HappyReading^^#Author pov.
Seminggu kemudian....
Selama seminggu ini hubungan Joohyun dan Seokjin jadi sedikit merenggang, namja itu yang terus bersikukuh untuk mengingkari janjinya sementara Joohyun yang terus meminta suaminya untuk menepati janji.
Terkadang karena itu mereka jadi sering berdebat.
Seokjin memakan makanannya tak lahap seperti biasanya, ia tak berselera makan sejak Joohyun terus saja mengingatkan dirinya untuk bercerai setelah anak mereka lahir nanti.
"Hari ini aku akan pergi ke butik untuk membeli beberapa pakaian ibu hamil bersama Yerim." ucap Joohyun bermaksud meminta izin dari sang suami untuk pergi sekalian untuk mengusir rasa bosannya.
Seokjin berpikir sejenak sembari terus memainkan makanannya. "Biar aku yang menemanimu untuk membeli pakaian yang kau butuhkan." putusnya secara tak langsung tak mengizinkan sang istri pergi karena ia ingin yeoja itu pergi bersamanya.
"Bukankah sudah kubilang untuk jangan terlalu banyak habiskan waktu denganku, saat nanti kita berdua bercerai kau dan aku bisa terbiasa sendiri." jelas Joohyun kembali mengingatkan sang suami untuk mulai menjauh, padahal rencana perceraian akan di lakukan setelah Joohyun melahirkan dan itu masih lama.
Seokjin semakin tak bernafsu makan, ia menghentakkan alat makannya berupa sendok ke atas meja hingga yeoja di hadapannya terperanjat kaget. "Sampai kapan kau akan terus seperti ini?"
"Sampai kita berdua benar-benar bercerai." jawab Joohyun dengan cepat, ia menatap tajam namja di hadapannya dengan sangat yakin untuk berpisah.
Seokjin tersenyum miris, miris karena ia merasa sudah tak di inginkan lagi oleh sang istri. "Kau percaya diri sekali kalau kita benar-benar akan bercerai." gumamnya dengan tatapan sendu pada sang istri yang keceriaannya begitu ia rindukan.
"Aku tidak mau bercerai." tegas Seokjin untuk kesekian kalinya, ia lalu beranjak dari duduknya untuk menghampiri Joohyun.
Arah pandangannya terus tertuju pada Seokjin yang kini tengah berjalan menuju ke arahnya yang tengah duduk di depan meja makan.
Joohyun tercekat kala sang suami melingkarkan tangannya pada lehernya dari belakang. "Seokjin-ah." gumamnya lembut kala merasakan hangatnya pelukan sang suami.
"Tolong jangan paksa aku untuk menjauhimu." pinta Seokjin yang suaranya terdengar berat seperti akan menangis.
Joohyun yang memang begitu lemah hatinya melihat, mendengar dan merasakan emosi yang mendalam dari sang suami yang hampir saja membuat dirinya luluh. "Jangan seperti ini."
"Kau yang membuatku seperti ini." timpal Seokjin dengan cepat sembari mempererat pelukannya pada sang istri, ia enggan untuk melepaskan pelukannya karena tak mau Joohyun kembali menjauh darinya.
Yeoja dalam pelukannya tersebut mengarahkan tangannya untuk menggenggam tangan Seokjin yang memeluknya. "Maaf, tapi aku tak----"
Ucapan Joohyun terpotong kala sang suami secara tiba-tiba meraih dagunya hingga ia sedikit menoleh ke belakang dan Seokjin langsung mendaratkan sebuah ciuman pada bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMERALDO : The Truth Untold
FanfictionSMERALDO memiliki makna "The Truth Untold" atau "Kejujuran yang tak terucapkan" Bunga Smeraldo lekat dengan kisah tentang seorang pria yang tidak bisa mengungkapkan ketulusan cintanya kepada orang yang ia cintai, Seandainya pria tersebut mempunyai s...