33

4.5K 381 6
                                    

Lisa berlari, tanpa sadar melepaskan diri dari pelukan Jungkook, dia berlari penuh air mata, ke kamar perawatan Taehyung, kerinduannya membuncah, rasa syukurnya tak tertahankan.

Ketika sampai di depan pintu perawatan nafasnya terengah, dia berhenti karena pintu itu masih di tutup rapat, suster Jieun tergopoh- gopoh mengejarnya, "Lisa, jangan masuk dulu, dokter baru menstabilkan kondisinya"

Penantian itu terasa begitu lama, sampai kemudian Lisa diijinkan masuk, hanya lima menit untuk sekedar menengok Taehyung, setelah itu dokter harus mengevaluasi kondisinya Taehyung lagi.

Dadanya sesak tak tertahankan ketika mata itu balas menatapnya, mata yang selama ini terpejam, tertidur dalam damai, membuat Lisa menanti, mata itu sekarang terbuka, hidup, dan balas menatapnya,

"Taehyung," Suara Lisa serak oleh emosi, dan tangisnya meledak, dia menghampiri tepi ranjang, ke arah Taehyung yang masih terbaring, pucat dengan alat-alat penunjang kehidupan yang masih menopangnya, tapi hidup dan membuka mata.

Lisa meraih tangan Taehyung dan menciumnya, lalu menangis "Taehyung-" Banyak yang ingin Lisa ungkapkan, dia ingin mengucap syukur karena Taehyung akhirnya bangun, dia ingin merajuk karena Taehyung memilih waktu yang begitu lama untuk terbangun, dia ingin menangis kuat- kuat, tapi semua emosi menyebabkan suara tercekat di tenggorokan. Air mata tampak menetes dari pipi Taehyung, lelaki itu mencoba berbicara, tetapi tampak begitu susah payah,

"Stttt.... Kau tidak boleh bicara dulu," gumam Lisa lembut, mencegah Taehyung berusaha terlalu keras, "Mereka memasang selang di tenggorokanmu, untuk makAnan, kau koma selama kurang lebih dua tahun." Mata Taehyung menatap Lisa, tampak tersiksa, dan dengan lembut Lisa mengusap air mata di pipi Taehyung, "Nanti, setelah mereka yakin kondisimu membaik, mereka akan melepas selang itu dan kau akan bisa berbicara lagi, tapi sekarang, kau cukup mengangguk atau menggeleng saja ya, sekarang..." Lisa menelan ludah, menahan isak tangis yang dalam, "Sekarang kita harus mensyukuri karena kau akhirnya terbangun, ya?"

Taehyung menganggukkan kepalanya,dan seulas senyum dengan susah payah muncul dari bibirnya. "Sekarang istirahatlah dulu, dokter akan mengecek kondisimu lagi," bisik Lisa lembut ketika melihat isyarat dari dokter yang menunggui mereka.

Ketika Lisa akan beranjak, genggaman Taehyung di tangannya menguat, Dengan lembut Lisa menoleh dan memberikan senyuman penuh cinta kepada Taehyung, "Aku tidak akan kemAna-mAna, aku harus menyingkir karena dokter akan memeriksamu lagi, tapi aku tidak akan kemAna-mAna, aku akan berada di dekat sini sehingga saat kau butuh nanti aku akan langsung datang,"

Pegangan Taehyung mengendor, lelaki itu mau mengerti. Dengan lembut Lisa mengecup dahi Taehyung dan melangkah menjauh keluar ruangan perawatan. Air matanya mengucur dengan derasnya ketika dia melangkah menghampiri suster Ana. Suster Jieun masih berdiri di sana dan Lisa langsung berlari ke arahnya, menangis keras-keras,

"Dia sadar suster... dia akhirnya sadar... aku masih tak percaya, selama ini aku hampir kehilangan harapan. Mulai berpikir kalau Taehyung memang tidak mau bangun, mulai berpikir kalau semua perjuanganku ini sia-sia.... Tapi sekarang..," Lisa terisak, "Aku tak percaya bahwa pada akhirnya dia sadar... dia kembali dari tidur panjangnya, dia ada di sini untuk aku.."

Dengan lembut Suster Jieun mengelus rambut Lisa, "Ini semua karena perjuanganmu Lisa, Tuhan melihat keyakinanmu maka ia mengabulkannya," mata suster Ana juga berkaca-kaca, terharu melihat pasangan yang sudah hampir menjadi legenda karena kekuatan cintanya di rumah sakit ini, akhirnya akan berujung bahagia.

Tapi kemudian, suter Jieun menyadari kehadiran Jungkook di ujung ruangan, masih bersandar di pintu lorong ruang perawatan, dengan wajah tanpa ekspresi. Dengan lembut dilepaskannya Lisa dari pelukannya, "Eh mungkin aku harus pergi dulu Lisa, mungkin masih ada hal-hal yang ingin kalian bicarakan?" suster Jieun mengedikkan bahunya ke arah Jungkook,

Baru saat itulah sejak pemberitahuan suster Jieun tadi, Lisa me- nyadari kehadiran Jungkook di ruangan itu. Pipinya langsung memerahmengingat pernyataan cinta Jungkook, sesaat sebelumnya. Tapi dia sungguh tidak bisa berkata apa-apa. Setelah Suster Jieun meninggalkan ruangan itu, suasana menjadi canggung, dalam keheningan yang tidak menyenangkan.

"Dia sadar," gumam Jungkook akhirnya, memecah keheningan. Lisa menganggukkan kepalanya, belum mampu bersuara.

Jungkook tampak berfikir, "Kau bahagia?" tanyanya kemudian, lembut.

Lisa mengernyitkan keningnya, Jungkook telah berubah, menjadi sedikit lebih manusiawi, menjadi sedikit mudah disentuh. Jungkook yang dulu tidak akan mungkin menanyakan itu padanya. Jungkook yang dulu pasti akan langsung memaksa membawanya pulang tanpa peduli perasaan Lisa.

"Ya, aku bahagia," seulas senyum kecil muncul di bibir Lisa, membayangkan Taehyung.

Jungkook mengernyit melihat senyuman itu.Senyuman itu bagaikan pisau yang menusuk hatinya, senyuman yang diberikan Lisaketika membayangkan lelaki lain, ketika membayangkan Taehyung. "Bagus,"gumamnya datar, kemudian menatap Lisa lembut, "Mungkin kita harus melakukanpengaturan kembali dengan perkembangan yang mendadak ini, tetapi aku tidak maumengganggumu dulu, kau pasti ingin fokus dulu dengan kondisi Taehyung... jadi kupikir aku akan kembali lagi saja nanti."

"Terimakasih Jungkook," akhirnya Lisa bisa berkata-kata, pelan.

Jungkook tersenyum miring, "Aku meminta maaf, dan kau malah menjawabnya dengan ucapan terimakasih, Lisa yang aneh," dengan hati-hati Jungkook mendekat, lalu setelah yakin bahwa Lisa tak akan menjauh, dia merengkuh Lisa ke dalam pelukannya.

"Ingat kata-kataku tadi," bisiknya lembut, lalu menunduk dan memberikan Lisa sebuah ciuman yang singkat tetapi menggetarkan kepada Lisa.

Dan pergilah Jungkook, meninggalkan Lisa yang masih berdiri terpaku, memegangi bibirnya yang terasa hangat, bekas ciuman Jungkook.

A Romantic Story About LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang