Hari ini dimulai Haikal dengan penuh kebingungan. Tiba-tiba terbangun di kamar hotel, sendiri, tanpa Raisa. Tiba-tiba mengetahui Raisa benar-benar sudah tak ada. Bukan sekadar bangun duluan lalu jalan-jalan sendirian, benar-benar tak ada lagi di dunia.
Tiba-tiba dapat telepon dari seorang perempuan. Suaranya sangat mirip dengan Raisa, terlalu mirip hingga Haikal merasa mereka orang yang sama. Dia mengaku sebagai tukang masak dan menanyakan makanan apa yang diinginkan hari ini.
Namanya tersimpan sebagai Anna di daftar kontak. Chat dengan perempuan ini lebih aneh lagi. Isinya bukti transfer, file surat kuasa pembelian apartemen, hasil scan KTP, hasil scan NPWP, dan sebuah tautan ke video Kimi Dattara dari Happy Birthday. Dia mengucapkan selamat tidur dan maaf.
Kepala Haikal pening memikirkan hubungannya dengan perempuan ini. Seorang tukang masak tapi mendapat surat kuasa untuk membeli apartemen. Bahkan diberi kepercayaan pula untuk mengelola uang dalam jumlah hingga sembilan digit di belakang nol. Itu tabungan selama bekerja yang dipersiapkan untuk berbagai keperluan setelah berkeluarga.
Berkeluarga. Kata itu menohok Haikal hingga ke jantung. Sekarang bagaimana caranya berkeluarga? Ingatannya hanya bertahan selama 24 jam. Istrinya sudah lebih dulu menghadap Yang Maha Kuasa. Kenapa takdir tega sekali mencandai hidupnya?
Di antara semua itu, yang paling membuat kepala serasa mau pecah adalah rekaman audio journal hari kemarin. Haikal memutarnya berkali-kali agar dapat memahami maksud yang dikandung.
Hari ini, aku ngga bisa bilang apa-apa. Aku ingin cerita tentang dia tapi tak bisa.
[embusan napas. gemerisik. embusan napas. ketukan. gemerisik. embusan napas]
Tangannya sama. Rambutnya sama. Harumnya sama. Kulitnya sama. Pipinya sama. Bibirnya sama. Ya Allah, semuanya sama.
[dengkusan]
Tapi saat aku menciumnya. Aku tahu itu bukan dia.
[gemerisik]
Bukan dia. Sekarang aku tahu apa maknanya Kimi Dattara.
[klik]
Haikal tak bisa mengingat siapa yang diciumnya kemarin. Bisa jadi dia tidak tidur sendiri semalam. Bisa jadi bukan? Lagipula untuk apa jauh-jauh ke Bogor jika hanya berakhir di hotel sendirian.
Tapi tunggu. Kimi Dattara? Bukankah itu lagu yang dikirimkannya untuk si Tukang Masak?
Selagi pusing memikirkan apa yang sebenarnya terjadi semalam, sebuah telepon masuk. Dari Maya, sahabat seperjuangan sejak mulai masuk Mayartha dulu. Dia lulusan Psikologi yang langsung mantap di HRD. Menurut video yang merangkum tiga tahun hidupnya dalam 30 menit, sekarang sahabatnya itu telah menjadi Direktur HRD. Pencapaian karirnya benar-benar seperti roket.
"Halo, assalamu'alaikum." Di to-do-list tertulis harusnya mereka bertemu untuk merapatkan siapa tiga orang yang akan diterima sebagai staff daycare.
"Wa'alaikumsalam. Hai, Kal!" Maya sengaja mempelesetkan namanya. Dia pasti sedang kesal.
"Hai, May. Sorry, bangun kesiangan," Haikal tak punya alasan yang lebih baik.
"Udah nyampe mana?"
"Ngantri di sinyal masuk Manggarai."
"Hadeeeh! Bisa setengah jam lagi kalo gitu," sekarang dia sama sekali tak menyembunyikan kekesalan. "Kalo gitu, kamu manut putusan aku sama Bu Anna aja, ya?"
"Bu Anna?" Haikal teringat Anna yang ada di ruang chat-nya.
"Iya, manajer daycare. Oke?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Jurnal Haikal
RomanceIngatan Haikal hanya bertahan selama 24 jam. Setelah itu, ia akan kembali pada hari yang tak ingin diingat selamanya. *** Cerita ini merupakan lanjutan dari Bulan Madu. Silakan membaca kisah Haikal dan Raisa di Bulan Madu untuk mendapatkan pengalama...