i | Soulmate []|✅

17. Ikut saya mau?

---
[Walau ceritanya sudah end. Jangan lupa untuk vote dan comment sebagai dukungan untuk saya 💚]

---

17
----

Doyoung memperhatikan punggung Taeyong yang semakin menjauh.

Tidak ada niat sedikitpun bagi Doyoung untuk mengejar atau mencegahnya,

Karena terlihat dari bagaimana Taeyong memperlakukanya tadi, artinya Taeyong sudah melepaskanya.

Dan Doyoung tidak bisa memaksa untuk bertahan disisi Taeyong,

Selain karena tidak mungkin, dan tidak diizinkan, juga karena dia tau rasanya jatuh cinta sendiri itu menyakitkan.

---

Setelah kepergian sosok Taeyong, tubuh Doyoung masih setia duduk ditempatnya tadia. Ia masih mengatur hatinya, tidak boleh menangis. Itu yang sedari tadi dia ucapkan.

Jam sudah menunjukan pukul dua siang, langit masih mendung, dan Doyoung masih setia dengan hatinya yang sudah tak berbentuk, dengan kepalanya yang penuh rasa sakit, dengan dadanya yang naik turun belum tenang, dan dengan suara teriakan yang tertahan di tenggorokanya.

DUK...DUK..DUK..!!

Sebuah bola basket yang mengelinding berhenti tepat di depan Doyoung, membuayarkan segala lamunanya yang sangat kusut.

Doyoung menyadari sosok didepanya, sosok yang biasanya membuatnya marah dan jengah, tapi entah kenapa Doyoung tersenyum, ia seperti tengah menanti lelucon garing yang mungkin saja tertuju untuknya.

"Jaehyun.."
Ucap Doyoung lirih.

"Iya, ini Jaehyun, masa kamu lupa sih?"

Ah dia sudah mulai dengan candaanya.

Tanpa diminta Jaehyun duduk disamping Doyoung, duduk ditempat dimana Taeyong tadi duduk, tidak meleset barang satu centimeterpun, ia seperti duduk seperti berniat menghapuskan jejak Taeyong disana.

"Mendung ya Doy?"

Dan anggukan Doyoung dianggap sebagai jawaban.

"Bukan langitnya, tapi kamu..."

"Eh?"
Doyoung lalu menoleh, sadar kalau Jaehyun tengah menyindirnya.