Pagi itu hujan deras sekali, Lisa menunggu di halte bus dengan panik, hujan deras akan menyebabkan macet parah, dan sampai sekarang bis yang dia tunggu tak kunjung kelihatan. Sementara itu hujan turun makin deras hingga pemandangan di depannya makin kabur ,orang orang mulai menyingkir karena halte itu tak dapat lagi melindungi mereka dari terpaan hujan, dan Lisa masih berdiri sambil mencengkeram payungnya erat-erat, menahan tiupan angin yang makin kencang. Matanya bergantian melirik jam tangannya dan ujung jalan dengan harap-harap cemas, dia pasti akan terlambat hari ini, pak Jin, manejer lapangannya yang galak itu pasti akan marah besar karena pagi ini dia dijadwalkan meeting pagi dengannya, lelaki itu sangat tepat waktu dan dia tidak suka menunggu.
Tiba-tiba sebuah mercedes hitam legam yang sangat mewah meluncur mulus dan berhenti tepat didepan Lisa. Mulanya Lisa tidak menyadari kalau mobil itu berhenti untuknya karena perhatiannya terlalu terfokus pada ujung jalan, tetapi ketika pintu mobil itu mendadak terbuka, Lisa hampir terlonjak karena kaget.
"Masuklah."
Mulanya Lisa ingin mendamprat siapapun pengemudi mobil itu yang dengan seenaknya mengira Lisa adalah wanita gampangan yang mudah dibawa, tetapi ketika Lisa merasa mengenali suara lelaki itu, dengan ragu ditundukkannya kepalanya untuk memastikan bahwa pegemudi itu sesuai dengan dugaannya. Mata biru yang tajam itu membalas tatapannya, yah kalo tidak bisa dibilang sedang sial, setidaknya dugaannya tidak salah.
"Ayo masuk, kau akan basah kuyup jika berdiri terus disitu, kita kan searah," Jungkook agak berteriak mengalahkan derasnya suara hujan dan petir yang bersahut-sahutan. Lisa masih berdiri ragu-ragu, perjaljieunn ke kantor kan jauh dan lama, Lisa merasa enggan dan tak tahu apa yang akan dibicarakan dengan lelaki itu sepanjang jalan, lagipula... Lisa melirik dengan cemas ke arah payungnya, payungnya basah kuyup dan menetes-netes dan interior mobil itu sepertinya sangat bagus, jika kena air.....
"Masuk Lisa! Aku tak peduli dengan payung basah itu ! Kau akan membuat kita berdua terlambat!, masuk, atau aku sendiri yang akan menyeretmu..." Suara geram Jungkooklah yang menyadarkan Lisa dari keraguannya, dengan cepat dia memasuki pintu yang terbuka dan duduk di sebelah Jungkook.
Satu detik setelah pintu tertutup, Jungkook langsung menginjak gas menjalankan mobilnya, seolah takut Lisa berubah pikiran. Jungkook melirik sedikit pada Lisa yang memandang cemas pada payung yang meneteskan air di tangannya, "Taruh saja di tempat dibelakang, pengurus mobilku akan membersihkannya, dan pasang sabuk pe- ngamanmu."
Secara otomatis Lisa menoleh ke belakang dan menemukan wadah plastik silinder di tengah jok belakang, mungkin tempat koran atau semacamnya, tapi wadah itu kosong dan Lisa meletakkan payung itu disana, lebih baik daripada payungnya meneteskan air membasahi kursi kulit yang mewah atau karpet tebal mobil ini. Setelah memasang sabuk pengamannya, Lisa menyadari bahwa sudut mata Jungkook melirik ke arahnya.
"Terimakasih," gumamnya demi menjaga kesopanan.
Jungkook tersenyum miring, "Pasti kau bingung apakah ini kesialan atau keberuntungan karena akulah yang memberimu tumpangan," gumamnya tenang. Lisa membuka mulut hendak membantah, tetapi akhirnya mulutnya menutup lagi. Tidak disadarinya Napas Jungkook yang mendadak lebih cepat ketika memperhatikan gerakan mulutnya.
"Rumahmu di daerah sini ya?" Suara Jungkook entah kenapa berubah jadi serak hingga Lisa otomatis menoleh ke arahnya, tetapi lelaki itu tidak sedang menatapnya melainkan memandang lurus ke depan.
"Iya saya kost di daerah sini," jawabnya setengah melamun dan ter- sentak ketika Jungkook mendadak menoleh ke arahnya.
"Kost?" kenapa informasi itu sampai terlewatkan olehnya? "kalau begitu di mana orangtuamu?"
"Orangtua saya sudah meninggal, saya hidup sendirian," jawab Lisa otomatis, "Mr. Jungkook, mungkin sebaiknya saya diturunkan agak jauh dari kantor, nanti saya berjalan kaki saja."
Jungkook mengerutkan dahinya, tak suka dengan ide itu, "Kenapa harus begitu?"
"Tempat parkir khusus direksi kan sangat mencolok, saya tidak mau orang yang melihat saya turun dari mobil anda akan berpikiran yang tidak-tidak."
"Seperti kita melakukan seks yang hebat semalam, dan pagi ini berangkat kerja bersama-sama?"
