[#25]

435 57 1
                                    

"Mau ke mana Ay?" tanya Adriyan ketika mendapati Ayana yang tengah bersiap unrtuk pergi, sudah seminggu ini Ayana tinggal di rumahnya.

"Gue mau nonton sama Anggoro," ucap Ayana.

       Seminggu ini Ayana memang semakin dekat dengan Anggoro. Sampai - sampai  Oliv juga sudah kenal dekat dengan Anggoro karena ia memang sering mengajak Ayana keluar.

       Jadi, Anggoro adalah teman Ayana saat ia SMP di Bandung, dia itu orang yang sudah mebuka mata hati Ayana kalau Jesica dan kawan - kawan itu cuma memanfaatkan Ayana, awalnya Ayana tak menghiraukannya. Namun setelah kejadian ia di jebak oleh Jesica di Club malam, ia jadi sadar, alhasil ia jadi merasa bersalah kepada Anggoro karena sempat tak mempercayai ucapannya dan menganggap Anggoro itu gila.

Ia sempat tak berangkat sekolah sekitar 1 bulan karena ulah Jesica, namun teman - temannya tak ada yang tau, hanya pihak sekolah saja yang tau. Setelah berangkat sekolah, Ayana tak mendapati Anggoro di kelasnya, rupanya ia pindah ke luar negri. Ia galau berhari - hari sebab belum sempat mengucapkan kata perpisahan kepada Anggoro.

"Yang lain ngajakin jalan tuh, udah di ruang tamu semua," ucap Adriyan.

"Yah dadakan amat? Gue kan udah janji sama Anggoro, gue ikutnya besok - besok aja ya? Bye!" ucap Ayana meninggalkan Adriyan.

"Eh Ay, jalan kuy!! Coffee Latte udah lama ga nonton bareng nih" ajak Ara saat mendapati Ayana turun dari tangga.

"Yah sorry nih guysss, gue udah ada janji sama Anggoro, gue ikutnya lain kali aja ya? Gur pergi dulu, bye!!" ucap Ayana lalu pergi tanpa menunggu balasan dari yang lain.

"Yan, kayanya kegantengan lo luntur dah. Liat noh, biasanya Ayana kalo diajak jalan terus ada lo nya pasti semangat, lah ini? Di tolak mentah - mentah cuy sama Ayana," ucap Keylan yang baru saja datang. Adriyan hanya mengendikkan bahunya, meskipun terlihat cuek, sebenernya Adriyan juga tak suka Ayana bersikap seperti itu.

"Kenapa saat kita mulai kembali lagi seperti dulu, lo malah menjauh dari gw ay? Apa bener kata banyak orang kalo lo ngejar2 gw cuma buat naklukin gw habis itu lo pergi gitu aja?" batin Adriyan bingung, lalu ia melangkah pergi meninggalkan teman2 nya di ruang tamu menuju kamarnya yg sekarang ini di tempati Ayana.
                 
"Hmm ini tempat dimana hubungan Ayana sama gue mulai membaik. Kamar, gur boleh minta tolong ga? Perbaikin lagi dong hubungan gue sama Ayana. Tanyain juga ke dia, kenapa berubah?" batin Adriyan sambil berbaring. Ia teringat tempo hari ketika dia menyisiri rambut Ayana saat Ayana pingsan di kamarnya. Lalu beberapa detik kemudian dia sudah masuk di alam mimpi.

~~~


"Ayana?" batin Adriyan ketika melihat sosok perempuan tengah berjalan kaki sendirian.

       Ia baru saja pulang dari supermarket untuk membeli camilan karena teman - temannya akan menginap di rumahnya. Tapi itu hanya alasan Adriyan, sebenarnya ia khawatir dengan Ayana karena malam sudah menunjukkan pukul 22.00 tapi Ayana tak kunjung pulang. Dan sekarang ia melihat Ayana tengah berjalan kaki sendirian tanpa ada Anggoro di sampingnya membuat emosinya memuncak.

"Naik!!" ucap Adriyan tegas sedetik setelah ia memberhentikan montor sport nya tepat di samping Ayana.

"Adriyan?" ucap Ayana kaget.

"Gw bilang naik ya naik!!" ucap Adriyan tak bisa mengendalikan emosinya. Ayana yang takut menuruti saja perinta Adriyan.

Adriyan dan Ayana sampai di rumah, setelah Ayana turun, Adriyan langsung menarik ayana kasar,

"Adriyan lepas ini sakit," ringis Ayana, ruang tamu yang tadinya berisik karena ulah Wawan dan kawan - kawan pun, seketika hening melihat kedatangan Adriyan yang menyeret Ayana.

ADRIYAN AYANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang