[#33]

416 42 16
                                    

       3 hari berlalu, kemarin Ayana telah diizinkan pulang, namun entah kenapa ia selalu menghindar dari orang - orang di sekitarnya, bahkan kemarin saat anggota Coffee Latte ingin menjenguknya, Ayana tidak mau menemui mereka dengan dalih ingin beristirahat dulu.

"Eh Ay? Udah berangkat? Emang udah sepenuhnya pulih?" tanya Ara saat Ayana masuk ke kelas.

Ayana mengangguk, "Udah kok, tenang aja," ucapnya.

"Lo kemarin kenapa ga mau kita jenguk?" tanya Ara.

"Gue lagi pengen sendiri aja," jawab Ayana yang kini tengah sibuk mengeluarkan buku pelajaran dari tasnya.

"Lo berantem sama Adriyan?" tanya Ara membuat Ayana dengan cepat menolehkan kepalanya lalu menatap Ara.

"Adriyan curhat ke kalian?" tanya Ayana.

"Engga sih, tapi dengan lo ngomong gitu berarti kalian beneran lagi berantem," jawab Ara sambil tersenyum licik.

"Shit, bisa - bisanya masuk perangkap dia," batin Ayana merutuki dirinya sendiri.

"Kalian kenapa sih? Sini cerita, apa gunanya gue sebagai sahabat lo coba kalo lo nya gini," pinta Ara, Ayana mengangguk pasrah.

"Jadi waktu gue dianterin pulang sama Adriyan, kita berantem masalah status, disitu gue minta kejelasan status sama Adriyan, you know lah digantungin itu ga enak," ucap Ayana, Ara mengangguk menyetujui.

"Terus - terus, Adriyan nya gimana?" tanya Ara penasaran.

"Dia marah, dan bilang status buat apa? Ga penting. Disitu gue keluarin semua uneg - uneg gue, gimana waktu gue dikatain genit sama cewek - cewek SMA Garuda Nusantara, gimana gue yang pengen marah pas dia deket sama cewek lain tapi ga bisa  soalnya kita bukan siapa - siapa. Ngeselinnya lagi giliran gue rada deket sama Arvin, eh Adriyan malah mukulin dia, padahal Arvin ga salah apa - apa, lagian kita cuma ngobrol doang," lanjut Ayana.

"Adriyan mukulin Arvin?!?" tanya Ara kaget.

"Iya, cuma karena akhir - akhir ini gue sama Arvin sering ngobrol bareng sampe ketawa lepas, gimana gue ga ketawa coba, lo sendiri tau kan kalo Arvin tu lawak banget," ucap Ayana kesal, Ara mengangguk menyetujui.

"Terus - terus ada kelanjutannya ga?" tanya Ara.

"Pas gue pingsan, Adriyan jengukin gue ke rumah sakit, di sana dia ngajak gue tunangan. Lo bayangin deh, diajakin tunangan sama cowok yang beberapa jam lalu bilang kalo status itu ga penting, ya gue takut dia cuma main - main doang lah," ucap Ayana.

"What?! Tunangan?!" teriak Ara kagen, Ayana mengangguk mengiyakan.

"Gila tuh Adriyan, eh tapi ga mau di fikir - fikir dulu Ay? Mungkin waktu lo ngambek Adriyan merenung terus jadi sadar kalo status itu penting, makanya dia langsung ngajak lo tunangan," nasihat Ara.

"Kalaupun Adriyan bener - bener tulus, gue tetep ga bisa nerima ajakan dia buat tunangan Ra," lirih Ayana sambil tersenyum dan memandang ke atas menahan air matanya, namun Ara tak menyadari gelagat Ayana yang satu itu.

"Loh kenapa?" tanya Ara heran.

"Untuk saat ini gur belum bisa cerita, tapi beberapa saat nanti lo pasti akan tau sendiri kok," ucap Ayana lalu sedetik kemudian Bu Rose datang untuk memulai pelajaran.

                                ~~~

"Eh?! David dipenjara?" tanya Raka yang baru melihat berita dari SMA sebelah, saat ini ia, Zidan dan Adriyan tengah berada di belakang kelas mereka yang memang biasa mereka gunakan untuk nongkrong bertiga saat istirahat tiba.

ADRIYAN AYANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang