2

9.5K 527 10
                                    

"Lalisa Manoban," Jungkook menggumamkan nama itu bagaikan mantra, lalu matanya membuka penuh perhitungan.

Well, jangan harap kau bisa semudah itu pergi dari sini, karena aku tak akan membiarkanmu pergi, Lisa, gumamnya dalam hati.

Jungkook mengingat saat dia pertama kali melihat Lisa, biasanya dia tak pernah memperhatikan wanita, para wanitalah yang biasanya mengejar-ngejar dirinya, Meski suka berganti ganti wanita, Jungkook dikenal sebagai kekasih yang sangat dingin. Dia selalu menjaga jarak dan tak pernah mengijinkan siapapun terlalu dekat, baginya wanita hanyalah tempat penyaluran gairahnya dan dia akan membayar itu dengan perhiasan mahal, pakaian mewah dan hadiah-hadiah lainnya, dan itu sudah cukup memuaskan bagi dirinya dan wanita-wanita itu.

Tapi Lisa....., gadis itu sudah 2 tahun bekerja sebagai supervisor lapangan disini, dan Jungkook bahkan tak pernah bertemu langsung dengannya, Yah tentu saja! Jungkook mendengus, Seorang CEO tidak ada urusannya dengan supervisor lapangan.

Dan entah nasib sial apa yang menghinggapinya ketika pertama kali dia bertemu dengan Lisa, ketika itu dia sedang menjamu tamu penting dilokasi yang berdekatan dengan proyek pameran pemasaran yang sedang berlangsung, maka secara impulsif diputuskannya untuk mampir. Manajer pameran langsung tergopoh-gopoh menyambutnya. Lalu gadis itu muncul. Dengan tubuh mungil, pakaian kerja yang efisien dan make up sederhana, Lisa jelas-jelas kalah jika di- bandingkan dengan pacar-pacarnya yang selalu seksi dan spektakuler serta berasal dari kelas atas.

Tapi tubuh Jungkook bagaikan disadarkan ketika melihat Lisa, dan ketika mereka bersalaman, tangannya bagaikan disengat listrik, gairah langsung meletup dari ujung kepala sampai ke kakinya begitu menggebu-gebu sampai membuat kepalanya pening. Kenyataan bahwa Lisa sama sekali tidak memperhatikannya kecuali sebagai bos sama sekali tidak membantu.

Jungkook menyadari ia mulai terobsesi pada Lisa, dimanapun ia berada, kapanpun ia ada, ia selalu mencari gadis itu.Tak mau seharipun dilewatinya tanpa menyempatkan diri melihat Lisa, hingga seolah-olah gadis itu merupakan eksistensi kehidupannya. Bahkan demi hal itu, sekarang ia mendapati dirinya mulai me- manipulasi beberapa proyek yang sedapat mungkin melibatkan divisi Lisa semata-mata agar dia bisa sering melihat Lisa.

Mungkin ini kegilaan sesaat, atau mungkin alamiah. Jungkook pernah membaca bahwa ada orang-orang tertentu yang memang dapat membuatmu sangat bergairah, entah karena hormon, aroma atau yang lainnya, mungkin Lisa salah satu diantaranya. Ini hanyalah masalah nafsu, dan akan segera hilang begitu nafsu ini dipuaskan, gumam Jungkook dalam hati, berusaha menenangkan dirinya.

Dengan dahi berkerut dipandanginya laporan pinjaman karyawan dimejanya. Yah sepertinya ini akan sangat mudah, melihat besarnya pinjaman Lisa, kelihatannya gadis ini sangat konsumtif dan menyukai uang, dengan sedikit pengeluaran ekstra pasti akan sangat mudah menarik gadis itu ke ranjangnya, dan setelah dia terpuaskan, pasti akan lega sekali bisa terlepas dari obsesi yang menyiksa ini.

LIZKOOK

"Bagaimana kondisinya suster?"

Lisa baru saja sampai, di luar hujan deras sekali, dan air menetes- netes dari rambutnya. Perawat itu memandangnya dengan penuh kasih, sudah 2 tahun dia mengenal Lisa. Dari Lisa masih gadis polos yang kebingungan, sampai akhirnya dia berubah menjadi gadis tegar yang penuh semangat dan mengambil alih semua tanggung jawab yang mungkin terlalu berat untuknya, Kasihan sekali kau nak, gumamnya dalam hati.

"Kondisinya baik Lisa, tekanan darahnya normal dan detak jantungnya stabil, itu bagus, dia begitu tenang seharian ini, dia tidak mengalami serangan, jadi tidak perlu merasakan kesakitan."

"Dia tidak mengalami serangan?" mata Lisa melebar bahagia, "terimakasih suster Jieun, kalau begitu aku akan melihatnya dulu."

Lisa memasuki ruangan putih sederhana itu, dipandangnya ranjang yang menjadi pusat ruangan itu. Di atas ranjang, terbaring sosok yang lemah, tubuhnya terhubung dengan selang yang terjalin ke mesin- mesin, Lisa duduk di tepi ranjang dan menggenggam tangan yang terhubung dengan jarum infus, sebuah cincin emas melingkar di jari lelaki itu, ya, cincin yang sama yang melingkar di jarinya, lelaki ini adalah Taehyung, tunangannya yang terbaring koma sejak lebih dua tahun yang lalu.

"Apa kabarmu sayang?" gumamnya penuh perasaan.

