A Romantic Story About Lalisa

35

"Tidak enak," Taehyung mengernyit, menggelengkan kepalanya, menghindari sendok berisi bubur sayuran yang disuapkan Lisa kepadanya.

Hari ini adalah tiga minggu sejak Taehyung tersadar dari komanya, kondisi- nya sudah mulai membaik, dia sudah bisa duduk, sudah bisa mengucapkan lebih dari satu kalimat, dan alat-alat penunjang kehidupannya sudah mulai dilepas satu persatu, dokter sendiri memuji perkembangan Taehyung yang luar biasa pesat, tekad lelaki itu kuat, maka ketika dia berniat untuk sembuh dia akan merasakannya sepenuh hati.

"Kau harus memakannya," gumam Lisa sedikit geli dengan kemanjaan Taehyung yang seperti anak-anak, "ini menyehatkanmu."

"Rasanya seperti muntahan," Gumam Taehyung, tapi akhirnya menurut membuka mulutnya, menerima suapan Lisa lalu mengernyit ketika menelan. Ekspresinya membuat Lisa tergelak, tapi kemudian Taehyung meraih tangan Lisa yang tidak memegang sendok, ekspresinya berubah serius,

"Lisa, tak terbayangkan rasa terimakasihku padamu... aku tidak tahu bagaimAna mengungkapkan cintaku, aku.... Para dokter dan perawat menceritakan perjuanganmu untukku..."

"Stttt," Lisa meletakkan sendoknya danmenyentuhkan jemarinya di bibir Taehyung, "Perjuangannya sepadan, kau akhirnya bangun kan?"

"Tapi..." ekspresi kesedihan menghantam Taehyung, "aku.... Aku mungkin tidak akan bisa berjalan lagi. Aku mungkin lumpuh selamanya, aku hanya akan menjadi bebanmu..."

"Taehyung," Lisa menyela sedikit marah, "Kau tidak boleh memvonis dirimu sendiri, kesembuhanmu yang luar biasa ini juga diluar prediksi dokter bukan? Kita pasti bisa kalau kita berjuang dengan tekad dan keyakinan kuat bersama-sama, meskipun begitu..." Suara Lisa berubah sendu, "meskipun pada akhirnya kau lumpuh selamanya pun, aku akan tetap bahagia bersamamu... Kau tahu selama ini aku selalu berdoa apa? Aku berdoa yang penting kau sadar, aku tidak peduli yang lain, Tuhan sudah mengabulkan doaku Taehyung... Tidakkah itu cukup?"

Mata Taehyung tampak berkaca-kaca.

"Kau tidak tahu betapa aku mencintaimu...."

Suara di pintu itu mengalihkan perhatian mereka, Lisa dan Taehyung menoleh bersamaan, lalu Lisa tersenyum, Dokter Jennie ada di sAna, dalam kunjungannya yang biasa, sekarang bahkan dokter Jennie sudah mulai akrab dan berteman dengan Taehyung.

Tapi senyuman Lisa langsung membeku ketika menyadari siapa yang mengikuti di belakang dokter Jennie, itu Jungkook!

Jungkook yang sama. Jungkook yang tampan denganpenampilan bak adonis, dengan ekspresi yang dingin dan tidak terbaca. Lisatidak pernah berhubungan dengan Jungkook lagi sejak Taehyung sadarkan dari komanya, Jungkook selalu memaksakan maksudnya dengan perantaraan dokter Jennie, seperti ketika Jungkook memaksakan untuk menanggung biaya rumah sakit Taehyung dan ketika Jungkook memaksakan Lisa setuju - lewat bujukan dokter Jennie - agar Lisa dan Taehyung pulang ke apartemen yang dibelikannya ketika Taehyung sudah boleh pulang dari rumah sakit nanti.

Sekarang lelaki itu berdiri di depannya, ekspresinya tak terselami dan sedikit muram, membuat Lisa bertanya-tanya, apakah Jungkook mendengarkan percakapannya dengan Taehyung tadi. Apakah Jungkook tidak senang mendengarnya,

"Dokter Jennie," Taehyung menyapa ramah ketika Lisa hanya diam saja, lalu menatap ingin tahu ke arah lelaki tampan yang sepertinya hanya menatap terfokus kepada Lisa,

"Halo Taehyung, aku datang untuk mengecek keadaanmu. Dua hari lagi kau sudah boleh pulang kalau kondisimu sebaik ini terus," Jennie menyadari Taehyung menatap ke arah Jungkook, lalu menyikut pinggang Jungkook untuk menarik perhatian Jungkook yang terarah lurus kepada Lisa, "Dan ini Jungkook, dia eh bosku dan bos Lisa juga."

Jungkook menolehkan kepalanya pelan-pelan, lalu menatap ke arah Taehyung, menelusurinyadengan tajam dan meneliti. Inikah laki-lakiyang dicintai Lisa sampai rela mengorbankansegalanya? Tiba- tiba pikiran jahat melintas di benaknya, apa yang akandiperbuat Taehyung jika tiba-tiba dia mengungkapkan bahwa Lisa sudah menjual ke- perawanannya kepadanya? Bahwa diasudah berkali-kali meniduri tunangannya yang katanya dicintainya tadi?