EMPAT - RadMons

126K 6.2K 466
                                    

[Revisi]

Hailo!!!

Maaf lama update

Aku mau prioritaskan revisi cerita ini dulu biar cepat kelar

Tapi bukan berarti cerita aku yang lain terbengkalai ya .... Tetap update kok❤️ Btw kalau mau baca sequelnya [ALARIC] dulu juga gak papa, memang ada sedikit yang berkaitan sih, tapi it's ok kalau mau baca itu dulu, karena ini gak tau selesainya kapan.

📚Note : Disini nama Alex aku ganti jadi Xavier, biar ... ya pembaca lama tau lah. Husst jangan kasih tau, nanti gak seru.

Happy reading❤️

***

Pulang dari sekolah, Agatha dan teman-temannya memutuskan untuk pergi ke markas RadMons, gangster yang dipimpin oleh Agatha sejak satu tahun lalu.

RadMons sudah ada sejak 10 tahun yang lalu, sudah dua kali berganti pemimpin. Agatha pemimpin ke-tiga.

Saat sampai di markas mereka dihadang oleh 10 orang anggota RadMons yang sedang bertugas menjaga pintu masuk markas.

"Siapa kalian?!" tanya salah satu dari mereka.

"Bagaimana bisa kalian sampai disini??"

Agatha menghela napas. Baru saja dia hendak turun untuk mengatakan siapa dia sebenarnya, Lavena menahannya. "Biarin kita main bentar, lumayan ada anak baru, bisa dikerjain."

"Yok!"

Vanya, Lauren, Lavena dan Cecilia turun dari mobil.

Agatha menurunkan kaca mobil. "Jangan lama," pesannya.

"Ok," balas Lauren yang berdiri tepat di sampingnya.

"Cewek ternyata. Mau apa kalian? Gak ada yang pernah tau tempat ini sebelumnya. Jawab! Kalian kawan atau lawan?"

Cecilia mengedikkan bahu. "Kami bukan lawan, tapi jugak bukan kawan, apa dong namanya?"

"Sawan."

"Waah sembarangan lo kalo ngomong." Lavena berlagak menggulung lengan baju, padahal seragamnya lengan pendek. Wajahnya dibuat sangar, udah sangar dari sananya sih.

"Udah lah gak usah banyak bacot, sini kalo berani lawan kita," ucap Cecilia menantang. Sekalian mereka ingin mengetes kemampuan anggota baru RadMons.

Mereka pun saling melawan satu sama lain, kecuali Agatha. Dia hanya duduk santai di kursi kemudi, dengan sebelah tangan ia tumpukan di setir. Menyaksikan perkelahian sambil sesekali melirik jam tangannya.

"STOP!"

Mereka semua menghentikan pertarungan dan mengalihkan tatapan mereka ke orang yang berseru barusan.

Orang itu menatap kaget pada orang-orang yang menjadi lawan anggotanya. "Kalian?"

"Hai, Bang Rey, apa kabar? Sehat jasmani dan rohani 'kan?"

"Sehat," balas Rey cuek. Dia menatap lekat keempat gadis cantik itu. "Tumbenan kalian kesini? Kirain lupa jalan."

Merasa cukup, Agatha keluar dari mobil. Berjalan santai mendekati kerumunan.

"Nya!" Rey menepuk keras pundak Vanya. "Ini mata abang yang minus atau ini efek yang terlalu kangen sama Ata? Abang liat Ata jalan ke arah kita."

"Mata abang yang minus," balas Vanya ketus.

Agatha FA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang