Bab 04 || Islam Rahmatan Lil'alamin

4.2K 424 57
                                    

Aku tidak dimiliki oleh agama mana pun. Agamaku adalah cinta. Setiap hati adalah rumah ibadahku.

-Jalaluddin Rumi


Suasana dengan suhu rendah karena air conditioner membuat kopi panasnya berubah cepat menjadi dingin. Di dalam ruangan seluas 7X9 meter itu terlihat remang-remang oleh cahaya matahari yang memaksa masuk melalui celah-celah kecil jendela perpustakaan yang sedikit terbuka.

Laki-laki berusia tujuh belas tahun berambut pirang menopang dagu, sembari memperhatikan buku-buku berserakan yang berada di atas meja kayu miliknya. Semua pemikiran para filsuf dipelajari. Beberapa buku-buku agama pun dibaca. Namun, ia tak pernah tergerak untuk mengambil salah satu kepercayaan dari agama manapun.

Keputusan Kafi mengikuti paham deisme, karena dia memang tak pernah tergerak sedikit pun 'tuk memeluk salah satu kepercayaan. Dia berkeyakinan bahwa Tuhan hanya satu, barangkali setiap manusia memiliki cara menyembah yang berbeda-beda. Baginya agama dan Tuhan tak memiliki korelasi. Tuhan tak ikut campur dengan kehidupannya saat ini.

Deisme sendiri memiliki pengertian 'Pandangan hidup atau ajaran yang mengakui adanya Tuhan yang mencipta alam semesta, tetapi tidak mengakui agama karena ajarannya didasarkan atas keyakinannya pada akal dan kenyataan hidup.

Sejatinya deisme merupakan paham yang membingungkan. Dia percaya bahwa Tuhan menciptakan jagat raya tetapi dia tak mengakui bahwa Tuhan terlibat hingga sekarang. Tuhan menciptakan seluruh alam semesta dilengkapi dengan segala hal yang menjadikan alam berproses dengan mandiri, sehingga tugas Tuhan seolah-olah telah selesai dan alam bekerja dengan sendirinya. Dalam perspesi lain alam memiliki mekanisme yang utuh sehingga dia dapat bekerja secara impulsif dan Tuhan tak lagi berperan. Kurang lebih seperti itulah para Deisme berpikir.

Namun, bagi Kafi sendiri barangkali semua konsep agama tak ada yang salah dan ia memutuskan memilih untuk tidak memilih. Sejatinya, ia menganut paham tersebut agar tak terkekang dalam peraturan dan tak mudah menyalahkan agama mana pun. Baginya seseorang yang beragama adalah haknya dan ia tak mau diusik karena ketidakpercayaannya terhadap yang mereka yakini.

Yang dipercayai, kebebasan adalah hak. Jika dengan tak beragama bisa membuat dirinya lebih baik, kenapa ia harus memeluk satu kepercayaan? Bila tidak dengan beragama bisa melakukan kebaikan terhadap orang lain, kenapa ia harus menjadi salah satu penganut banyaknya haluan? Bila tidak beragama tetap bisa menjalankan kemanusiaan kenapa harus memijaki salah satu agama di dunia ini. Kemanusiaan adalah yang paling utama.

Remaja itu tak meyakini bahwa surga hanya untuk satu golongan umat beragama. Namun, ia yakin bahwa surga bukan tempat layak untuk menampung orang-orang yang selalu menghabiskan waktunya untuk membenci orang lain.

Sejenak, ia mengalihkan fokusnya ke arah pintu perpustakaan saat indera pendengaran menangkap langkah seseorang yang mulai mendekat. Tak lama kemudian, pintu terbuka dan menampilkan laki-laki 17 tahun yang memakai celana pendek putih serta berkaus hitam bergambar sileut topi jerami.

"What's up?" tanya Kafi.

"I wan't to borrow your book." Kafa menyeret langkahnya ke perpustakaan milik Kafi. Ia hendak mencari buku 'Who Rules The World' milik Noam Chomsky yang belum selesai dibaca.

Perpusatakaan milik Kafi sama besar dengan milik Kafa. Tumpukan buku-buku berderet rapi ke atas dan beberapa tangga pun menjulang tinggi untuk menaiki rak-rak yang tak mudah dijangkau. Meski Kafi tak menetap di Indonesia, tetapi Rafa selalu mengisi rak tersebut dengan buku-buku yang Kafi baca saat berlibur.

Selain murajaah hafalan, kewajiban Rafa yang lain memberikan edukasi yang baik untuk anak-anaknya. Berusaha memancing pikiran mereka tentang banyaknya hal-hal yang terjadi agar keduanya berpikiran kritis tentang segala hal yang ada.

[2] Mazhab Cinta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang