30

4.6K 367 3
                                    

Pagi itu Jungkook duduk di kantornya dengan muram. Hari masih pagi, para karyawan belum datang ke kantor, tapi Jungkook sudah ada di situ. Dia tak tahan berada di kamar apartemen itu sendirian, Tanpa Lisa.

Dia terbangun pagi-pagi sekali, karena terbiasa mencari Lisa untuk dipeluk, tetapi yang ditemukannya hanya bantal kosong. Dengan marah Jungkook langsung bangun dan murka. Berani-beraninya pelacur itu meninggalkannya. Tetapi kemudian, kertas yang diletakkan di bantal Lisa itu agak meredakan kemarahannya. Sebuah pesan singkat sederhAna yang ditulis dengan huruf yang sangat rapi.

Lisa bilang "Sampai jumpa di kantor besok pagi," jadi Jungkook menahan diri dari kemarahannya dan memutuskan bersiap-siap dan berangkat ke kantor saat itu juga. Sekarang dia duduk sendirian di ruangannya, memikirkan perbuatannya semalam dan mulai merasa cemas. Ia terlalu kasar. Ia tahu itu. Ia terlalu kuat dan Lisa terlalu rapuh untuk menahan kemarahannya.

Tapi tidak tahukan Lisa kalau pemandangan Lisa yang sedang dipeluk dan dicium oleh Suga itu benar-benar membuatnya marah? Seharusnya hanya dia yang boleh memeluk Lisa ! Seharusnya hanya dia yang boleh mencium Lisa!

Saat itulah pintu diketuk dengan pelan. Jungkook terdiam penuh antisipasi, dia sudah menunggu. Siapa lagi yang datang sepagi ini kalau bukan Lisa? "Masuk."

Pintu itu terbuka pelan, dan Lisa muncul disAna. Hati Jungkook langsung bagaikan dihantam oleh palu ketika melihat keadaan Lisa, Gadis itu masih memakai pakaiannya yang semalam meskipun kelihatan segar setelah mandi. Tapi wajahnya kelihatan pucat dan rapuh. Dan bibirnya sedikit lebam akibat ciuman-ciuman kasarnya kemarin.

Kenapa kau pucat sekali sayang? Jungkook berdehem, menahan perasaannya.

Detik itu juga Jungkook memutuskan dia akan memaafkan Lisa. Dia tidak bisa menyalahkan Lisa karena merayu Suga, tidak ada yang bisa melarangnya kan ? Tidak ada tertulis dalam perjanjian mereka bahwa Lisa tidak boleh menjalin hubungan dengan lelaki lain, disitu hanya tertulis bahwa Jungkook berhak memiliki Lisa sesuka hatinya. Oleh karena itu dia akan segera memastikan adanya klausul tambahan dalam perjanjian itu, bahwa Lisa tidak boleh disentuh lelaki lain,bahwa tubuh Lisa adalah hak eksklusifnya, miliknya. Untuk sekarang, Jungkook yakin Lisa akan memohon maaf padanya, dan itu bukan masalah, Jungkook siap memaafkan Lisa atas pengkhiAnatan- nya semalam. Dia siap menerima Lisa lagi. Dia belum mau melepaskan Lisa.

"Duduk," perintahnya, berusaha sedatar mungkin.

Dengan patuh Lisa duduk, tapi gadis itu tidak berkata apa-apa, hanya meremas tangannya dengan gelisah.

"Sebenarnya kau ingin bicara apa hingga harus menunggu sampai di kantor?"

DimAna kau tidur semalam ? apakah kau baik-baik saja ? apakah aku menyakitimu? pertanyaan-pertanyaan itu yang bermunculan di benak Jungkook, tetapi lelaki itu menahankannya.

Lisa mendongakkan kepalanya, matanya tampak penuh tekad ketika menatap Jungkook. Takut, tapi penuh tekad. "Aku.... Ingin melunasi semua hutangku dan mengakhiri perjanjian kontrak kita."

Jungkook tertegun. Rasanya seperti seluruh aliran darahnya dihentikan seketika. Ini adalah jawaban yang sama sekali tidak disangkanya. Jungkook begitu terkejut hingga membatu seperti patung. Tetapi ketika keterkejutannya usai. Kemarahanlangsung merayapi- nya. Seperti api yang membakar pelan-pelan, makin lama makinberbahaya. "Apa?" desis Jungkook di antara giginya, tangannya terkepal.

Dengan sedikit gemetar, Lisa meletakkan sebuah kertas di meja Jungkook, "Ini cek sebesar tiga ratur empat puluh juta, untuk melunasi hutangku sebesar tiga ratus juta, dan hutang ke perusahaan sebesar empat puluh juta, dan ini ...." Lisa meletakkan sebuah amplop di meja, "Surat pengunduran diriku dari perusahaan ini."

A Romantic Story About LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang