39

4.5K 336 4
                                    

Hampir sebulan sejak kejadian itu, dan Jungkook menepati janjinya. Tidak menemui Lisa lagi. Atas bujukan dan desakan Jennie, Lisa kembali bekerja di perusahaan Jungkook, lagipula bujukan Jennie ada benarnya juga, Lisa butuh gajinya untuk menghidupi mereka semua. Dan selama sebulan itu Jungkook, sang CEO menjadi orang yang paling sulit dilihat di kantor, jika tidak sedang melakukan perjalanan bisnis, lelaki itu mengurung diri di ruangan kerjanya dan tidak keluar-keluar. Sesekali Lisa masih berpapasan dengan Suga, lelaki itu masih bekerja di sini, Jungkook tidak jadi memecat- nya, sepertinya dia dan Jungkook sudah berhasil menyelesaikan kesalahpahaman di antara mereka.

Dan Lisa merindukan Jungkook. Dia sudah bertekad melupakan Jungkook, tetapi hatinya punya mau sendiri, kadang dia menatap lift khusus direksi yang menyambung langsung ke ruangan Jungkook dengan penuh harap. Berharap tanpa sengaja dia melihat Jungkook keluar dari sAna, melangkah ke parkiran mobilnya. Tuhan tahu betapa ia bersyukur seandainya saja dia bisa melihat Jungkook, biarpun cuma satu detik, biarpun cuma dari kejauhan. Tapi entah kenapa Jungkook seperti punya pengaturan waktu sendiri agar tidak bertemu Lisa.

Sore itu Lisa melangkah memasuki apartemennya dengan lunglai, dia tidak enak badan, sedikit pAnas dan meriang, jadi dia minta izin pulang cepat. Ketika memasuki ruang tamu, dia mendengar suara tawa dari ruang tengah. Suara Taehyung dan dokter Jennie. Dokter Jennie sudah mendapat izin Jungkook menggunakan setengah hari kerjanya untuk melakukan terapi khusus pada Taehyung. Terapinya sudah membuahkan hasil, Taehyung sudah bisa menggerakkan jari-jari kakinya, sedikit mengangkatnya dan melatih saraf-sarafnya. Optimisme bahwa Taehyung akan bisa berjalan lagi semakin besar.

Lisa melangkah ke ruang tamu dan melihat Taehyung sedang duduk di kursi rodanya sedang dokter Jennie menuangkan teh untuknya, sepertinya session terapi sudah selesai.

Taehyung mendongak ketika merasakan kehadiran Lisa dan tersenyum lebar, mengulurkan tangannya, "Hai sayang,"

Dengan senyum pula Lisa melangkah mendekat, menyambut uluran tangan Taehyung. Lelaki itu membawanya ke mulutnya dan mengecupnya, "BagaimAna session terapi kali ini?" tanyanya lembut.

Taehyung tertawa dan Lisa mengamatinya dengan bahagia, Taehyung banyak tertawa akhir-akhir ini. Lelaki itu makin sehat, warna kulitnya juga sudah jadi cokelat sehat, tidak pucat pasi seperti dulu. Badannya sudah berisi dan tampak lebih kuat. Taehyung sudah menjadi Taehyungnya yang dulu, yang penuh tawa dan vitalitas, dengan semangat hidup yang memancar dari dalam dirinya.

"Aku tadi sudah belajar berdiri, sulit sekali Lisa sampai keringatku bercucuran, tapi aku senang sudah sampai di tahap sejauh ini," jelas Taehyung bahagia.

Lisa membelalakkan matanya senang, "Benarkah?" dengan gembira ditatapnya dokter Jennie, "benarkah dokter?"

Dokter Jennie mengangguk dengan senyum dikulum,

"Perkembangan Taehyung sangat pesat Lisa, aku optimis dia akan bisa berjalan lagi."

Dengan bahagia Lisa memeluk Taehyung erat-erat, "Oh aku bangga sekali padamu mendengarnya sayang!" serunya dengan kegembiraan murni.

Tapi tiba-tiba Taehyung melepaskan pelukannya dan menatap Lisa sambil mengerutkan alisnya, "Sayang, badanmu panas"

Gantian Lisa yang mengerutkan keningnya lalu meraba dahinya sendiri, "Benarkah? Aku memang merasa tidak enak badan, makanya aku pulang cepat."

Dengan cemas, Taehyung menoleh ke arah Jennie, "Dokter, badannya panas bukan?"

Jennie segera mendekat dan menyentuh dahi Lisa lembut, "Benar, kau panas Lisa, apakah kau terserang flu?"

A Romantic Story About LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang