"Jadi kalian pulang naek apa?" Agung bertanya.
"Ojek onlinelah." Risya menjawab seadanya.
"Biar gue yang anter Zara pulang."
"Lah ko gitu, Gung? Terus gue sama siapa?" Risya mendengus sebal.
"Udah nggak papah, Gung. Gue pulang sama Risya aja." Kali ini Zara yang berbicara.
"Et, et. Udah tenang aja. Risya pulang ama gue." Ray menyahut.
Risya memandang jengkel Ray. Dia tentu sudah tau bahwa Ray adalah raja playboy di sekolahnya. Dan itu ia dapat dari gosip-gosip yang berada di sekolah.
"Biasa aja dong mandang guenya. Gue tau gue emang ganteng." Ray berkata dengan pdnya.
Tak!
Satu jitakan sampai di dahi Ray."Nando! Lo apa-apaan sih?" Ray memandang kesal Nando.
"Lagian jadi orang PD banget. Udah, biar Risya gue yang anter." Nando tersenyum pada Risya.
"Yeeh, enak aja. Gue bilangin Sasha biarin," ancam Ray.
"Eh, jangan dong. Gue cuma cinta Ama Sasha seorang. Tapi Risya tuh temen gue dari SMP. Nggak bakal gue biarin lo deketin Risya."
"Lah, kenapa?" Ray memandang heran Nando.
"Karena lo Playboy cap kakap."
"Udah, udah. Gue pulang sendiri aja naek ojek online. Gue lupa, Ra. Gue ada janji sama Zoya. Niatnya gue mao ngajak lo. Tapi lo bareng Agung." Risya kembali bersuara.
Zara masih terdiam. Ia bingung harus menolak Agung atau tidak. Tidak apa-apa kah ia lebih memilih bersama Agung dibandingkan kedua sahabatnya? Pikir Zara.
Ray nampak kecewa. Ia ditolak. Baru kali ini ia ditolak perempuan. Sungguh menjatuhkan harga dirinya sebagai raja playboy cap kakap.
"Lo nolak bareng gue?" Ray memastikan. Mungkin saja Risya keliru tadi.
"Iya!" Risya langsung menjawab ketus.
Ray membelalakkan matanya. Ia tak percaya kalau dirinya benar-benar ditolak. Ditengah kesadarannya, Nando justru tertawa kencang.
"Hahaha, raja playboy cap kakap ditolak! Hahaha!" Nando meledek.
Ray memandang sinis Nando. Tangannya terasa gatal ingin menjitak kepala Nando.
"Udahlah. Gue duluan. Agung, jagain Zara yah? Awas lo kalau Zara luka sedikiiit aja, Lo berhadapan sama gue. Gue duluan, Ra." Risya memotong pertengkaran Ray dan Nando.
Zara mengangguk.
"Sip, Sya. Lo tenang aja. Zara aman sama gue." Ujung bibir sebelah kiri Agung terangkat.
Ray masih mendengus kesal.
"Bye, Risya!" Nando berteriak pada Risya yang berjalan menjauh. Ia melambaikan tangannya yang dibalas juga oleh Risya.
Tak!
Ray berhasil menjitak dahi Nando. Ia lalu tersenyum puas saat Nando meringis."Gue anter Zara dulu, yah. Nanti tungguin gue ditempat biasa aja." Agung menepuk pundak Ray.
"Sip, Gung." Nando dan Ray menjawab serempak.
"Yuk, Ra."
Zara masih terdiam. Seakan mengerti diamnya Zara, Nando langsung bersuara.
"Lo nggak usah bingung, Ra. Gitu-gitu, Agung udah punya motor sendiri, Ra."
Zara merasa tidak enak saat Agung mendengar ucapan Nando yang seakan tau isi hati Zara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sederas Hujan
Teen FictionSederas Hujan, terlalu banyak aku terjatuh. Namun aku tak setegar hujan yang memberikan kehidupan meski jatuh berkali-kali. Bisakah aku bangkit? Bahkan bernafas pun sulit. Sungguh takdir membuat mereka keliru dengan skenario-Nya. Bahkan untuk yang...