20

5K 379 21
                                    

"Pingsan??!" Jungkook setengah berteriak kepada Suga yang menyampai-kan kabar itu padanya, "Kapan?!" Dimana Jungkook mulai berdiri dari balik meja besarnya.

Suga hanya duduk santai di sofa kulit hitam di ruangan kantor Jungkook, "Tadi dalam perjalanan ke sini aku kan mengambil arsip di sebelah klinik, ada keributan di luar, gadis itu sedang digendong salah seorang rekannya ke klinik dan di antar beberapa rekannya yang lain juga, dalam kondisi pingsan, dia pucat sekali seperti kelelahan," tambah Suga penuh arti

"Digendong?" kali ini wajah Jungkook menegang karena marah, "laki- laki?"

Suga tiba-tiba saja tidak bisa menahan tawanya, "Simpananmu pingsan dan kau meributkan siapa yang menggendongnya?" Tawa Suga kembali terdengar tak peduli pada wajah Jungkook yang marah, " Tentu saja laki-laki, mana mungkin perempuan?"

Jungkook mendengus marah dan hendak melangkah keluar ruangan, tapi Suga berdiri dan menahannya, "Kau pikir kau mau kemana Jungkook?"

Jungkook menatap tangan Suga yang menahan lengannya dengan marah, "Tentu saja melihat Lisa!"

"Dan membuat kehebohan di luar? Seorang CEO perusahaan yang jarang terlihat saking sibuknya, yang bahkan untuk berkonsultasi dengannya harus melalui perjanjian temu yang sulit, tiba-tiba saja turun menjenguk seorang staff biasa? Kuulangi seorang staff biasa, yang tidak ada hubungan apapun dengannya," Suga menatap Jungkook tajam, "dan bahkan dengan wajah pucat pasi lebih pucat dari yang pingsan kalau boleh kutambahkan," Suga mulai terkekeh geli.

Jungkook melotot marah padanya, tapi kemudianmenarik napas dan tersenyum skeptis, "Kau benar, aku tak bisa," dengan pelandia 

Suga menuangkan minuman untuknya dari meja bar kecil dan memberikan kepada Jungkook yang langsung menyesapnya. "Kau tak pernah begitu sebelumnya Jungkook, dan tak kusangka kau sebegitu perhatiannya kepada gadis kecil ini, kukira kau hanya menganggap- nya tubuh yang sudah kau beli?"

Jungkook meletakkan gelasnya, lalu menatap tajam Suga, "Dan tubuh yang kau katakan itu yang sekarang terbaring pingsan."

Suga tersenyum dan duduk di sebelah Jungkook, "Kemarin aku baru saja bilang kalau gadis itu membuatmu lelah dan tidak berkonsentrasi, ternyata kau berbuat lebih parah padanya," Suga tak dapat menahan diri untuk tersenyum lebar "Kau apakan saja gadis kecil itu Jungkook?"

Jungkook mengacak rambutnya bingung, "Aku juga tidak menyangka bisa jadi begitu terobsesi kepadanya, kau tahu... rasanya tidak ingin berhenti, aku ingin terus menerus menyentuhnya, ingin terus menerus merasakannya.... jadi tiap malam aku..aku..."

"Kau bermaksud bilang tiap malam kau hampir tidak pernah mem- biarkannya tidur?" kali ini alis Suga berkerut.

Jungkook menghindari tatapan Suga, "Aku baru beberapa hari bersamanya, aku masih belum merasa puas," gumamnya tak Jelas.

Suga menarik napas dalam, "Jungkook, aku tahukau terbiasa dengan wanita dewasa yang berpengalaman, yang mungkin akanmelayani marathon seksmu dengan senang hati kalau kau mau, tapi ini, seorangperawan, seorang gadis kecil tak berpengalaman,seharusnya kau lebih menahan dirimu."

"Aku tahu!," Jungkook menyela dengan keras, frustasi kepada dirinya sendiri, "tapi...ah, kau tidak tahu rasanya Suga..."

"Betul aku tidak tahu, karena itulah aku tidak mengerti, kalau memang nafsumu sebegitu besarnya, kenapa kau tidak mencari wanita lain sebagai pelampiasan? Wanita lain yang lebih bisa mengimbangi- mu? Jadi kau tetap bisa menjaga kondisi tubuh gadis itu, tubuh yang kau beli seharga Tiga ratus juta," Suga mengingatkannya.

"Ah ya...ya, bisakah kau jangan menyebutnya sebagai 'gadis itu atau 'tubuh itu..? Dia punya nama Suga, namanya Lisa."

"Baiklah, Lisa ini, kalau kau tidak mau menyakitinya, seharusnya kau mencari wanita lain untuk mengimbangimu"

A Romantic Story About LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang