[#11]

610 55 2
                                    

       Setelah di adakan pemilihan kemarin, ternyata paslon nomor 2 lah pemenangnya. Tak heran sebab program - program yang di tawarkan oleh paslon 2 memang paling bangus dan tidak terkesan melebih - lebihkan. Apalagi dengan ekskul E-Sport yang di janjikan Ayunda, alhasil banyak kaum adam yang memilih mereka.

       Hari ini sepulang sekolah Ayana menuju Cafe Harmony untuk mulai bekerja, di tasnya sudah ada satu stel baju juga novel, jangan lupakan fakta bahwa Ayana meletakan semua buku pelajarannya di laci meja, hal itu belum Ayana rubah karena menurutnya lebih praktis.

"Gw kepo sama pemilik Cafe ini, kayanya masih muda deh. Aduh, jangan - jangan cogan lagi, bisa menggeser posisi Adriyan di hati gw ga ya? Haha, berjuang sendiri cape euy," batin Ayana saat ia menuju ruang pemilik Cafe Harmony setelah di tunjukkan letaknya oleh perempuan kemarin yang ternyata bernama Ita.

"Masuk," ucap seseorang di dalam setelah Ayana mengetuk pintu.

"Kok kaya pernah denger suaranya, tapi dimana," batin Ayana.

"Permisi Pak, saya yang melamar kerja seminggu yang lalu, katanya di suruh menghadap Bapak dulu," ucap Ayana sopan, saat ini ia belum bisa melihat wajah bos nya karena sedang duduk membelakanginya.

"Postur badannya juga kaya ga asing," batin Ayana.

"Jangan panggil Pak, saya masih muda, silahkan duduk, saya ambil seragam kamu dulu," ucap orang itu lalu berdiri menuju laci yang letaknya tak jauh dari tempatnya duduk, namun Ayana masih belum bisa melihat wajah bos nya itu, ah padahal dia kepo sekali.

"Ini seragamnya, kamu akan saya gaji 2 juta perbulan," ucap orang itu sambil memberikan seragam pada Ayana.

      Ayana menerimanya lalu mendongak menatap wajah orang di depannya itu. Matanya langsung mendelik ketika tau siapa orang di depannya ini, lensa matanya pun semakin melebar.

"Astaga..." batinnya.

"Bang Keylan?!"  pekik Ayana kaget, yang di panggil hanya tersenyum tipis.

"Anak sahabat bokap gue yang tajir kenapa kerja hmm? Jangan - jangan sekolah yang dikasih Om Candra lo pake buat shopping ya?!" tuduh Keylan.

"Engga kok!! Bang Keylan pliss, jangan bilang Ayah," ucap Ayana memohon, ia mengeluarkan jurus andalannya yakni muka memelasnya.

"Aduh, imut banget, ga kuat gue," batin Keylan gemas.

"Iya, itu kan urusan pribadi lo, btw udah berapa lama lo diem - diem kerja part time gini?" tanya Keylan kepo.

Ayana tersenyum. "Dari habis lebaran, waktu itu gue habis dari minimarket, uangnya kehabisan buat belanja snack, gaada ongkos buat pulang, karena gue bawa payung dan kebetulan lagi hujan, yaudah gue ngojek payung. Eh, ketagihan kerja sampai sekarang," Ayana bercerita dengan semangat.

"Good, semuanya emang harus di mulai dari hal - hal kecil gini dulu, biar pas jadi orang gede lo ga sombong nanti, gue juga pernah kerja diem - diem kaya lo, makanya gue ga ngaduin sama bokap lo," ucap Keylan.

Ayana mengerutkan dahinya. "Beneran pernah kerja part time gini?" tanyanya.

"Ga percaya?" dengan polosnya Ayana mengangguk.

"Ish muka polosnya lucu banget sih, ah, jadi inget masa kecil sama dia," batin Keylan.

"Yaudah," ucap Keylan tak berniat menjelaskan, dengan kesalnya Ayana memukul lengan Keylan.

"Ih, ga di ceritain gitu, dari kerja part time sampe bisa buat Cafe sendiri!!" ucap Ayana.

"Ish!! Hari pertama kerja aja udah berani mukul bos sendiri!" teriak Keylan sambil mengelus - elus lengannya, Ayana menyengir.

ADRIYAN AYANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang