Sudah satu minggu ini Ayana berada di rumah sakit, seminggu yang lalu Ayana sukses membuat semua orang geger ketika mendengar vonis dari dokter Rey, dokter kepercayaan keluarga Haikal dan Candra itu mengatakan bahwa selama ini Ayana menderita Anemia yang kini semakin parah.
Pertamakali Ayana di vonis anemia adalah ketika ia kelas 9, saat ia dianiaya oleh temannya, ia di pukuli lalu di dorong hingga mengenai kaca, alhasil dirinya kehilangan banyak darah saat itu. Untung saja orang suruhan Ayahnya Ayana sudah sampai dan Ayana langsung di bawa kerumah sakit.
Dokter Rey tidak memberitahu Haikal karena Ayana yang memintanya. Sebenarnya saat pingsan di rumah Adriyan, dokter Rey hendak memberitahukan hal ini kepada Oliv, hanya saja ia rasa, ia perlu memberitahukannya kepada Haikal terlebih dahulu selaku Ayah dari pasien.
Dan kemarin sewaktu Ayana sudah dibawa 'kabur' oleh Adriyan, Zidan langsung pergi ke ruang OSIS hendak mengambil tas Ayana lalu menyusul ke rumah sakit. Keylan bertanya kenapa Zidan gelisah begitu, dan Zidan langsung menceritakan yang terjadi kepada Keylan, lalu setlahnya mereka berdua langsung 'meluncur' ke rumah sakit. Sebelumnya Keylan menelfon Adriyan, dan ia mengumpat saat tau Adriyan belum mengabari siapapun tentang kejadian ini termasuk Haikal
"Gimana keadaan Ayana Om?" tanya Adriyan basa basi, karena sebenarnya ia tau kalau kondisi Ayana belum membaik.
"Kamu liat sendiri kan?" balas Haikal, melihat anaknya terbaring lemah di brankar rumah sakit membuat semangat hidupnya meredup.
"Om pulang dulu aja, istirahat sama makan Om, biar aku yang gantian jaga Ayana. Om kan juga butuh istirahat," saran Adriyan.
"Yaudah om mau pulang dulu ya, mau makan sama nge-cek pekerjaan kantor bentar," pamit Haikal sambil berdiri dari kursi yang terletak di sebelah brankar tempat Ayana terbaring.
"Oh iya, ini tas sama handphone Ayana Om," Adriyan memberikan tas Ayana yang baru ia ingat untuk dikembalikan. Haikal menerimanya lalu pergi setelah mengucapkan terimakasih.
Saat berjalan menuju parkiran,
Haikal mendengar dering telfon, ternyata bukan handphone nya, melainkan hp nya Ayana."Mba Vani? Siapa ya? Yaudah lah angkat aja." batin Haikal bingung.
"Assalamualaikum, Ayana, ini Fauzan sama Fauzian kangen tau, nangis - nangis minta ketemu sama kamu, ke sini napa dah," ucap seorang perempuan di sebrang sana.
"Waalaikumsalam, maaf ini siapa ya?" tanya Haikal bingung.
"Loh kok cowok? Ini bener nomo nya Ayana kan?" kaget perempuan itu.
"Iya, ini nomornya Ayana, saya Ayahnya, kebetulan Ayana sedang di rawat rumah sakit, sudah seminggu dia belum sadar," jelas Haikal
"Innalillahi wa innailaihi ra'jun, afwan pak, saya tidak tau, oh iya, saya Vani pak, salah satu pengurus panti asuhan Bintang Senja," ucap perempuan itu memperkenalkan diri.
"Oh iya Bu, emang ada urusan apa Ayana sama panti asuhan Bintang Senja?" tanya Haikal penasaran
"Oh iya, bapak tidak tau ya? Ayana itu salah satu orang yang sering memberi donasi di panti asuhan Bintang Senja. Baik itu uang, buku, baju, mainan atau yg lainnya. Ayana sering sekali pergi ke panti asuhan, dan Fauzan sama Fauzian itu anak kembar penghuni panti asuhan Bintang Senja, mereka sangat dekat," jelas Vani.
"Saya tau ini rahasia Ayana, tapi menurut saya tak ada salahnya Bapak mengerti sifat Ayana yang sesungguhnya, betapa baiknya anak bapak, dan saya rasa bapak harus banyak - banyak bersyukur memiliki putri berhati mulia seperti Ayana. Jangan lupa beri kasih sayang kepada Ayana pak, karena sungguh, materi saja tak menjamin kebahagiaan seseorang. Ayana sering bercerita kalau ia kesepian, jadi saya mohon kepada Bapak untuk sedikit meluangkan waktu untuk sekedar berlibur bersama Ayana. Maaf pak saya ada urusan lain, saya pamit, Assalamualaikum," lanjutnya lalu mengakhiri perbincangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRIYAN AYANA (END)
Teen FictionSetelah 3 tahun berpisah, akhirnya Bandung kembali mempertemukan Adriyan dan Ayana. Dua insan yang dulunya sangat dekat namun tiba - tiba berjarak. Adriyan pergi, tak sanggup bila melihat orang yang dicintainya bersedih sebab kehilangan Bundanya. A...