"Kau benar-benar serius tentang ini Jungkook?" Suga bertanya saat Jungkook mempelajari salinan kontrak itu.
Jungkook mengangkat matanya dan menatap Suga, lalu menunjukkan kontrak itu, "Kau pikir aku tidak serius? Perjanjian ini senilai tiga ratus juta man!"
"Aku tak habis pikir, kenapa seseorang sepertimu yang bisa men- dapatkan wanita manapun yang kau mau, melakukan hal seperti ini demi seorang wanita? Wanita yang sangat murahan dan materialistis sehingga terang-terangan menjual dirinya padamu demi uang? Apa yang ada dipikiranmu Bos?"
Kening Jungkook berkerut tidak suka mendengar kata-kata Suga, meskipun dia tahu itu semua benar. "Kau tahu bagaimana rasanya ketika melihat seorang perempuan, dan tiba-tiba seluruh tubuhmu menginginkannya?" Jungkook tersenyum melihat ekspresi skeptis Suga, tentu saja Suga tidak tahu, dia sendiri merasa aneh dengan perasaannya, "Yang pasti aku meng-inginkannya, dan aku masih belum bosan, tiga ratus juta tak ada arti-nya buatku"
"Tapi kau orang yang sangat pembosan, seminggu lagi kau pasti akan mencampakkannya, dan menyesali kontrak ini."
"Dan aku tetap akan merasa puas karena setidaknya aku tidak penasaran lagi," jawab Jungkook yakin.
Suga mengangkat bahu, "Aku tetap tidak setuju, tapi ini semua keputusanmu, serahkan kontrak pada wanita itu, pastikan dia tanda- tangan, beri salinannya, lalu serahkan yang asli padaku." Suga menyandarkan tubuhnya di kursi, "Miss Lisa ini, apakah aku pernah melihatnya sebelumnya?"
Jungkook menggeleng, "Dia hanya pegawai biasa, seorang supervisor lapangan, kau tidak mungkin pernah melihatnya," jawabnya tegas.
"Apakah dia gadis mungil dengan rambut sebahu dan wajah polos dan tatapan seperti anak kecil yang ada di area pameran mendampingi bosnya yang penjilat waktu itu?"
Jungkook langsung bersiaga, Kenapa Suga ingat pada Lisa? Apa- kah Suga juga memperhatikan Lisa? Apakah dia juga tertarik padanya? Insting posesifnya langsung menyeruak keluar.
Suga tertawa melihat tatapan tajam Jungkook, "Hey hey jangan menatapku seperti itu, aku memperhatikannya karena waktu itu kau memandangnya dengan begitu intens, tatapanmu seolah-olah tak bisa lepas darinya, seperti pemburu yang ingin melahap mangsanya." Fredy mengangkat bahu, "Orang lain mungkin tak akan menyadari- nya, tapi aku sudah mengenalmu sejak lama, dan aku tahu betapa intensnya kau jika sudah berkonsentrasi pada satu hal, malam itu kau kehilangan konsentrasimu, gadis itu menarik seluruh perhatianmu, kau sulit berkonsentrasi pada hal lain selain itu." Suga menarik napas panjang, "Well jika dengan gadis yang sama ini kau terlibat, semoga Tuhan memberkatimu sahabatku."
Semua terjadi begitu cepat, Jungkook langsung mendapatkan apartemen yang diinginkannya, sebuah apartemen yang sangat mewah dengan privasi yang sangat terjamin, Lisa tidak berani membayangkan berapa harganya, tapi Jungkook bersikap sangat santai, katanya itu semua hanyalah investasi. Dengan sangat efisien Jungkook membantu Lisa membereskan barang-barangnya yang tentu saja tidak banyak, untuk dipindahkan ke aprtement, lalu menyelesaikan pembayaran kost dan sekaligus berpamitan dengan induk semangnya.
Mereka berdua berdiri di tengah ruang tamu apartemen yang sangat mewah itu, Jungkook tersenyum pada Lisa yang berdiri kaku di tengah ruangan, "Well anggap saja ini rumahmu sendiri," dia lalu melirik jam tangannya, "Aku harus kembali ke rumahku, pengurus rumah tanggaku pasti bertanya-tanya apa yang kulakukan sampai aku tidak memberi kabar, dia akan kebingungan menjawab telephon yang masuk, kau, silahkan atur apartemen ini sesuai seleramu, jika ada yang kurang ata kau ingin menambah sesuatu, bilang saja."
Lisa memandang sekeliling apartemen yang penuh dengan interior mewah dan elegan itu, penataannya saja terlalu mewah dan mungkin berlebihan untuknya, tidak, dia mau mengganti apalagi? "Sementara kau pergi, bolehkah aku keluar sebentar? Kau ingat? Sedikit waktu untuk diriku sendiri seperti yang kaujanjikan?"
Jungkook mengangkat bahu, "Silahkan," dia mengeluarkan dompetnya, "Kau butuh uang?"
"Tidak...!" Lisa menjawab tegas.
Uang Tiga ratus juta yang di-transfer Jungkook tadi siang sudah lebih dari cukup, dia tidak butuh uang apa-apa lagi dari lelaki itu.
Jungkook sepertinya bisa membaca pikiran Lisa, "Uang yang kuberi tadi, itu murni untukmu silahkan kau gunakan sesuka hatimu, tetapi untuk sehari-hari, aku sudah berjanji akan membiayaimu, ingat kan penawaranku di ruangan kerjaku dulu?"
Jungkook mengeluarkan kartu berwarna keemasan dari dompetnya, "Ini kartu debit, isinya lebih dari cukup jika kau ingin membeli sepuluh mobil sekalipun," dia lalu menyebutkan nomor PINnya dan menyuruh Lisa mengingatnya baikbaik. Lisa sebenarnya ingin menolaknya, tapi dia tak ingin berlama-lama berdebat dengan Jungkook disini, lagipula dia tinggal menyimpannya di dompet dan tak akan pernah memakainya, toh Jungkook tidak akan tahu.
Jungkook memakai jasnya, puas karena Lisa menerima kartu debitnya, "Kita akan buat kartu kredit atas namamu besok. Nanti malam, kalau tak ada urusan aku akan kesini," Tatapan Jungkook ketika mengucapkan „nanti malam‟ begitu intens, membuat pipi Lisa memerah.
Sepeninggal Jungkook, Lisa segera memakai jaket, membawa tas tangannya dan melangkah pergi, lobyy apartemen yang begitu mewah itu benar-benar membuatnya minder, apalagi penjaga pintu menyapa- nya dengan begitu penuh hormat ketika dia melangkah keluar.
"Anda ingin dipanggilkan taxi, miss?" sapanya dengan sopan.
Lisa cepat-cepat menggeleng, tidak mungkin kan dia bilang kalau dia mau menunggu kendaraan umum di depan perempatan sana? "Tidak," jawabnya, "saya menunggu jemputan, di depan," gumamnya singkat, lalu sebelum penjaga pintu itu bertanya-tanya lagi, Lisa segera mengangguk sopan dan melangkah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story About Lalisa
RomanceLangsung Baca kalau penasaran :D yang di bawah umur menjauh dosa tanggung sendiri ya :D Imi remake dari novel santhy agatha, Aku suka novelnya 😍