27

4K 322 3
                                    

Jennie sedang duduk di ruang tamu rumahnya, merenung. Ada yang mengganjal di pikirannya, terus mengganggu. Sesuatu yang diketahui- nya sejak dulu tapi di lupakannya. Sesuatu tentang Lisa, dia merasa dia seharusnya mengetahui sesuatu tentang gadis itu, tapi apa?

Apa itu Jennie ? Bukankah kau merasa sudah pernah mengenal gadis itu sebelumnya? Sebelum gadis itu bekerja di perusahaan ini? Bukankah gadis itu terasa begitu familiar?

Dengan gelisah Jennie berdiri, melangkah ke depan lemari putih yang terpajang rapi di ruang tamunya....

Sebenarnya dia punya firasat Lisa berhubungan dengan masa lalunya, masa lalu yang ingin dilupakannya, karena terlalu pedih untuk diingatnya. Kenangan tentang almarhum suaminya, Namjoon.... Dengan gemetar Jennie membuka laci lemari putih itu, lalu mengeluarkan sebuah kotak putih yang tidak pernah disentuhnya sejak dua tahun lalu.

Hati-hati dibukanya kotak itu dan dikeluarkannya isinya, sebuah map tebal berisi berkas-berkas. Jennie duduk, menarik napas panjang dan membuka map itu, isinya adalah kliping, potongan berita-berita tentang tragedi dua tahun lalu. Tragedi kecelakaan beruntun di jalan tol yang menewaskan Namjoon suaminya.

Saat itu, dalam kesedihannya, Jennie mengumpulkan semua berita yang memuat tentang tragedi itu, menjadikaanya satu di dalam satu map besar, memasukkannya ke kotak, dan menyimpannya, menyimpannya bersama segenap kepedihan yang dia rasakan.

Sekarang dia membuka lagi kotak kepedihan itu, hatinya terasa nyeri, tangannya gemetar ketika membuka halaman demi halaman. Potongan artikel itu.

Sampai kemudian dia menemukan apa yang dia cari.

Gambar sosok itu persis sama, meski terlihat muda, rapuh dan remuk redam, itu Lisa yang sama, di gambar artikel itu, dia sedang menunduk mengenakan pakaian serba hitam di ruang tunggu sebuah rumah sakit,

SELURUH KELUARGA TEWAS MENJADI KORBAN TABRAKAN BERUNTUN

Begitu judul artikel itu.

Disitu dijelaskan bagaimana Lisa kehilangan kedua orang tuanya dan ditinggalkan sebatang kara sendirian. Sedangkan tunangannya, seorang pengacara bernama Kim Taehyung terbaring koma tak sadarkan diri. Tunangan? Koma?

Jennie membaca artikel itu dengan teliti, lalu mengamati background rumah sakit pada gambar artikel Lisa itu. Dia tahu rumah sakit ini karena pernah praktek lapangan disAna beberapa tahun lalu. Dengan segera dia menelephone rumah sakit itu, menggunakan berbagai

koneksi profesi dokternya untuk memperoleh info dari dokter- dokter yang dikenalnya, Jennie mencari informasi sebanyak-banyaknya, dan pada akhirnya menemukan kebenaran. Kebenaran yang pasti akan menyentuh hati siapapun yang mendengarnya. Bahkan matanyapun berkaca-kaca karena terharu.

Tiba-tiba Jennie teringat akan kata-kata Suga ketika mereka makan siang bersama tadi, mengenai rencana lelaki itu untuk memberi Lisa pelajaran.... Malam ini.....

Oh Tuhan !!

Dengan segera, seolah tersadarkan, Jennie segera meraih dompet dan kunci mobilnya. Dia harus mencegah Suga melakukan apapun rencAnanya untuk memberi pelajaran pada Lisa !!

Suga sudah salah paham, dan apapun yang dilakukan lelaki itu, dia pasti akan menyesal begitu mengetahui kenyataan yang sebenarnya !! Jennie harus mencegahnya sebelum terlambat!!

Tamu penting itu akhirnya pulang juga, beres sudah, semua berjalan sesuai keinginannya. Jungkook mengacak rambutnya kesal, Kalau begitu kenapa dia tidak merasa lega ??

Kau tahu kenapa. Bisik suara hatinya.

Ah ya, aku tahu kenapa. Jungkook mengakuinya.Lisa

Cukup satu nama yang mewakili segalanya. Satu nama yang sedari tadi menghantui pikirannya. Dia masih marah pada Lisa, marah besar. Tapi bahkan meskipun dia marah, dia tak ingin membuat Lisa sedih dengan kemarahannya. Sungguh ironis.

A Romantic Story About LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang