31

4.5K 391 7
                                    

"Aku menerima kalian di sini hanya demi Jennie," gumam Jungkook dingin, suasana hatinya benar-benar buruk saat itu.

Ketika sekertarisnya menelephone dan memberitahu bahwa Jennie dan Suga ada di ruangan depan, ingin bertemu dengannya, Jungkook hampir saja mengamuk seketika itu juga. Dia sudah menegaskan pada sekertarisnya bahwa dia sedang tidak ingin diganggu. Tetapi Jennie memaksa, dan seperti biasanya, paksaannya berhasil.

"Kami harus memberitahumu sesuatu yang penting," gumam Jennie penuh tekad, tidak peduli akan tatapan membunuh yang berkali-kali dihujamkan Jungkook kepada Suga yang hanya duduk diam tanpa suara di belakangnya. "Jungkook," Jennie mencoba menarik perhatian Jungkook yang terus menerus mempelototi Suga. "Ada suatu fakta penting tentang Lisa yang harus kau ketahui."

Jungkook langsung tertarik. Fakta apa lagi? Sebuah kebohongan lagi yang belum diceritakan kepadanya? Sebuah kepalsuan lagi yang akan menyulut kemarahannya? Dia diam dan menunggu, bersiap-siap untuk meledak lagi, kepalanya terasa berdenyut dan mulai nyeri.

"Jungkook..." Jennie mengernyit cemas ketika melihat Jungkook tampak kesakitan, "Kau tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa! Cepat selesaikan yang ingin kau katakan, dan bawa dia pergi dari ruangan ini!" Jungkook bahkan tidak mau repot- repot menyebut nama Suga.

Jennie menarik napas panjang, "Kau.. Kita.. Mengambil kesimpulan yang salah tentang Lisa," dengan cepat Jennie membentangkan artikel itu di meja Jungkook, "Baca ini."

Jungkook melirik artikel itu, semuala tidak tertarik, tetapi kemudian mengenali gambar di artikel itu sebagai Lisa, lebih muda beberapa tahun, tapi dia tak mungkin salah.

"Apa yang.... Oh Tuhan!" baru separuh artikel yang dibacanya, tetapi dia pucat pasi. Dengan gemetar dia membaca artikel itu. Membacanya berulang-ulang kemudian, mencoba mencari kesalahan. Tapi kebenaran yang tertulis di sAna tak terbantahkan lagi.

"Benar Jungkook, keluarga Lisa, kedua orangtuanya terenggut pada kecelakaan yang sama di jalan tol, kecelakaan yang sama yang menewaskan Namjoon," mata Jennie berkaca-kaca ketika kenangan itu kembali.

"Oh Tuhan!" Jungkook berpegangan pada meja untuk menopang tubuhnya-ini sebabnya Lisa selama ini sebatang kara dan sendirian?

"Kedua orang tua saya sudah meninggal dunia, saya hidup sendirian," itu jawaban Lisa waktu gadis itu terpaksa menumpang mobilnya di pagi yang hujan.

Lalu uang tiga ratus juta dan hutang puluhan jutanya di perusahaan itu... Sekali lagi Jungkook mengernyit.

"Tunangannya, Taehyung, masih terbaring koma sejak kecelakaan itu. Lisa berjuang mati-matian untuk mempertahankan hidupnya. Hutang-hutangnya di rumah sakit mungkin untuk membiayai biaya perawatan Taehyung, dan hutangnya kepadamu tiga ratus juta mungkin karena gadis itu putus asa," Jennie memandang Jungkook, dan tiba- tiba merasa kasihan, Jungkook tampak hancur berkeping-keping, "Aku menelephone rumah sakit tempat Taehyung dirawat Jungkook, Taehyung saat itu harus menjalani operasi pengangkatan ginjal karena salah satu ginjalnya rusak akibat obat-obatan yang terus menerus... biaya operasi itu sangat mahal, hampir mencapai tiga atus juta rupiah... Mungkin itu alasan Lisa menjual dirinya padamu, gadis itu putus asa."

Jungkook memejamkan matanya, mengingat hari berhujan dimAna Lisa membuat penawaran gila itu padanya. BagaimAna mungkin dia dulu tak menyadarinya ? Waktu itu Lisa memang terlihat putus asa, panik dan putus asa.

"Suga bercerita bahwa Lisa hilang seharian dihari minggu dan kalian pada Suga yang hanya diam dan menundukkan kepalanya, "Itu hari di mAna operasi Taehyung dilaksAnakan."

Sebuah hantaman lagi yang menerjang Jungkook. Dia mengernyit, rasanya berat sekali ketika dia sudah berpegang teguh pada suatu keyakinan bergitu lama tapi kemudian dihancurkan begitu saja.

Lisa gadis baik-baik. Dia bukan gadis bermoral rendah seperti dugaannya selama ini. Pantas saja waktu itu dia masih perawan. KeperawAnan yang seharusnya untuk tunangan yang dicintainya dikorbankannya. Jungkook langsung disengat rasa cemburu yang tajam. Lisa pasti begitu mencintai tunangannya kalau sampai berjuang mati-matian seperti itu.

"Kecelakaan itu terjadi hanya beberapa hari sebelum pernikahan mereka Jungkook," Jennie menoleh secara terang-terangan kepada Suga, "Biarkan Suga yang menjelaskan sisanya kepadamu."

Jungkook menoleh kepada Suga dengan muram, masih terbayang adegan ciuman waktu itu di matanya. Dan kemarahannya langsung membara, kalau begitu kenapa Lisa ada di pelukan Suga dan Suga bilang Lisa rela menjual diri padanya?

"Waktu itu semua sudah kurencanakan, Jungkook," gumam Suga pelan seolah bisa membaca pikiran Jungkook, lalu mengernyit ketika menerima tatapan menusuk itu lagi, "Aku... Waktu aku mendampingi- mu mencari Lisa yang menghilang waktu itu, aku melihat betapa emosionalnya dirimu, itu menggangguku karena kau berubah, tidak seperti biasanya, aku berpikir Lisa telah menimbulkan pengaruh buruk padamu... Jadi aku mengambil keputusan.... aku merekayasa semuanya... Ciuman itu adalah paksaan dariku. Lisa sama sekali tak sukarela, dia menolakku sekuat tenaga. Dia memanggil namamu..."

Jungkook langsung merangsek maju dengan marah, tanpa diduga. Langsung meraih kerah kemeja Suga. Tak peduli tubuh Suga yang memar dan lebam akan kesakitan menerima sentuhan seringan apapun "Brengsek kau Suga! Brengsek kau ! Aku mempercayaimu" Jungkook menggeram di antara ke dua giginya, "Kau tahu malam itu aku memperlakukannya sebagai pelacur rendahan! Aku mem- perkosanya!"

"Jungkook, tenanglah dulu," gumam Jennie hati-hati, berusaha membuat Jungkook melepaskan cengkeramannya dari kerah baju Suga, "Kau menyakiti Suga, tidakkah kau sadar kau sudah cukup menyakitinya kemarin? Lepaskan dia Jungkook," bujuknya lembut.

Jungkook bergeming, sejenak seolah-olah akan menghajar Suga, tapi kemudian dia melepaskan lelaki itu dengan kasar, "Harusnya kubunuh saja kau sekalian!," desisnya geram sambil mengacak rambutnya,

Lalu sebuah pertanyaan merasuk di benaknya. "Kenapa harus Lisa yang menanggung seluruh biaya perawatan Taehyung? Kenapa bukan keluarga Taehyung?"

"Taehyung tidak punya keluarga," Suga yang menyahut setelah berhasil meredakan napasnya yang terengah karena perlakuan kasar Jungkook tadi, "Dia pengacara juga, kebetulan aku mengenalnya," suaranya tertelan melihat tatapan bermusuhan Jungkook, tapi dia bertekad melanjutkan, " Sebenarnya aku tidak begitu mengenalnya, tetapi Taehyung cukup terkenal di kalangan profesi kami karena reputasi baiknya, aku... Eh... Melakukan penyelidikan singkat tadi dan mendapati bahwa Taehyung dibesarkan di panti asuhan, dia sebatang kara....karena itulah kabar setelah kecelakaan yang menimpanya menjadi simpang siur, dia menghilang begitu saja dan gosip yang beredar mengatakan Taehyung sudah meninggal, tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya Taehyung masih hidup dan ada dalam kondidi koma," Suga menatap Jungkook sungguh-sungguh, "Aku menyesal dan aku meminta maaf Jungkook. Aku memang bodoh dan gegabah, aku juga menyesal setengah mati"

Jungkook tercenung. Lama tidak mengatakan apa-apa. Sejenak ruangan itu begitu hening.

"Jungkook, mungkin lebih baik kita melepaskan Lisa, sudah cukup berat beban yang dia tanggung," gumam Jennie pelan memecah keheningan. Lalu dia berubah ragu-ragu dan berhati-hati dengan reaksi Jungkook, "mengenai hutang-hutang Lisa baik kepadamu dan kepada perusahaan, aku bersedia menggantinya."

"Tidak!"

"Tidak?" Jennie mengernyit mendengar gumaman pelan Jungkook.

"Tidak akan kulepaskan. Aku tidak peduli dengan uang itu. Lisa tidak akan kulepaskan!"

"Jungkook!" Jennie mengernyit jengkel. "Hentikan! Kau tidak tahu betapa banyak penderitaan yang ditanggung Lisa selama ini! tidak bisakah kita biarkan dia tenang bersama tunangannya? Lagipula kau bisa mencari wanita lain untuk memuaskanmu bukan? Kau bisa mendapatkan pengganti Lisa dalam beberapa menit!"

Jungkook mengusap wajahnya, tampak begitu menderita, "Tidak, aku tidak bisa Jennie," erangnya parau.

Mata Jennie melebar melihat ekspresi Jungkook, tidak pernah sebelumnya Jennie melihat Jungkook begitu penuh emosi. Apakah ini berarti Jungkook benar-benar mencintau Lisa ?

"Dia punya tunangan Jungkook, jangan lupa, semua yang dilakukannya adalah demi menyelamatkan Taehyung."

Kebenaran itu menyakiti hati Jungkook, sengatan cemburu itu kembali melukainya. "Kalau begitu aku akan membuatnya memilihku," mata Jungkook penuh tekad, "Dimana alamat rumah sakitnya?"

A Romantic Story About LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang