17. Reno(Versi Baru)

2.9K 127 5
                                    

KARENA UDAH NGANTUK BANGET AKU MAU UP SEKALIGUS DEH. SIAP INI ADA SATU CHAPTER YANG BAKALAN AKU UP LAGI. STAY TUNE YA SEMUANYA....

PLEASE, PLEASE, PLEASE.

KASIH VOTE, COMENT, SHARE CERITA INI DAN KALAU BISA IKUTI AKU JUGA BAGI YANG BELUM YA.

. TERIMA KASIH SEMUANYA.

Nb: Aku sengaja memasuki beberapa gambar dan kadang gak sesuai banget sama kejadian itu. Tolong dimaklumi ya. Tujuan aku itu buat memperjelas ilusi aku saja. Makasih.

HAPPY READING 📖

📕🌹📕🌹

“Lah dia ngapain di sini?”

Aku melihat Reno, ya Reno cowok yang melukai ku dan Laura beberapa waktu lalu. Cowok itu masuk ke dalam sebuah restoran awalnya semua orang tersenyum dan menyambut kedatangannya. Setelah berbicara dengan salah satu pelayan, ia memakai apron hitam berlogo restoran itu dan melayani pembeli yang lain.

“Dia kerja?” gumam ku bersembunyi di balik sebuah pohon hiasan di mall itu.

Kembali aku mengintip memastikan jika itu benar-benar Reno bukan orang lain. “Hilang?” Aku terkejut dan beberapa kali mengusap kasar mataku.

“Ehemm. Ngapain lo di sini?” Aku mematung saat mendengar suara seseorang di belakang ku. Perlahan aku memutar badan ku dan menggigit bibir bawah ku saat mengetahui ternyata itu adalah Reno.

“Terserah gue lah. Minggir gue mau balik.” Pergelangan tangan ku di tahan oleh Reno membuatku berusaha untuk menariknya. Jujur aku trauma dengan cowok ini mengingat saat dia mendorong ku membawaku kembali ke masa saat pria yang mencoba membunuh bunda.

“Ikut gue.” Reno membawa ku menuju restoran tempat yang dia hampiri tadi. Aku melihat apron yang masih melekat pada badannya.

“Lo mau apa?” tanya cowok itu.

“Pu-pulang,” jawabku gugup tak mengangkat kepala ku.

“Lo takut sama gue? Cih, ternyata lo kuat di awal aja ya. Tenang gue nggak bakalan nyakitin lo lagi. Ini bukti sebagai permintaan maaf gue,” jelas Reno.

Aku melihat manik mata itu lalu menatapnya dengan biasa memastikan tidak ada ciri kebohongan dari nya. “Gue nggak pengen apa-apa,” ucapku langsung.

“Ngapain lo di sini?” tanya Reno menutup buku menu.

Lagi aku hanya diam karena belum sepenuhnya percaya dengan cowok itu. “Huft. Gue seriusan mau damai sama lo. Nggak usah berpikiran negative lagi.”

“Gue cuman beli hp buat si Billy,” jawabku menunjukkan plastik yang berisi ponsel baru itu.

“Buat apa lo beliin dia? Pacar lo?” tanya Reno refleks membuatku memukul kepala lalu berpindah ke meja berkali-kali.

“Amit-amit jabang bayi gue jadian sama dia. Lo tau nggak kemarin itu dia nonton film biru di belakang gue dan suara maksiat itu terdengar jelas di kuping gue ini. Ya gue lempar aja tuh hp dia sampai pecah kayak gini. Tapi tuh guru malah ngasih gue juga hukuman buat ganti hp si Billy. Salah gue dimana coba? Gua kan cuman mau bela kebaikan buat dunia ini biar berkurang manusia-manusia maksiat di dunia ini. Lo setuju kan sama gue?” omel ku tak sadar jika suaraku menjadi pusat perhatian semua orang dan aku sudah banyak bicara dengan Reno.

Bad Girl VS Guru KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang