Lisa baru saja membuka pintu apartemen ketika telephonnya berdering, dia segera mengangkatnya dan langsung terdengar suara Jungkook di seberang sana, "Kau suka masakan cina?"
"Hah?" Lisa terperangah mendengar sapaan pertama Jungkook yang tanpa basa-basi, baru ketika Jungkook mengulang pertanyaannya dia mengerti, dan tanpa sadar mengangguk.
"Lisa?"
Mendengar pertanyaan Jungkook Lisa baru sadar kalau dari tadi dia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Eh...iya...iya.."
"Oke, kalau begitu jangan memasak malam ini, kubawakan dua porsi untuk kita." Telepon ditutup. Meninggalkan Lisa yang yang masih terperangah.
Satu jam kemudian, ketika Lisa menyeduh kopi, Jungkook datang, langsung ke dapur, masih mengenakan jas resminya, tapi dengan dasi yang sudah dikendorkan. Dia meletakkan Kantong kertas berisi makanan yang masih panas, berlogokan nama hotel bintang lima.
"Tadi ada undangan pertemuan dengan kilen di sana, hanya minum kopi, tapi aku lalu ingat kalau masakan cina di hotel ini terkenal enaknya, dan aku ingat kamu," Jungkook mengedipkan sebelah matanya, "Siapkan ya, aku mandi dulu." Dengan langkah anggun Jungkook membalikkan badan menuju kamar.
Lisa mengatur masakan berbau harum itu pada piring saji, sambil mengatur poci kopi di nampan untuk Jungkook, untuk dirinya dia menyeduh secangkir teh.
Jungkook muncul di dapur setengah jam kemudian, dengan piyama sutra hitam, lalu duduk di kursi di meja dapur, "Aku lapar sekali, tadi jalanan macet."
Lisa duduk di hadapan Jungkook, memperhatikan lelaki itu mulai menyantap hidangannya dengan penuh minat. "Tadi, di pertemuan tidak ada makan malam?" setahu Lisa pertemuan bisnis di hotel seperti itu selalu disertai dengan jamuan makan malam.
"Ada, tapi aku menolaknya, hanya minum kopi tadi," Jungkook menatap Lisa dengan tiba-tina hingga Lisa kaget, "Kenapa tidak kamu makan? Ayo, enak lho..."
Dengan gugup Lisa menyantap makanannya, memang enak sekali, guman Lisa pada suapan pertama, Tanpa sadar dia makan dengan lahap, dan baru berhenti ketika menyadari Jungkook menatapnya geli, pipinya langsung bersemu merah. Jungkook langsung terkekeh geli. Lisa baru mengetahui kepribadian Jungkook yang seperti ini, santai dan penuh tawa, berbeda sekali dengan apa yang ditampilkannya di kantor.
Selesai makan seperti biasa Jungkook minta ditemani saat mengerjakan tugas kantornya, lelaki itu tampak serius mengahadapi notebooknya, sambil sesekali menyesap kopi, sementara Lisa menyibukkan diri dengan menonton chanel masak memasak di TV kabel. Benaknya berkecamuk, apakah Jungkook akan bercinta dengannya lagi? Bodoh! Tentu saja, kalau bukan untuk itu buat apa lelaki itu menginap disini?
"Kau bisa memasak yang seperti itu?" Suara celetukan Jungkook hampir membuat Lisa terlonjak karena kaget.
Lisa menatap ke arah Jungkook, lelaki itu sudah bersandar di sofa, dengan santai menyesap kopinya sambil menatap televisi. Notebook- nya sudah tertutup dan berkas-berkasnya sudah tersusun rapi. Astaga... berapa lama tadi dia melamun? Sudah berapa lama Jungkook menyelesaikan pekerjaannya? Dengan buru buru Lisa menoleh ke televisi, adegan disana menampilkan cara memasak sup jagung dengan berbagai modifikasinya. "Bisa... aku pernah membuatnya meski tidak persis seperti itu."
Jungkook tersenyum, "Aku jadi ingat saat aku sakit waktu kecil dulu, ibuku selalu membuatkanku sup jagung, tidak ada yang mengalahkan rasa sup buatannya."
Lisa ikut tersenyum mengenang, "Ibu dulu membuatkanku bubur ayam. Rasanya tidak enak hingga aku selalu ingin memuntahkannya"
Jungkook tertawa geli mendengarnya, "Aku belum pernah menemui wanita sepertimu sebelumnya," gumamnya dalam tawa.
Lisa menoleh pada Jungkook dengan bingung, "Wanita sepertiku...?"
"Polos,jujur dan tidak berusaha memanipulasiku," senyum Jungkook berubah sensual,"dan masih bisa tersipu sampai memerah di sekujur kulitnya,padahal sudah berkali-kali kusentuh."
Kali ini Lisa hampir tersedak tehnya,dengan cepat diletakkannya cangkirnya dan ditatapnya Jungkook dengan waspada. Lelaki itu juga
sedang menyesap kopinya, tapi mata birunya yang tajam itu menatap serius pada Lisa, "Kau seperti kelinci yang terjebak ketakutan," gumam Jungkook sambil menyipitkan matanya, "apakah cara bercintaku menyakitimu?"
Pipi Lisa langsung memerah mendengar pertanyaan Jungkook yang blak-blakan itu, "Ti...tidak, bukan begitu...saya....saya hanya belum....terbiasa..."
Lisa menelan ludah ketika Jungkook beranjak dari sofanya dan berdiri di depan Lisa,lalu menarik Lisa berdiri dan langsung mencium bibirnya dengan lembut, "Kalau begitu, tidak ada yang bisa kulakukan selain membuatmu terbiasa bukan?" suara Jungkook berubah serak, lalu dengan cepat mengangkat Lisa dan membawanya ke kamar.
Jam dua pagi, ketika Jungkook terbangun dan menyadari ada tubuh hangat dalam pelukannya. Lisa berbaring meringkuk di dadanya, tubuhnya begitu mungil hingga Jungkook merasa bisa meremukkannya dalam sekejap kalau dia mau. Damn! Kadangkala karena Lisa begitu mungilnya jika dibandingkan dengan tubuhnya yang tinggi besar, Jungkook seperti merasa sedang melakukan pelecehan seksual pada anak di bawah umur,
Tanpa sadar tangan Jungkook mengelus punggung polos Lisa, dan dalam tidurnya, Lisa bergumam tidak jelas, lalu meringkuk makin rapat ke dada Jungkook. Tidak! Mungkin ukuran tubuhnya seperti anak-anak, tapi tubuhnya benar-benar tubuh wanita dewasa. Jungkook tidak pernah merasa begitu bergairah sekaligus begitu terpuaskan selain dengan Lisa . Tubuh mungil itu telah memberikan kepuasan yang sangat dalam bagi Jungkook.
"Aku mungkin tak akan pernah melepaskanmu," guman Jungkook di kegelapan, "kau milikku Lisa"
Seolah mendengar ancaman Jungkook di alam bawah sadarnya, alis Lisa berkerut dan menggumam tak jelas. Jungkook tertawa geli melihatnya, lalu dikecupnya dahi Lisa dengan lembut. Anak kecil ini benar-benar tidak terduga, tidak disangka dia akan menyerah di pelukan gadis seperti ini.
"Tae....Hyung..."
Jungkook langsung menoleh secepat kilat ke arah Lisa, Apa?? Tadi gadis itu bilang apa??!!
"Taehyung" kali ini gumaman Lisa terdengar lebih jelas. Bahkan Jungkook melihat ada air mata di sudut matanya.
Rahang Jungkook menegang karena marah, siapa lelaki yang disebut Lisa itu? Kenapa dia tidak pernah mendengarnya? Dia sudah menyelidiki Lisa bukan? Selama ini Lisa tidak pernah dekat dengan lelaki manapun, dia bahkan masih perawan!
Dengan gusar Jungkook menghapus air mata di sudut mata Lisa, lalu mengguncang tubuh Lisa pelan. Dan mata lebar yang polos itu terbuka menatap Jungkook dengan bingung karena dibangunkan tiba-tiba, "Berani-beraninya kau!" desis Jungkook dengan tatapan membara, "Berani-beraninya kau menyebut nama lelaki lain dan menangis untuknya di atas ranjangku!"
Lisa benar-benar tidak siap ketika Jungkook menyerangnya dengan cumbuan yang sangat hangat dan menggelora. Kali ini Jungkook berbeda dengan biasanya,dia seperti... seperti membara, seolah olah tidak ditahan-tahan lagi, ada apa? Ada apa sebenarnya? Tapi Lisa sudah tidak dapat berpikir lagi karena Jungkook sudah menenggelamkan kesadarannya dengan cumbuan dan belaian jemari- nya yang sangat ahli. Sungguh nikmat....dan Lisa akhirnya menyerah dalam pelukan Jungkook.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story About Lalisa
RomanceLangsung Baca kalau penasaran :D yang di bawah umur menjauh dosa tanggung sendiri ya :D Imi remake dari novel santhy agatha, Aku suka novelnya 😍