[#4]

884 85 9
                                    

"Adriyan!!!" teriak Ayana heboh.

"Jangan teriak - teriak juga kali," omel Adriyan.

"Habisnya kangen, hahaha," ucap Ayana.

"Bisa ae lo maemunah, btw congratulation ya, cieee dapet juara satu Olimpiade Sains Internasional, gue kalah dari lo gila, baru sampe tingkat provinsi aja udah kesingkir gw mah," ucap Adriyan.

"Makasih Kak Iyann. Jangan patah semangat dong!! Ayo berusaha lagi bair bisa sampe tingkat internasional," ucap Ayana memberi semangat.

"Iya iya. Eh, karena lo dapet juara satu, gue tlaktir novel deh, sekalian gue mau beli buku pendamping UN, gramedia yuk," ajak Adriyan.

"Yeayyy!!! Ayok ayok!!" teriak Ayana kegirangan.

Bruk!!!

"Sialan, pake acara mimpi itu segala," umpat Adriyan saat ia terjatuh dari sofa.

       Dia adalah anak dari Juan Candra Dirgantara, pemilik SMA Garuda Nusantara. Nama Panjangnya Adriyan Haikal Dirgantara, species cogan bersifat dingin satu - satunya di SMA Garuda Nusantara, cowok yang menghuni kelas 12 MIPA 2 ini tak pernah terlihat dekat dengan perempuan manapun, karena setiap perempuan yang mendekatinya pasti akan mundur perlahan ketika mendengar ucapan pedas Adriyan. Dan Adriyan hanya berteman dengan Raka dan Zidan, dua laki - laki yang selama tiga tahun ini selalu sekelas dengannya, mengandalka  kuasa Ayahnya tentunya.

       Adriyan juga salah satu orang di masa lalu Ayana, tepatnya saat Ayana belum amnesia karena kecelakaan yang juga merenggut nyawa Kirana —bunda Ayana.

"Jangan sampe Ayana inget gue, karena bisa jadi dia malah jadi benci sama gue, kenapa musti dia pindah ke Bandung sih? Kenapa satu sekolah sama gue juga? Pasti ulah bokap nih. Eh, tapi tadi waktu ketemu di lapangan dia kaya ga kenal gue sih. Oke gw ga usah khawatir, " ucap Adriyan pada dirinya sendiri. Lalu ia beranjak pergi ke kamar untuk melanjutkan tidurnya di hari Minggu pagi ini.

                                 ~~~

        Hari ini Ara mengajak paksa Ayana ke Salon untuk merawat diri, dengan ogah - ogahan Ayana pum menuruti, karena ia sendiri pun kegabutan di rumah, Ayahnya tengah berada di Batam saat ini.

"Gila, ini antrian nya panjang banget, ke cafe sebelah dulu yuk, gue juga mau cerita nih," ajak Ayana. Ara langsung bersemangat, jarang sekali Ayana mau terbuka kepadanya.

"Yaudah katanya mau cerita?" ucap Ara sesudah keduanya memesan minuman dan kentang goreng.

"Inget ga Senin kemarin waktu sebelum upacara sertijab gw ke izin ke toilet dulu?" tanya Ayana. Dengan cepat Ara mengangguk.

"Jadi waktu balik ke lapangan gue tu di tabrak sama cowok sampe jatuh. Mana gue ga di bantuin bangun lagi. Kesel gue, eh tapi dia ganteng banget hehe," cerita Ayana.

"Idihhh ga tanggung jawab banget, kalo gue jadi lo udah gw teriakin terus gue tonjok itu orang, " ucap Ara lalu mereka berdua tertawa.

"Eh eh eh, baru pertamakali ini lo bilang cowok genteng, kemarin aja gw liatin fotonya Manu Rios lo bilang biasa aja. Siapa sih?" ucap Ara lagi.

"Ya kalo gw tau udah gue samperin kelasnya kali Ra," ucap Ayana.

"Lo ga liat nama di name tag nya gitu?" tanya Ara kepo.

"Gue cuma liat nama tengahnya doang, kaya nama bokap gw soalnya, Haikal," ucap Ayana.

"Hm.. Haikal?" Ara mengerutkan dahinya tanda ia sedang berfikir.

ADRIYAN AYANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang