya yang sering di sebut-sebut dengan kertas keramat apalagi sekarang, mata pelajaran ujian pertama adalah matematika, sungguh ini pagi yang menegangkan.

"Akhhh Matematika njay" ucap salah satu dari mereka cukup keras

"Siapa itu!" sambar Madya

   Semua terdiam bukan karena mereka tidak tahu pemilik suara itu siapa tapi mereka hanya melindungi teman kegoblokan mereka itu, sudah tahu sekarang pelajaran keramat dan gurunya pun keramat masih aja banyak cincong.

"Silahkan kalian mulai mengerjakan" ucap Madya

Untung saja gurunya itu tidak membesar-besarkan permasalahan suara tadi jadi anak itu dapat selamat kali ini.

  Semua dengan gesit menjawab soalnya, mereka harus benar-benar fokus ini bukan ulangan biasanya, kalau ingin mendapat universitas bagus nilainya juga harus bagus.

  Sekolah lah layaknya bekerja, bermain itu bisa tapi lengkapi dengan bersungguh-sungguh, bercanda bisa tapi keseriusan juga penting sama halnya hubungan kalau tidak sanggup dengannya jangan memberikan harapan karena hubungan itu bersungguh-sungguh dan keseriusan. _S  (Nah kan baper sendiri).

  Tak terasa ujian sudah memakan 90 menit, satu soal telah selesai semua murid segera mengumpulkan ulangan mereka kedepan, rasanya satu ulangan saja sudah ingin merobek otak mereka bukan karena memikirkan ulangannya tapi susahnya untuk mengalihkan pandangan ibu Madya supaya memberi sedikit cela mereka agar bisa menyontek tapi usaha itu sia-sia karena jika mereka didapat menyontek matilah mereka.

"Sumpah ibu tegang amat dah kalo ngawas" celetuk Kinta setelah Madya memberi salam lalu keluar kelas

"Iya padahal cuman ujian tapi kayak ngawasin komplotan jambret yang lagi di penjara" sambung Fany

"Makanya belajar supaya ga ngeharap nyontek" ucap Miya

"Gue laper nih kantin yuk" sambar Natasya

"Iya ayuk" ucap mereka

Mereka segera menuju ke kantin tanpa membahas guru keramat itu, tapi setelah berjalan menuju kantin tiba-tiba ada dua orang cowok yang menghampiri mereka, Reza dan Aditia.

   Mereka memang sering kesini walaupun mereka telah lulus, tapi karena pelatih basket mereka menyuruhnya agar dapat melatih adik-adik kelas mereka jika pelatihnya itu berhalangan, jadi mau tidak mau mereka harus menerima toh mereka juga suka kesini terutama Reza yang bisa tetap bertemu Miya dan Bryan? ia masih sibuk dengan kuliahnya.

  Seperti suasana waktu mereka masih sekolah disini, masih banyak penggemar yang selalu mengganggu mereka, tapi kehadiran Bryan mungkin bisa lebih menghebohkan mereka apalagi sekarang ada anak kelas X yang baru masuk.

"Hey" sapa Reza

"Hey kak Reza kak Aditia" jawab mereka berlima

"Mau kekantin?" tanya Aditia

"Iya kak"

"Natasya boleh gue ngomong" ucap Aditia lalu di balas anggukan oleh dirinya

"Yaudah Reza lo duluan ke kantin sama mereka" lanjut Aditia

  Mereka lalu menuruti perkataan Aditia lalu Aditia dan Natasya ke taman belakang, muka Aditia tampak serius apalagi Natasya tau bahwa Aditia tidak pernah banyak ngomong, ia hanya mengikutinya hingga sampailah di taman, tidak banyak orang disana hingga mereka mampu berbicara tanpa terganggu.

"Mau ngomong apa kak?" tanya Natasya membuka percakapan setelah keduanya duduk di salah satu kursi panjang

"Tentang Bryan" ucap Aditia

"Kenapa kak Bryan?"

"Lo masih sering kan komunikasi sama dia"

"Iya masih"

"Gue di kabarin tadi pagi sama dia dan gue di suruh ngasih lo surat ini"

Aditia memberi surat yang berbungkus amplop berwarna pink itu, dan langsung di terima oleh Natasya.

"Apa ini kak?"

"Gue belum baca yang pastinya dia ngirim surat itu kerumah gue dan disitu tertulis untuk Natasya"

"Oh iya kak makasih"

Tanpa berbasa basi lagi dan Natasya tidak akan bertanya lagi kepada satu manusia yang menurutnya sangat tegang ini, mereka langsung menuju kantin dan di sana sudah ada Reza dan teman-teman Natasya.

Surat apa ya? batin Natasya yang kembali melamun seperti di kelas tadi di tambah lagi Bryan juga belum ada mengabarinya hari ini, dan Aditia tadi bilang bahwa Bryan menghubunginya tadi pagi lalu kenapa lelaki itu tidak menghubunginya juga? biasanya juga sudah ada pesan masuk sekarang dan biasanya Bryan selalu menghubunginya setiap pagi, ada apa sama lo kak? batin Natasya.

Voment,,,,,,,,,

  

Be Alright(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang