Pagi ini mentari bersinar begitu terangnya, namun udara masih tetap saja terasa dingin. Entah kemasukan setan dari mana, pagi ini setelah sholat subuh, Ayana tidak bisa tidur lagi, padahal semalam ia habis maraton baca Wattpad hingga waktu menunjukan pukul 00.00.
"Eh Ayah, mau ke mana yah?" tanya Ayana saat di tangga ia menjumpai Ayahnya yang sudah rapi menggunakan pakaian untuk ber olahraga.
"Oh, biasah lah dek, mendekatkan diri sama calon pemilih Ayah, rencananya pagi ini Ayah sama Om Candra mau bersepeda sama komunitas pecinta sepeda ontel," ucap Haikal sambil menyengir.
"Wihhh seru tuh, ikut dong," ucap Ayana semangat.
"Ayo, eh tapi emang kamu punya sepeda ontel?" tanya Haikal, Ayana menyengir tanda ia tak memilikinya.
"Yaudah bawa sepeda gunung aja gapapa, tapi ajak Adriyan atau keylan gih, biar ada temennya," ucap Haikal.
"Emang bapak2 semua ya Yah?" tanya Ayana.
"Ya engga sih, katanya ada yg seumuran kamu juga, tapi ajak aja siapatau Adriyan atau Keylan mau ikut," ucap Haikal di acungi jempol oleh Ayana.
Ayana pergi ke dapur untuk melaksanakan niat awalnya yaitu mengambil air minum, lalu ia pergi ke kamar mengganti baju, dan memakai sepatu. Setelah itu ia bergegas menuju ke rumah Adriyan.
Ting tong
Pintu rumah Adriyan terbuka, orang yg pertamakali di lihat Ayana adalah tante Oliv.
"Assalamualaikum Tante," sapa Ayana sambil mencium punggung tangan Oliv.
"Waalaikumsalam, nyari siapa Ay?" tanya Oliv.
"Nyari Adriyan sama bang Keylan Tan, katanya Ayah kan mau bersepeda sama komunitas pencinta sepeda ontel, aku mau ajak mereka buat ikut, Adriyan sama bang Keylan nya ada ga Tan?" tanya Ayana.
"Ada kok, lagi di kamar tuh mereka berdua, langsung ke kamarnya Adriyan aja Ay, tante mau nyiram tanaman dulu," ucap Oliv di angguki Ayana.
Tok tok tok
Ayana sudah berkali-kali mengetuk pintu, namun tak ada balasan, sangking keselnya dia langsung masuk ke kamar begitu saja dan pemandangan 'mengerikan' lah yg ia temui.
"Astaga naga, mata adek udah ga suci bang," ucap Ayana ketika mendapati Adriyan dan Keylan yg tengah berpelukan. Keylan langsung menjatuhkan stick PS yg ia angakat tinggi - tinggu tadi.
"Eh engga kok Ay, ini bang Key ngambil stick PS gue, gue lagi berusaha buat ngambil," jelas Adriyan tak ingin Ayana salah faham lalu bercerita yang tidak - tidak kepada orang tuanya.
"Iya in," balas Ayana singkat, Keylan hanya menyengir.
Adriyan memandangi Ayana lekat - lekat, ia cantik sekali, padahal ia hanya mengguankan celana training neavy dan kaos hitam bertuliskan 'Fake Love' Dengan jaket hitam yg melapisinya juga sepatu seneakers bewarna putih.
"Eh iya, mau ikut bersepeda ga?" tanya Ayana.
"Oh yang bokap kita sama komunitas sepeda ontel itu ya?" tanya Keylan, Ayana mengangguk.
"Gue kan ga punya ontel," tanya Adriyan polos.
"Kata Ayah ga papa pake sepeda gunung, ayo kalo ikut cepetan. Gue Ayah, sama Om Candra nunggu di depan, sepedanya bawa ke mobil ya?" ucap Ayana.
"Oke, gue ikut, gue ganti baju dulu ya?" ucap Adriyan, Ayana mengangguk.
"Gue ada urusan di cafe gie ga ikut," ucap Keylan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRIYAN AYANA (END)
Teen FictionSetelah 3 tahun berpisah, akhirnya Bandung kembali mempertemukan Adriyan dan Ayana. Dua insan yang dulunya sangat dekat namun tiba - tiba berjarak. Adriyan pergi, tak sanggup bila melihat orang yang dicintainya bersedih sebab kehilangan Bundanya. A...