Sosok itu tetap diam dan ruangan terasa hening, hanya suara mesin mesin pemonitor detak jantung dan desisan alat pengatur oksigen yang terdengar, Lisa mengecup cincin di jari lelaki itu, ingatannya menerawang kembali ke masa dua tahun lalu dimana hidupnya yang indah dan bahagia berubah menjadi tragedi.

Saat itu persiapan pernikahan mereka, Taehyung sudah cukup mapan dan sangat mencintai Lisa, dan Taehyung tidak mempunyai keluarga, lelaki itu dibesarkan di panti asuhan lalu berjuang mandiri sehingga bisa menjadi pengacara handal yang cukup sukses.

"Aku sebatang kara di dunia ini sebelum bertemudenganmu," begitu ucapan syukur Taehyung dulu ketika Lisa menerima lamarannya.Lisa begitu bahagia waktu itu, dia begitu dicintai dan kedua orang tuanyabegitu mendukungnya, sebagai anak tunggal orang tuanya memang sedikit lebihprotektif padanya dibandingkan orang tua lainnya, tapi mereka bisa melihatketulusan hati Taehyung dan menerima Taehyung dengan tangan terbuka. Lalu pagiyang penuh tragedi itu terjadilah, Lisa sedang melakukan pengepasan gaunpengantin, pernikahan mereka tinggal sebulan lagi. Ketika itu Taehyung menelpon, karena Lisa meminta tolong padanya untuk menjemput orangtua Lisa di bandara, orang tua Lisa baru pulang dari tugas dinas ayah Lisa di Thailand.

Sebenarnya merupakan tugas Lisa menjemput mereka, tetapi karena supir keluarga sedang cuti dan waktunya bersamaan dengan jadwal fitting baju pengantin, Lisa meminta bantuan Taehyung. Taehyung tidak pernah merasakan punya orang tua, jadi dia sangat menyayangi kedua orang tua Lisa, begitu pula sebaliknya, jadi, tugas sepele seperti menjemput orangtua di bandara terasa sangat menyenangkan baginya.

"Kami akan menuju ke tempat fitting baju segera setelah sampai, lalu kita bisa makan siang bersama-sama, tapi ups! Kamu kan tidak boleh makan banyak-banyak, nanti baju pengantin itu tak akan cukup sebulan lagi"' candanya dengan riang.

Lisa sempat merajuk tapi kemudian Taehyung bisa membuatnya tertawa lagi, "Kau tahu, aku tidak sabar bertemu dengan orangtuamu.... Aku merindukan mereka."

Lelaki itu tertawa lalu menutup telepon setelah mengucapkan satu- satunya janji yang tidak bisa ditepatinya, "Aku janji, segera setelah kami dekat tempatmu, aku akan menelponmu, jadi kau bisa siap-siap di depan, Bye calon pengantinku, i love u..." Itulah saat terakhir Taehyung menelponnya. Sama sekali tidak ada firasat hari itu, sama sekali tidak ada pertanda bahwa pagi itu akan menjadi mimpi paling buruk dalam hidupnya, Dan telepon itulah awal dari rentetan bencana. Yang menelponnya kemudian bukanlah Taehyung yang dicintainya, melainkan petugas rumah sakit. Mobil yang dikendarai Taehyung menjadi salah satu korban tabrakan beruntun di jalan tol, Ayahnya meninggal di tempat, Ibunya dalam kondisi kritis dan Taehyung sudah tak sadarkan diri karena benturan keras di kepalanya.

Lisa menjalani semuanya seorang diri, hari itu dia bergerak bagai robot mengurusi pemakaman ayahnya sekaligus mengkhawatirkan kondisi ibu dan tunangannya, tak ada waktu untuk menangis, dan kemudian keesokan harinya ibunya meninggal menyusul ayahnya, Lisa harus menanggung kepedihan memakamkan kedua orang tuanya dalam dua hari berturut-turut seorang diri, lalu malam itu, ketika dokter memutuskan bahwa Taehyung mengalami koma serta tidak diketahui kapan akan sadar, ketegaran Lisa runtuhlah sudah, semua kepedihan bertubi-tubi yang menerjangnya sudah tidak dapat di- tanggungnya lagi, dia pingsan dan ketika sadar dia hanya bisa menangis.

Lalu Suster Jieun datang, seorang perawat setengah baya yang sangat keibuan. Suster itulah yang membantu Lisa agar tidak terpuruk, yang membuat Lisa sadar bahwa dialah satu-satunya yang dimiliki Taehyung untuk membantunya bertahan hidup.

Dengan cepat Lisa bangkit, menyadari bahawa dia sendiri yang harus berjuang demi Taehyung, lelaki yang sangat dia cintai. Dan mengetahui bahwa biaya perawatan Taehyung tidak murah, Lisa segera bergerak cepat, dijualnya rumah keluarganya, dan dikumpulkannya semua aset yang dimilikinya lalu pindah ke tempat kost yang mungil memahami bahwa efisiensi sangatlah penting, lalu dia pindah pekerjaan dengan gaji lebih bagus.

"Berjuanglah untuk bertahan Taehyung, karena aku akan berjuang untuk- mu," tekad Lisa dalam hati waktu itu.

Namun sekarang hampir dua tahun lebih berlalu,seluruh aset yang dimiliki Lisa sudah habis, bahkan dia harus menanggung hutangke perusahaan untuk menutup biaya perawatan Taehyung, dan tunangannya tercintaitu masih belum sadar juga.


.

.

.

.

ada taelicenya juga :D

vomentnya juseyo :*


A Romantic Story About LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang