Ketika Lisa membuka mata dia sudah ada di ranjangnya, mengena- kan salah satu piyama sutra hitam milik Jungkook, lelaki itu sedang duduk di ranjang di sebelahnya,bersila dengan menghadap notebook- nya, wajahnya serius sekali. Lisa merasa pusingnya sudah hilang, tapi rasa nyeri di tubuhnya belum hilang juga, sepertinya dia masih demam.
Seolah merasakan gerakan Lisa, Jungkook menoleh, dan tersenyum "Tadi aku mencari piyama untukmu, ternyata kau tak punya piyama ataupun gaun tidur ya? Aku tidak tahu sebelumnya karena aku selalu menelanjangimu sebelum tidur"
Wajah Lisa memerah, bisa bisanya Jungkook memilih kata-kata itu sebagai kalimat sapaan pembukanya. "Kenapa aku tiba-tiba sudah di rumah? Jam berapa ini?"
Jungkook mengangkat alisnya, "Kau tidak tahu? Tadi pagi kau pingsan lalu dokter Jennie menyuntikmu dengan obat yang membuatmu tidur, tapi aku harus mengajukan komplain karena sepertinya dosisnya terlalu besar, kau tertidur hampir sepuluh jam....sekarang sudah jam delapan malam"
Lisa terperangah, "Jam delapan malam?"
Jungkook tersenyum, "Besok-besok kalau kau merasa tidak enak badan jangan memaksakan diri untuk masuk, kau sangat merepotkanku, aku terpaksa pulang setengah hari untuk menjagamu"
Wajah Lisa memucat, dia telah mengganggu kesibukan Jungkook! Padahal lelaki itu punya jadwal yang sangat padat dan terpaksa meninggalkannya hanya gara-gara dia pingsan. "Ma...maafkan aku..." suara Lisa terdengar lemah, penuh penyesalan.
Jungkook menoleh mendengar nada suara Lisa, lalu menutup notebooknya dan meletakkannya di meja samping ranjang, "Aku tidak memarahimu, lagipula sudah lama aku tidak mengambil cuti," dengan lembut Jungkook meletakkan tangannya di dahi Lisa, "sudah mendingan, tadi kau panas sekali tahu, aku sampai mengkompresmu dengan air es."
Lisa memejamkan matanya merasakan tangan Jungkook yang sejuk di dahinya, kenapa lelaki ini begitu lembut dan penuh perhatian? Sudah lama sekali rasanya sejak ada yang memperhatikan dirinya. Setelah kedua orang tuanya meninggal, Lisa selalu berjuang sendirian, tidak pernah sama sekali mengijinkan dirinya menjadi lemah. Sekarang, perhatian yang begitu lembut dari Jungkook entah kenapa membuat dadanya sesak,
"Kau sudah bisa minum obatnya? Dokter Jennie membawakan obat untuk kau minum, tunggu sebentar," Jungkook bangkit dari ranjang dan melangkah keluar kamar,tak lama kemudian dia kembali membawa nampan, meletakkannya di meja samping ranjang dan membantu Lisa duduk, "Kau harus makan dulu sebelum minum obat,"
Aroma kuah yang sangat menggoda itu benar benar membuat air liur menetes, Lisa menoleh ke atas nampan yang diletakkan di pangkuannya, semangkuk sup jagung dan daging yang masih panas dengan aroma yang sangat enak,
"Itu bukan bubur ayam, jadi kuharap kau tidak memuntahkannya," ada nada geli dalam suara Jungkook. Mau tak mau Lisa tersenyum karena ternyata Jungkook masih teringat percakapan mereka kemarin. Dengan pelan dia berusaha mengangkat sendok sup itu, tapi Jungkook menahannya, "Aku suapi," gumamnya sambil mengambil sendok itu. Wajah Lisa memerah canggung, tapi ketika Jungkook mengarahkan sendok itu ke mulutnya akhirnya dia membuka mulutnya pelan.
Dengan tenang Jungkook menyuapi Lisa, setelah selesai dia meletakkan mangkuk kosong itu ke sebelah ranjang, "Ada yang menempel di bibirmu," tanpa disangka Jungkook mendekatkan wajahnya, lalu menjilat sudut bibir Lisa dengan lembut, "sekarang sudah bersih," Jungkook terkekeh melihat wajah Lisa yang merah padam.
"Te...terimakasih" gumam Lisa terbata-bata.
Tiba-tiba saja Jungkook meraih pundak Lisa dan menciumnya, ciuman yang sangat dalam dan membakar, seolah-olah ingin melumat bibir Lisa sampai habis, lama sekali Jungkook mencium Lisa, sampai napas mereka berdua terengah-engah ketika Jungkook melepaskan ciumannya, "Sama-sama," gumam Jungkook dengan parau kemudian, "kalau begitu minum obatmu, setelah itu kau harus tidur lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story About Lalisa
RomanceLangsung Baca kalau penasaran :D yang di bawah umur menjauh dosa tanggung sendiri ya :D Imi remake dari novel santhy agatha, Aku suka novelnya 😍