[#6]

714 75 0
                                    

       Setelah selesai di obati, Ayana langsung beranjak ke kelasnya, ia berfikir bahwa rapat kali ini pasti di batalkan karena dia. Lagipula ini sedang jam istirahat.

"Ayana!!!" teriak Ara.

"Lo kenapa? kok bisa jalannya pincang gitu? Mana itu kaki lo diperban lagi.  Jangan bilang lo tadi mau bunuh diri!" oceh Ara tiada henti.

"Oh ini, tadi pas lari gasengaja gw nabrak Adriyan Ra," ucap Ayana dengan nada polosnya.

"What? Adriyan lagi? Terus lo ditinggalin lagi sama dia? Atau lo kena semprot sama omongan pedasnya dia?" tanya Ara khawatir.

"Tenang, gw ga papa ko, malahan tadi gw meluk Adriyan, yaaa modus - modus dikit lah," ucap Ayana apa adanya, mengingat hal itu ia jadi salting sendiri.

"Hah?! Meluk? Terus - terus? Lo di lempar ke rawa - rawa atau di gimanain?" tanya Ara kaget sekaligus penasaran.

"Tadi sih sempet mau ngelepas pelukan gw, tapi pas gw nangisnya tambah kejer, dia malah usap2 rambut gw, terus dia ngomong kaya gini lagi!! 'Gue paling gabisa lihat cewe nangis, apalagi gara - gara dibentak gue' yampun sweet bangettt." ucap Ayana mengikuti gaya berbicara Adriyan tadi.

"Hah? Perasaan dia sering banget tuh bikin cewek nangis, omongannya tu pedes banget sumpah, gue sering diceritain Zidan soal Adriyan, dia itu kejam banget sama cewe, tapi kok sama lo gitu ya?" heran Ara.

"Apa jangan-jangan..." ucapan Ara terhenti saat Bu Ros datang dan langsung memulai pelajaran.

                               ~~~

        Saat ini Zidan tengah berada dirumah Ayana untuk meminta maaf kepadanya atas kesalahannya tadi siang. Ayana memaafkannya, toh karena itu ia jadi bisa modus memeluk Adriyan. Ah iya, masalah Adriyan, ia jadi terfikir untukmenanyakan tentang sosoknya kepada Zidan.

"Dan, lo sahabatnya Adriyan kan? Ceritain ke gw dong tentang dia," pinta Ayana dengan wajah memelasnya, Zidan paling ga bisa nih ngelihat ayana gini,

"Imut banget Ya Allah, inget Zidan, dia sepupu lo, lagian lo udah punya pacar," batin Zidan.

"Wani piro?" tantang Zidan.

"Gue kasih 5 juta deh," ucap Ayana dengan entengnya.

"What?! Tumben banget lo mau ngasih gw segitu, mentok - mentok paling 1 juta, hayooo lo suka Adriyan yaaaaa," ledek Zidan. Wajah ayana langsung memerah

"Udahlah, cepet," ucap Ayana.

"Adriyan, dia anak ke dua dari tiga bersaudara, nama ibunya Olivia Dinda Dahayu, nama Ayahnya Juan Candra Dirgantara, pemilik SMA Garuda Nusantara, dia punya kakak cowok yang sekarang lagi kuliah hasil beasiswa di Thailand, namanya Keylan Aldhizar Dirgantara, dia juga punya adek cewe yang masih TK, namannya Anaraya Ziva Dahayu. Hobinya main basket, makanan kesukaannya japanese food, dia tipe cowok dingin tak tersentuh, dia ga pernah deket sama cewek, tapi juga ga terlalu deket sama cowok, temennya dia ya cuma gw sama Raka," mengalirlah semua tentang Adriyan dari mulut Zidan.

       Setelah zidan menceritakan semua, ia langsung pergi karena barusan mendapatkan uang dari Ayana.

"Mayan, buat tlaktir Ara, udah lama gw ga jalan bareng dia, enaknya pergi ke cafe mana ya?" Pikir zidan

Saat Ayana sedang asik - asiknya menonton televisi, Ayahnya pulang dari kantor, tapi ia tak sendiri, ia datang bersama temannya, entah siapa namanya.

"Assalamualaikum." ucap Haikal —ayah Ayana, dengan seorang temannya.

"Waalaikumsalam, Ayah!!" jawab Ayana semangat sambil berlari menuju Ayahnya lalu mencium punggung tangan ayahnya, lalu beralih ke teman Ayahnya.

ADRIYAN AYANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang