10. Taruhan(Versi Baru)

3.3K 153 5
                                    

AKU GAK PERNAH BOSAN BUAT MINTA LIKE, COMENT DAN TOLONG BAGIIN CERITA INI YA. SUPAYA AKU MAKIN SEMANGAT UP CHAPTER SELANJUTNYA.

FOLLOW JUGA AKUN AKU YAA. XIXIXI.

TERIMA KASIH SEMUANYA....

HAPPY READING 📖


Hampir seminggu setelah Monica dirawat di rumah sakit, perempuan itu sudah kembali ke sekolah sekarang dengan penampilan yang sama sejak terakhir kali ia bersekolah. Beberapa murid menyapanya untuk menanyakan sedangkan perempuan itu hanya mengangguk menjawab mereka mulutnya terasa berat untuk berbicara di tambah dengan pikiran yang sedang berkecamuk di kepalanya.
Seluruh murid cowok yang dekat dengan Monica hanya melihat perempuan itu dari kejahuan. Semenjak Monica tinggal bersama guru yang mereka benci itu, mereka jadi tidak bebas untuk bermain dengannya lagi karena Bryan yang selalu mengawasi mereka.

"Kasihan banget gue sama si Monica," ucap Gilang.

"Semenjak tinggal sama si songong dia jadi banyak diam kan," sambung Billy.

"Gue sih seneng karena lihat dia makin cantik kayak gitu tapi gue nggak terima karena kita nggak boleh dekat sama dia," ucap Gilang.

"Dia udah sembuh belum ya? Kemarin kan pukulan si Reno lumayan kuat," ucap Budi.

"Gue panggil aja kali ya," ucap Billy dan diangguki oleh semuanya.

"WOI MONICA!"

Monica tersadar dan melihat ke arah bawah pohon jambu. Senyuman tipis terukir pada bibirnya saat melihat gerombolannya sudah berkumpul di bawah pohon jambu yang dulu menjadi tempatnya juga.

"Sini. Lo nggak kangen apa sama kita semua? Kita kangen sama lo nih," ucap Gilang dan membuat Monica mengangguk semangat untuk menghampiri mereka.

Langkah Monica tertahan saat seseorang memegang pergelangan tangannya. Seluruh murid cowok melihat orang itu dengan kesal.

"Gue nggak mau sikap lo jadi buruk lagi karena dekat mereka," ucap Bryan.
Monica melepaskan tangan Bryan dengan kasar, ia masih marah dengan pria itu. Selain karena masalah tamparan yang belum dimaafkannya di tambah karena Bryan memaksanya untuk baik pada sepasang manusia yang sangat dibenci.

"Lo lihat muka gue. Ada gue peduli sama lo?" Tak takut, Monica berlari kecil menghampiri gerombalan itu dan bertos ria dengan mereka semua, sesekali tertawa kecil karena lelucon yang dibuat oleh Budi.

Tangan Bryan terkepal kuat, mengapa sikap perempuan itu sangat berbeda jika dengannya. Jika Monica dekat dengan orang seperti mereka, bagaimana bisa ia merubah sikap Monica menjadi lebih baik. Melihat ekspresi beberapa murid cowok yang sudah dekat dengan Monica membuatnya kesal, mereka seakan merendahkan Bryan yang tak bisa sepenuhnya mengalahkan mereka untuk mendapatkan sisi Monica yang berbeda.

Setelah berkumpul sebentar, Monica pergi meninggalkan mereka untuk masuk ke dalam kelas dan beristirahat sebentar di sana, ia menghela nafas pelan karena melihat kelasnya yang sangat berisik.
Mita dan Laura langsung berlari dan menghampirinya. "Lo udah sembuh, Mon?" Monica mengangguk menjawab pertanyaan Mita.

Pandangannya mengarah pada Laura. "Lo sendiri nggak papa kan, Ra?" Laura mengangguk.

"Karena lo kemarin bantuin gue jadinya luka gue nggak parah. Makasih karena udah relain diri lo sampai masuk rumah sakit gitu," ucap Laura.

"Lo kan sahabat gue udah seharusnya gue bantuin lo. Gue juga bangga karena lo ternyata bisa berantem." Laura hanya tersenyum dan memegang tekuk nya.

Bel berbunyi dan membuat semua orang memasuki kelas terumata Trio Rusuh. Bu Hana memasuki ruangan pastinya dengan penggaris besi 50cm yang selalu menjadi andalannya dan tumpukkan kertas putih.

Bad Girl VS Guru KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang