5

5.8K 426 25
                                    

Kenapa dia harus repot-repot menyuruhku menemuinya sendiri hanya untuk mengambil payung? Dia kan bisa menyuruh office boy untuk mengembalikannya, atau jika dia tak sempat, dia kan bisa menyuruh sekertarisnya untuk mengurus payung itu. Apalagi Lisa tahu bosnya itu sangat sibuk.

Gosip mengatakan Mr. Jungkook adalah workaholic sejati yang meng- habiskan waktu 20 jam sehari untuk bekerja. Atau, kenapa tidak dia buang saja payung itu? Toh aku juga tak akan berani menagihnya, pikir Lisa sambil mengerutkan kening di dalam lift yang mengarah ke lantai 14, lantai khusus CEO mereka. Ini kali kedua dia ke ruangan ini, sungguh tak disangka, dua tahun bekerja disini dia hampir tak pernah bertatapan langsung dengan sang pemimpin tertinggi yang diagung-agungkan itu, tetapi sekarang, dua hari berturut-turut dia dipanggil menghadap Mr. Jungkook.

Lift terbuka dan dia dihadapkan pada ruang tunggu yang nyaman dan mewah. Sekertaris yang sama, wanita setengah baya yang terlihat kaku dan efisien itu menatap Lisa dengan skeptis, sepertinya dia juga bertanya-tanya kenapa pegawai rendahan macam ini sampai dua kali dipanggil menghadap langsung ke sang CEO, padahal setahunya Mr.Jungkook hanya berkomunikasi dengan anggota direksi, manajer dan kepala bagian unit perusahaannya, itupun lewat meeting resmi perusahaan dan melalui seleksi janji temu yang rumit.

"Mr. Jungkook sudah ada di dalam, beliau sudah menunggu anda, saya sudah menginformasikan kedatangan anda lewat intercom dan beliau mempersilahkan anda langsung masuk," gumam sekertaris itu dingin.

Jungkook baru saja menyelesaikan meeting penting dan dengan segera kembali ke ruangannya. Mengingat alasan yang membuat dia begitu terburu-buru kembali, membuatnya mengerutkan dahi, dia sudah menelpon atasan Lisa tadi pagi, menjelaskan alasan keterlambatan gadis itu. Dan atasan Lisa begitu kegirangan karena teleponnya, hingga seolah-olah tak peduli lagi kenapa Lisa sampai terlambat.

Yah mungkin setidaknya gadis itu akan berterimakasih padaku... atau malah jengkel? Jungkook tersenyum sinis, menilik sifat gadis itu, sepertinya Lisa akan tambah jengkel dengannya.

Setelah dengan serius mempelajari berkas-berkasyang diantarkan bagian personalia padanya, Jungkook termenung. Gadis itu tidakbohong, kedua orang tuanya memang telah meninggal, dan alamat tempat tinggalnyamemang terdaftar sebagai rumah kost,bahkan gadis itu tidak mengisi nama saudara atau kerabat dekat yang bisadihubungi, 'Saya tinggal sendirian',begitu ucapnya tadi. Apakah gadis itu benar-benar sebatang karaseperti ceritanya. Kalau dia tanpa keluarga dan hanya tinggal di kamar kost,untuk apa dia meminjam uang sebesar 40 juta ke perusahaan yang harus dilunasidengan me- motong gajinya selamabertahun-tahun? Apakah dia sakit? Memikir- kan kemungkinan itu, Dada Jungkooklangsung merasa nyeri. Tidak! Putusnya setelahtermenung sejenak, gadis itu sehat, kalau tidak dia pasti tidak akan lolos seleksi test kesehatan yang sangat ketat untuk masuk ke perusahaan ini. Kalau begitu, dia pasti gadis yang suka menghambur-hamburkan uang, Jungkook menyimpulkan. Yeah, segalanya akan menjadi lebih mudah. Jungkook rela memberikan uang sebanyak yang Lisa mau asal Lisa mau melayaninya. Ia sangat kaya, dan memiliki gadis seperti Lisa yang benar-benar memacu hasratnya memang layak diberi sedikit pengorbanan.

Lamunannya terhenti ketika intercom berbunyi memberitahukan kedatangan Lisa. Jungkook menunggu penuh antisipasi, seperti seekor singa yang menanti mangsanya. Dia punya penawaran bagus, dan jika gadis itu seperti yang diduganya, Lisa pasti tak akan mampu menolaknya.

"Kata Pak Jin anda memanggil saya untuk mengambil payung saya yang tadi tertinggal," gumam Lisa sopan ketika Jungkook mem- persilahkannya duduk. Jungkook tidak menjawab hingga Lisa menatap Jungkook bingung, lelaki itu sedang menatapnya dalam seolah sedang berkonsentrasi pada sesuatu tetapi pikirannya seolah tak ada di situ. "Mr. Jungkook?"

Lelaki itu mengerjap. "Oh! Payung." gumamnya seolah baru teringat akan hal itu, "ada di meja sekertarisku, kau bisa memintanya pada- nya."


Lalu kenapa sang CEO ini, yang katanya sangat sibuk menyuruhku menghadapnya? Lisa mengerutkan kening. Ketika Mr. Jungkook sepertinya tidak akan berkata apa-apa lagi, Lisa segera bangkit dari kursinya, "Kalau begitu saya akan segera mengambilnya, terimakasih sudah merepotkan anda, permisi Mr. Jungkook," gumamnya setengah berbalik.

A Romantic Story About LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang