9

6.4K 403 2
                                    

Lisa merasakan seluruh tubuhnya sakit dan pegal. Dengan me- ngerutkan dahi dia mencoba menggerakkan badannya. Oh... memang pegal sekali rasanya, pelan pelan dibukanya matanya, cahaya kamar masih tampak redup, suasana kamar terasa sejuk dan menyenangkan.

"Selamat pagi." Sapaan itu begitu mengejutkan,menembus kesadaran- nya yang masih berkabut, hingga badan Lisa terlonjak duduk, lalu selimutnya turun sampai ke pinggang dan barulah Lisa menyadari kalau dia telanjang. Dengan gugup ditariknya selimut menutup dada- nya. Matanya langsung bertatapan dengan Jungkook yang duduk di sofa, tepat di hadapannya. Sedikit senyum tersirat di sana melihat kegugupan Lisa. Sekali lagi Lisa benar-benar malu, Jungkook sudah tampil sangat rapi dan elegan dengan pakaian santai dan sedang menyesap kopi sambil membaca koran paginya, penampilannya benar-benar sempurna di pagi hari, sedangkan Lisa.... Astaga, jam berapakah ini?

"Ini masih pagi sekali, masih gelap, tadi aku bangun dan memutuskan mandi air dingin, kalau tidak aku tidak akan bisa menahan diri untuk membangunkanmu dan bercinta lagi denganmu," Suara lelaki itu datar seperti sedang membicarakan acara televisi favoritnya, tak di- pedulikannya wajah Lisa yang memerah.

"Bukannya aku tidak bisa, tapi sepertinya aku harus menghormati virginitasmu yang baru hilang," Tatapan Jungkook berubah tajam, seperti yang selalu dilakukannya di saat meeting di saat dia membuat lawan-lawan bisnisnya mengekeret ketakutan.

"Kenapa kau yang masih perawan itu bisa dengan mudahnya menjual diri padaku? Apa tujuanmu sebenarnya." Tanya Jungkook tanpa ampun.

Lisa duduk disana dalam kondisi paling tidak siap dan Jungkook melemparkan pertanyaan paling sulit untuk dijawab, apakah laki-laki itu sengaja? Tentu saja Jungkook sengaja! Seru Lisa dalam hati, lelaki seperti dia tak akan sesukses ini dalam bisnis jika tidak tahu cara menyerang lawannya di titik lemah.

Sekarang dia harus menjawab apa? Lisabenar-benar kebingungan. Kalau dia menceritakan seluruh kisahnya, akankahJungkook percaya? Lagipula dia tidak ingin melibatkan Taehyung disini, jangan sampai Jungkook tahu tentang Taehyungnya,dia harus melindungi Taehyung dari lelaki kejam seperti Jungkook, siapa yang tahu apa yang akan dilakukan Jungkook kepada Taehyung hanya untuk memerasnya nanti? Dengan tegar Lisa menegakkan dagunya, "Saya rasa alasan saya melakukan ini bukan urusan anda, yang penting saya tidak akan merugikan diri anda."


Rahang Jungkook mengeras mendengar jawaban Lisa tadi. Sejenak tadi dia merasa Lisa patut diberi kesempatan, mungkin saja Lisa melakukan itu untuk membiayai saudaranya atau apa. Tetapi ternyata dia salah bodohnya dia, wanita dimanapun sama saja. Lisa mungkin hanya menunggu kesempatan untuk menjual keperawanannya dengan harga mahal, bukan bermaksud menjaganya. Bodohnya dia sempat berpikir untuk mempercayai gadis itu.

"Oke, bussiness is bussiness, aku tidak akan bertanya lagi tentang tujuanmu, asal jangan sampai kau merugikanku....." mata Jungkook menyipit kejam, "kalau kau berani berani melakukannya, aku akan membuatmu menderita."

Lisa tanpa sadar beringsut menjauh, ketakutan dengan nada suara dan tatapan kejam Jungkook. Tiba-tiba saja laki-laki itu berdiri dari duduknya setelah membanting gelas kopinya di meja. Lisa menatap lelaki itu dengan cemas, apa yang salah dari ucapannya? Kenapa lelaki itu tampak begitu marah padanya?

Jungkook melirik jam tangannya, "Aku sudah membuat janji dengan pengacaraku tiga jam lagi, akan kubuat kontrak hitam di atas putih atas perjanjian jual beli kita ini, dan selama aku menunggu jam itu..."

Mata Jungkook menelusuri tubuh Lisa yang berusaha menutupinya dengan selimut. Tatapan matanya sangat melecehkan. "Well kurasa sudah cukup kan penghormatanku atas virginitasmu?" Lalu Jungkook naik ke ranjang dan merenggut tubuh Lisa. Membawanya ke tempat tidur bersamanya. Kali ini tidak ada kelembutan. Lelaki itu tidak menahan-nahan diri lagi. Dan dia sudah siap. Dengan kasar dibukannya paha Lisa dan tanpa basa basi dia menyatukan tubuhnya dengan Lisa, yang entah kenapa sudah siap menerimanya.

A Romantic Story About LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang