Sepulang sekolah Ayana tak langsung ke rumah, ia pergi ke rumah Ara untuk mengerjakan tugas kelompok, ya walaupun hari - hari biasa Ayana memang tak langsung pulang ke rumah, tapi pergi ke cafe tempatnya berkerja.
Ya! Walaupun Ayahnya memiliki segudang harta, tapi di usia 16 tahun, Ayana memilih bekerja di cafe, dan tak ada seorangpun yang mengetahui fakta tersebut, ia menggunakan uang hasil kerjanya itu untuk jajan sehari - hari, sedangkan uang jajan dari Ayahnya ia tabung dan sebagian ia sedekahkan.
"Bunda ini Ayana sama kak Iyan lagi ke toko buku, terus pas pulangnya mobilnya mogok, ini lagi di depan SD Tunas Bangsa bunda, jemput Ayana dong bun." ucap Ayana pada seseorang yang ia telfon.
"Waduh, gimana sayang, Bunda lagi ada kerjaan ni, pesen go-car aja ya? Nanti mobilnya biar Bunda suruh orang buat di derek ke bengkel?" ucap Kirana.
"Ayolah Bunda, selama beberapa bulan SMP, Bunda belum pernah jemput Ayana, Ayana pulangnya bareng kak Iyan mulu" rengek ayana.
"Oke. tunggu bunda ya.." jawab Kirana.
"Makasih bunda." ucap Ayana girang.
Setelah menjemput Adriyam Dan Ayana, juga sudah memanggil montir untuk membetulkan mobil, mereka pun pulang, namun saat diperjalanan hendak ke rumah tiba - tiba__
Bruakkkkkk
Mobil Kirana dihantam truk yg lepas kendali dan ketiga orang dimobil itu pingsan. Iyan hanya luka ringan, Kirana meninggal seminggu setelah kecelakaan, sedangkan Ayana koma selama satu bulan.
Bertepatan dengan suara truk menghantam mobil di mimpi Ayana tadi, Ayana terbangun dari tidurnya karena terjatuh dari sofa di ruang tamu Ara, saat dia bangun tidak ada siapa - siapa, mungkin Ara sedang mandi, akhirnya Ayana memilih pergi dengan meninggalkan tulisan di kertas berisi permintaan maafnya karena pulang tanpa pamit secara langsung.
Setelah kabur dari rumah Ara, Ayana memutuskan pulang, setelah sampai di halte, ia baru sadar kalau ia tak membawa dompet, akhirnya ia menelfon Ayahnya, tetapi tidak ada jawaban.
"Serem banget, Andai aja bunda masih hidup, pasti Ayana ga akan kesepian kaya gini. Tapi yaudahlah, eh tapi kak Iyan kak Iyan di mimpiku itu dimana ya sekarang?" Batin Ayana,
Tiba - tiba rintik hujan turun bersamaan dengan angin yang berhembus kencang.
"Asikk hujan nihh, bisa ngojek payung dong, uangnya buat ongkos pulang, untung gw bawa payung," pikir a
Ayana.Ayana memang begitu, ia selalu membawa payung kemana-mana, di beberapa kesempatan saat ia benar - benar membutuhkan, ia akan menggunakan payung itu untuk jasa Ojek payung.
Padahal ia anak pengusaha terkenal, tetapi ia begitu mandiri, lebih tepatnya setelah kecelakaan yg menewaskan Bundanya. Ia berfikir kalau Bundanya meninggal karena kemanjaannya, ia ingin berubah, namun karena masih ada Ayahnya, dulunya ia tetap manja. Puncaknya saat Ayahnya kecelakaan waktu ia kelas 9 karena ulah teman - temannya nya dulu, ia jadi benar - benar menganggap kalau kemanjaanya itu lah yang hampir kembali merenggut nyawa orang yg dia sayang, akhirnya ia menjadi seseorang yg mandiri.
Padahal Ayana di beri unag jajan 50 juta per bulan, tapi uangnya itu ia tabung, namun di ATM yang berbeda agar tidak diketahui Ayahnya.
"Eh Adriyan," ucap Ayana pada Adriyan yang baru saja tiba di halte.
Adriyan hanya melirik Ayana, pada saat itu Ayana bisa menangkap ekspresi khawatir di wajah Adriyan.
"Adriyan habis dari mana? Kok jalan kaki?" tanya Ayana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRIYAN AYANA (END)
Teen FictionSetelah 3 tahun berpisah, akhirnya Bandung kembali mempertemukan Adriyan dan Ayana. Dua insan yang dulunya sangat dekat namun tiba - tiba berjarak. Adriyan pergi, tak sanggup bila melihat orang yang dicintainya bersedih sebab kehilangan Bundanya. A...