Wajah Lisa memucat mendengar ucapan Jungkook yang sangat vulgar itu.
"Dengar miss Lisa, kau dikenal sangat menjunjung moralitas di kantor, jadi orang tidak mungkin berpikir yang tidak-tidak tentang- mu." Suara Jungkook terdengar sinis dan mengejek, "lagipula...," kali ini Jungkook sengaja membiarkan tatapan matanya menelusuri Lisa dari ujung kepala sampai ujung kaki, "Semua orang tahu siapa aku, dan seperti apa pacar-pacarku, mereka tahu persis bahwa kau bahkan tak masuk ke dalam kategori tipe wanita kesukaanku, lagipula aku kan tidak mungkin tertarik padamu,jadi gosip apa yang akan timbul?"
Detik itu juga Lisa menyadari bahwa dia tak akan pernah menyukai bosnya yang satu ini. Dengan geram Lisa menggertakkan giginya lalu mengalihkan pandangan ke jendela luar. Setelah itu tak ada percakapan lagi di antara mereka. Ketika Jungkook memarkir mobilnya di parkir direksi, Lisa segera turun dan mengucapkan terimakasih dengan kaku, lalu berlari kecil menembus hujan, meninggalkan Jungkook yang masih di mobil.
Untunglah lobby sudah sepi, hanya petugas keamanan dan resepsionis saja yang ada di sjieun, jadi tak perlu kuatir akan terjadi gosip. Tapi ketika Lisa melihat jam besar yang terpasang di lobby dia langsung mempercepat langkahnya, dia terlambat, Pak Jin pasti akan marah besar. Ketika sampai di ruangannya rekannya menatapnya sambil meng-angkat alis melihat penampilan Lisa yang acak-acakan dengan rambut dan baju setengah basah.
"Pak Jin menunggumu, dia bilang kalau kau datang langsung saja ke ruangannya."
Lisa mengangguk, hanya mampir sebentar ke mejanya untuk me- letakkan tas dan langsung mengetuk pintu ruangan Pak Jin. "Masuk", gumam suara dari dalam.
Lisa melangkah masuk sambil mempersiapkan dirinya untuk men- dengarkan ocehan panjang lebar tentang kedisiplinan yang menjadi ciri khas bosnya itu. Tapi di luar dugaan, wajah Pak Jin bukannya masam melainkan sangat ramah, dia bahkan mempersilahkan Lisa duduk dengan bersemangat.
"Saya mengerti mengapa kau terlambat Lisa, tadi CEO kita, Mr. Jungkook menelpon dan menjelaskan bahwa kau ikut mobilnya, yah saya tidak menyalahkanmu, cuaca sangat buruk pagi ini bukan?"
Lisa hanya tertegun menatap senyum bosnya yang begitu lebar. Ternyata cuma sampai di situ arti kedisiplinan yang digembar- gemborkan Pak Jin, begitu kekuasaan berbicara, maka semua tak ada artinya lagi.
"Eh iya, tadi saya tak sengaja berpapasan dengan Mr. Jungkook ketika sedang menunggu bus dan Mr. Jungkook menawari saya tumpangan."
"Hebat Lisa, hebat, ternyata insiden kecil kemarin yang menyebabkan Mr. Jungkook sendiri sampai turun tangan memanggilmu itu malah menguntungkan bagi divisi kita. Pimpinan tertinggi perusahaan kita, bayangkan! Dia mengenalimu dan bahkan mau menawarimu tumpangan!"
Lisa merasa muak melihat kegirangan bosnya yang tak wajar itu, memangnya Jungkook itu siapa? Memang dia CEO perusahaan ini dan merupakan pimpinan tertinggi perusahaan ini di Korea. Perusahaan mereka merupakan cabang dari perusahaan terkenal dengan nama sama di Jerman. Dan Jungkook sebagai salah satu pemegang saham terbesar sekaligus CEO yang handal di salah satu perusahaan mereka di Jerman, menawarkan diri untuk mengisi jabatan di Korea. Gosipnya Lelaki itu menganggap bahwa memimpin cabang mereka di Korea dengan perbedaan budaya dan segala keeksotisannya merupakan tantangan tersendiri baginya. Tetapi lelaki itu kan manusia juga sama seperti mereka? Seharusnya Pak Jin tak perlu segirang ini dong.
"Eh kalau begitu pak, saya ijin kembali sebentar ke meja saya untuk mengambil bahan meeting kita pagi ini," gumam Lisa memotong kalimat Pak Jin yang masih berceloteh tidak jelas tentang ke- lebihan-kelebihan Jungkook Marcuss dan betapa beruntungnya Lisa.
Ketika Lisa hendak melangkah pergi, Pak Jin sepertinya baru teringat sesuatu, "Oh ya Lisa, tadi Mr. Jungkook berpesan kalau ada barang milikmu yang ketinggalan di mobilnya, dia ingin kau meng- ambilnya nanti jam 3 sore di ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story About Lalisa
RomanceLangsung Baca kalau penasaran :D yang di bawah umur menjauh dosa tanggung sendiri ya :D Imi remake dari novel santhy agatha, Aku suka novelnya 😍