[#31]

478 48 13
                                    

"Ayana?" panggil seseorang sambil menepuk bahu Ayana dari belakang, spontan Ayana yang tengah berjalan di pinggir jalan raya pun berbalik melihat siapa yang memanggilnya itu.

"Aaaaa! Penculik!!" teriak Ayana setelah melihat seseorang yang wajahnya dipenuhi oleh cat hitam dan sedikit hijau tua.

"Sttt, ini saya Gilang, Abang sepupu kamu," ucap Gilang mencoba menghentikan teriakan Ayana.

"Ga percaya! Kak Gilang itu Ganteng! Ga kaya kamu!!" kilah Ayana.

         Kemudian Ayana mendengar suara banyak orang tertawa, spontan ia menoleh ke arah sumber suara itu, mereka tengah berdiri di samping truk dinas TNI. Orang - orang itu 'berwajah' sama seperti orang di depannya ini. Disitu Ayana juga baru sadar kalau mereka menggunakan PDL TNI AD.

"Sekarang udah ganteng?" tanta Gilang setelah menghapus cat samaran TNI di wajah nya menggunakan tisu basah, Ayana yang tadi fokus dengan orang - orang yang berada di samping mobil tempur pun kaget, ternyata orang itu benar - benr Gilang!

"Loh kak Gilang sejak kapan di sini? Penculik tadi mana?" ucap Ayana 'sok' polos, sambil clingak - clinguk berlagak mencari 'penculik' tadi.

        Gilang menggeleng - gelengkan kepalanya heran, sedangkan teman - teman yang lainnya tambah tertawa terbahak bahak. Ayana hanya menyengir.

"Kamu ngapain di sini? Ini jauh loh dari rumahmu, mana udah sore lagi," tanya Gilang lembut sambil tersenyum, nah ini yang Ayana suka dari Abangnya iniii

"Kak Gilang ngapain di sini? Mana pake coret - coret muka gitu," Ayana malah balik bertanya.

"Habis latihan, belum sempet bersihin tadi, kamu itu ditanya malah balik nanya," ucap Gilang sedikit gemas.

"Hehe, aku kabur terus kesasar. Tadi habis berantem sama pacar. Eh bentar, Bukan pacar deng, kita kan cuma teman," jawab Ayana malah curhat.

"Adriyan?" tanya Gilang singkat, Gilang tau kalau Adriyan dan Ayana terjebak friendzone karena saat ia berkunjung ke rumah Ayana, mereka sempat melakukan sesi curhat.

"Loh kok tau?" tanya Ayana sedikit kaget.

"Apasih yang ga saya tau dari kamu," Ayana mendengus, ia malah jadi ingat Adriyan mendengar kak Gilang berbicara seperti itu.

"Udah sore, kalau kamu saya antar pulang, kejauhan. Nanti sampai nya malam sekali, kamu nginep di rumah dinas Ayah saya saja ya? Ga mungkin  kamu saya bawa ke barak bujang," tanya Gilang.

"Yaudah deh, lagian di rumah juga ga ada orang, Ayah lagi ke Pontianak," jawa Ayana menyetujui.

"Yaudah yuk naik ke truk dinas, jangan lupa Izin Om Haikal," ajak Gilang, Ayana mengangguk lalu Gilang menggandeng Ayana menuju Truk Dinas TNI. Orang - orang yang tadi berdiri di samping truk pun langsung mencie - cie kan mereka berdua, karena Sertu yang satu itu memang tak pernah sekalipun dikabarkan dekat dengan perempuan.

"Biar saya yang menyetir," ucap Gilang singkat, salah satu junior memberikan kunci truk kepadanya.

"Ayana, duduk di depan sama saya," Ayana mengangguk.

"Sekali lagi mencie - cie kan saya, besok saya suruh sikap tobat kalian," ucap Gilang sarkas kepada orang - orang tadi, wajar saja, kebanyakan dari mereka adalah junior Gilang, hanya ada 2 orang yang satu tingkat dengannya.

"Siap bang!" ucap mereka serempak lalu mereka naik kedalam truk.

"Di ancem dikit kok langsung pada diem?" heran Ayana sambil tersenyum geli saat truk sudah mulai melaju.

"Mereka saya suruh makan sambel 10 sendok aja mau," ucap Gilang enteng.

"Oh, mereka Junior kakak?" tanya Ayana, Gilang mengangguk.

ADRIYAN AYANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang