SEMBILAN - Tamu

95.5K 5.3K 150
                                    

[Revisi]

Maaf kelamaan, akhir-akhir ini aku kehilangan semangat buat ngetik, niatnya mau cari inspirasi ehhh malah keenakan😭😭

INFO AKU DI BAWAH NANTI JANGAN DI SKIP YA!!

Happy reading❤️

.
.
.

"BANG GANI CASAN GUE LO LETAK DIMANA?!" Teriakan itu berasal dari kamar sebelah. Dari suaranya, sudah pasti itu perempuan.

"Anjirr, suara siapa tuh? Tante Valen? Tapi kok gaul banget sekarang ngomongnya lo-gue sama anaknya," celetuk Rafi.

"Abang! Lo bud- Eh ekhm sorry ganggu." Agatha terkejut, dia tidak tahu kalau ada dua teman abangnya. "Bang Gan, casan gue mana?"

"Gue letak di meja ruang tamu."

Mereka bisa mendengar decakan sebal dari mulut gadis itu sebelum dia kembali menutup pintu.

"Siapa lo, Gan? Cakep banget anjir."

"Kembaran gue."

"Sumpah lo?"

"Emang tampang gue tampang pembohong?"

"Biar gue jelasin." Vino menengahi. "Yang tadi itu adek kita, anak perempuan satu-satunya di keluarga kita. Sebelumnya dia tinggal di Jerman sama Oma Opa, tapi sejak dua bulan yang lalu dia resmi menetap di Indonesia."

Dafa dan Rafi terkejut. Setahu mereka keluarga Alexander hanya memiliki tiga orang anak, itu pun laki-laki semua.

"Namanya?"

"A—"

"Tanya aja sendiri." Vani memotong ucapan saudaranya.

"Kok kalian gak pernah bilang punya adek cewek secantik itu?" Rafi masih belum selesai dengan pertanyaannya. Belum puas dengan penjelasan Vino.

"Terus kita harus lapor?" balas Gani yang mulai jengah.

"Iya juga sih. Namanya dong, gue gebet boleh kan?"

"Tanya sama orangnya."

"Parah benget sumpah, ya kan, Daf?" Rafi menatap sahabatnya yang tengah sibuk dengan game di ponselnya.

"Hm"

"Ck, ini lagi manusia satu, dingin banget jadi cowok. Nanti  kalo gak ada yang mau sama lo, gue yang ketawa paling kenceng."

"Bacot." Balasan dari Dafa semakin membuat Rafi kesal. Mereka kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing

Tok tok tok

"Masuk!"

Tak lama setelah itu masuklah seorang wanita paruh baya. "Maaf ganggu, Den. Tadi bibi disuruh Non Agatha buat manggil Den Vano sama yang lain buat makan," jelas Bi Ningsih, salah satu ART di mansion Alexander yang termasuk pekerja paling lama.

"Iya, nanti kita turun, Bi," balas Vano. Bi Ningsih pun keluar dari kamar Gani. "Turun. Kita makan dulu."

Mereka menurut lalu keluar dari kamar dan pergi ke meja makan untuk mengisi perut. Rafi yang paling kelaparan turun lebih dulu.

Agatha FA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang