13

4.5K 374 8
                                    

Lisa meletakkan barang belanjaannya di meja dapur, tadi dia mampir sebentar ke supermarket untuk membeli bahan makanan. Kondisi Taehyung baik-baik saja dan cukup stabil, itu sudah membuatnya cukup tenang. Operasi sudah dijadwalkan 1 minggu lagi, Sekarang Lisa hanya bisa berdoa dan menyerahkan semuanya pada Tuhan.

Dengan ragu, Lisa memandang sekeliling apartemen, lalu menarik napas panjang, semua ini terlalu mewah, terlalu berlebihan untuknya tinggal seorang diri di tempat seluas dan semewah ini. Tadi dia menyempatkan diri mengatur pakaiannya yang sedikit, sehingga hanya memerlukan waktu sebentar, setelah itu dia sempat terdiam lama bingung mau berbuat apa, apalagi ditempat yang luas begini, suasana terasa sangat lengang dan sendirian. Baru kemudian Lisa menyadari bahwa dia belum sempat sarapan sejak tadi pagi, jadi dia memutuskan memasak makan malamnya.

Setelah mengatur belanjaannya yang sedikit itu di dalam lemari es raksasa, sehingga tampak menggelikan karena lemari itu terlihat kosong. Lisa mengeluarkan beberapa butir telur, sedikit sosis dan sayuran, dikocoknya dengan pelan sambil berdendang, lalu dituang- nya adonan omelet sederhana ini ke wajan mungil yang sudah diberi mentega.

Aroma harum telur menyeruak ke seluruh dapur.

"Baunya enak sekali." Suara itu terdengar begitu tiba-tiba, tak di- sangka dan sangat menegejutkan sehingga Lisa hampir menjatuh- kan mangkuk bekas adonan telurnya.

Dengan gugup dia menoleh ke pintu dapur, Jungkook bersandar di sana, mengenakan baju santai dan tampaknya habis mandi, "I-i-ya, aku memasak makan malamku," jawabnya gugup lalu memusatkan perhatiannya lagi ke telurnya.

Jungkook melangkah dengan santai masuk ke dapur, tak mempedulikan kegugupan Lisa, dia berdiri dekat di belakang Lisa, lalu me- nengok penggorengan, "Apa itu?" tanyanya tertarik melihat masakan Lisa.

"Eh, ini? Ini telur goreng kuberi campuran sosis dan sayuran," Lisa berusaha bertingkah wajar.

"Seperti omelet?" kali ini Jungkook tampak benar-benar tertarik.

"Ya seperti itu, tapi ini lebih sederhana. Lisa menjawab sambil melirik ke ekspresi Jungkook, baru sekarang Lisa sadar, ternyata lelaki ini tertarik pada hal-hal baru yang belum pernah ditemuinya sebelumnya.

"Buatkan aku satu ya."

Lisa menoleh mendengar permintaan Jungkook, "Memangnya kamu mau?" tanyanya ragu.

Lelaki itu mengangkat bahunya, "Siapa tahu? Lagipula aku lapar sekali, setelah menyelesaikan urusan rumah, aku langsung kemari, kau kan masih penyesuaian diri disini, jadi aku ingin melihat kondisimu."

Dasar perayu ulung, Lisa memaki dalam hati, orang seperti Jungkook tidak segan-segan memanipulasi pikiran perempuan agar mau melakukan apapun yang dia inginkan, pura-pura mengkuatirkanku, huh!

Jungkook masih berdiri di belakangnya, napasnya terasa hangat di ubun-ubunnya karena Jungkook memang jauh lebih tinggi dibanding Lisa, tiba-tiba saja, tangan lelaki itu ,mencengkeram pundak Lisa mendekatkannya ke belakang, kepalanya turun dan bibirnya me- ngecup leher Lisa dari samping dengan kecupan selembut bulu dan panas, sehingga tubuh Lisa bagaikan disetrum dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Aku menunggu di sofa ya, kita makan disana saja," gumam Jungkook pelan, lalu melangkah pergi meninggalkan Lisa di dapur, yang mencoba menetralkan nafasnya.

A Romantic Story About LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang