7

5K 381 5
                                    

Jungkook menatap Lisa tajam, bibir gadis itu agak bengkak karena tekanan ciumannya yang panas dan habis-habisan, bibirnya pasti juga seperti itu karena rasa panas di bibirnya belum juga hilang. Well cium saja aku dan aku akan terbakar, geram Jungkook dalam hati. Dengan kaku diturunkannya pinggang Lisa, lalu dilepaskan pegangannya.

"Baik, aku akan membayarmu, besok pagi kau akan mendapatkan uang itu beserta surat perjanjian yang harus kau tanda-tangani."

Jungkook menatap Lisa geram, lalu membalikkan tubuhnya menuju mobilnya, "Masuk ke mobil! malam ini aku akan mencoba barang yang sudah kubeli."

-LIZKOOK-


Lisa melirik Jungkook agak ketakutan ketika lelaki itu membelokkan mobilnya ke areal hotel berbintang lima. Lelaki itu sama sekali tak mengajaknya bicara. Dia menyetir mobil dengan tenang tetapi rahangnya menegang seperti menahan marah. Apakah lelaki itu akan berbuat kasar padanya untuk melampiaskan kemarahannya?

Tadi siang dia sudah menghina lelaki itu dan dia menyadari bahwa ego seorang lelaki sangat mudah terluka. Dia ketakutan kalau Jungkook akan melampiaskan kemarahannya dengan kasar, dia tidak pernah disentuh lelaki sebelumnya selain ciuman dan pelukan dari Taehyung yang tidak pernah melebihi batas. Apakah dia harus memberitahu Jungkook kalau dia masih perawan? Lelaki itu dari awal sudah beranggapan dia murahan, bagaimana jika.. Lisa terlonjak ketika pintu terbuka, ternyata Jungkook sudah keluar dari mobil dan membukakan pintu penumpang.

Lelaki itu mengernyit ketika melihat wajah Lisa yang pucat pasi, "Ayo," gumamnya kaku, dan meraih tangan Lisa untuk membantu- nya keluar dari mobil. Setelah Jungkook menyerahkan kunci mobilnya kepada petugas hotel untuk diparkir, mereka berjalan bersisian memasuki lobby hotel yang sangat mewah. Resepsionist hotel menerima mereka dengan ramah dan memberikan kartu kamar yang dipilih Jungkook. Bahkan di dalam liftpun mereka lewati dengan keheningan.

Kamar itu begitu luas dan sangat mewah sehingga Lisa terpaku sambil terkagum-kagum akan keindahan interiornya.

Jungkook hanya berdiri di sana menatapnya, "Kau pasti belum makan, aku akan memesan makan malam di kamar," lalu lelaki itu melirik Lisa dengan sinis, "sementara itu, kupersilahkan kau mandi duluan, badanmu basah, kau bisa mandi dengan air hangat."

"Ta... tapi, saya tidak membawa baju..."

Jungkook sengaja menatap Lisa dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan begitu intens sehingga wajah Lisa merah padam. "Aku akan memesan pakaian di butik kenalanku, besok pagi pesanan akan diantarkan kemari. Bajumu yang basah letakkan ditempat yang disediakan di kamar mandi, petugas hotel akan mengambilnya untuk di laundry, sementara itu...." Jungkook sengaja menggantung kalimat- nya dengan penuh arti, "malam ini kau tak perlu repot-repot memikir- kan baju, toh kau tak akan sempat mengenakannya."

Kalau wajah Lisa bisa lebih merah padam lagi, itu akan menunjuk- kan betapa malunya dia dengan kata-kata vulgar Jungkook. Setelah menggumamkan beberapa kalimat tak jelas dengan gugup, Lisa setengah berlari menuju kamar mandi.

Di dalam kamar mandi Lisa merasa sedikit aman, disandarkannya punggungnya ke pintu dan dicobanya menarik napas dengan normal. Dia takut pada Jungkook, lelaki itu seperti seekor singa yang menemu- kan domba lemah, lalu memutuskan untuk bermain-main dengannya dulu sebelum memakannya. Lisa melangkah telanjang ke kamar mandi lalu menyiram tubuhnya yang letih dan kedinginan karena kehujanan dengan shower air panas.

Setelah selesai mencuci rambutnya, Lisa menyandarkan kepalanya di tembok dan membiarkan punggungnya yang pegal tersiram shower air hangat.

Dia takut menghadapi masa depan dan ketika membayangkan Taehyung, air matanya menetes, mengalir bersama siraman shower. Maafkan aku Taehyung, setelah ini mungkin aku akan menjadi wanita kotor dan tak pantas untukmu, tapi hatiku tetap milikmu.

Ketika selesai membasuh muka dan menggosok gigi, Lisa me- mandang bayangan dirinya di cermin, keadaannya sudah lebih baik pipinya sudah tidak pucat lagi, sudah ada rona merah disana setelah mandi air hangat.

Ketukan di pintu hampir membuat tubuh Lisa melonjak, "Kau lama sekali, apa kau baik-baik saja disana?" tanya Jungkook tak sabar.

"Yyaa.. sebentar lagi saya selesai," Lisa menjawab sambil meng- edarkan pandangan ke sekeliling. Apakah aku harus keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang??

Matanya menatap tumpukan baju kotornya memikirkan kemungkinan mengenakan bajunya lagi, dan membayangkan mengenakan baju yang hampir basah kuyup itu membuatnya begidik. Senyumnya muncul ketika menemukan tumpukan handuk berwarna biru tua dilemari samping wastafel, dan dia beruntung, bukan hanya handuk, tapi dia menemukan sepasang jubah mandi dengan warna yang sama. Yang satu berukuran besar dan yang satu berukuran kecil.

Dikenakannya jubah mandi ukuran kecil yang masih kebesaran ditubuhnya sambil mengernyit, bahkan perlengkapan kamar mandi ini seperti sengaja ditujukan untuk pasangan, sepasang jubah mandi, sepasang sikat gigi, dan sepasang handuk.

Ditatapnya bayangannya di cermin, wah lumayan, lebih dari lumayan malah, jubah itu menutup rapat dadanya dan karena kebesaran, panjangnya hampir mencapai mata kaki, dia kelihatan cukup sopan meski sebenarnya tidak mengenakan apa-apa lagi di balik jubah mandinya.

Ketika Lisa keluar dari kamar mandi, Jungkook sedang memberikan instruksi pada pelayan hotel yang menata makan malam di meja. Lelaki itu hanya mengangkat alis melihat akal Lisa memakai jubah mandi, lalu memberikan tips pada pelayan sebelum dia pergi.

"Duduklah, makan dulu." Gumam Jungkook mulai santai sambil menunjuk kursi di depannya.

Lisa duduk dengan gugup di kursi dan menatap makanan yang tersaji di meja. Air liurnya langsung terbit melihat sajian yang ke- lihatannya lezat itu, ada sup krim yang sangat panas yang pasti rasa- nya sangat nikmat untuk orang yang habis basah kuyup kehujanan, lalu daging panggang dengan bumbu keju dan saus yang sangat menggunggah selera,salad buah-buahan dan cokelat panas yang pasti untuknya,karena Jungkook sudah menyesap kopinya.

Lelaki itu dengan penuh perhatian menuangkan sup di mangkuk dan menyodorkannya pada Lisa. Lisa menatap Jungkook ragu, dan untuk pertama kalinya hari itu, Jungkook tersenyum lembut padanya, "Ayo makan, aku tahu kau lapar, aku sendiri lapar sekali."

Mereka mulai makan dalam keheningan, dari sudut matanya, Lisa dengan hati-hati melirik Jungkook dan menyadari lelaki itu mulai santai, jasnya sudah dilepas dan kancing kemejanya dibuka dua dengan dasi yang sudah dibuka ikatannya. Meskipun begitu, cara makannya sangat elegan hingga membuat Lisa malu.

"Lisa?" Suara itu menembus lamunannya dengan keras hingga membuat Lisa hampir melonjak karena terkejut.

Matanya mengerjap menatap Jungkook, "a...apa?"

"Kau hanya mengaduk-aduk supmu, apa tidak enak?"

Dengan terburu-buru Lisa menyuap sesendok sup dan menelannya, "Ti.. tidak, ssayaa hanya sedang berpikir..."

Jungkook tersenyum, lalu sekali lagi menatap jubah tidur Lisa, "Pintar sekali kau memakai jubah itu, jadi kau tak perlu tampil telanjang di depanku."

Komentar yang diucapkan dengan santai itu hampir saja membuat Lisa tersedak, pipinya langsung merona merah.

Jungkook menyesap kopinya sambil tetap memandang Lisa, lalu meletakkan cangkirnya, "Oke, giliranku mandi, makanlah sepuasmu, lalu taruh saja di situ aku akan menelpon pelayan untuk memberes- kannya 30 menit lagi," Dengan santai lelaki itu melenggang ke dalam kamar mandi.

A Romantic Story About LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang