(O1)

5.1K 394 47
                                    

Siyeon menempelkan jari ibunya di atas kertas lalu menggeserkan kertas itu lebih mendekat ke cowok yang berada di depannya saat ini. Cowok itu juga melakukan hal yang sama dengan Siyeon, menempelkan jari ibunya di atas kertas yang sama.

"Sekarang kita pacaran, ya?" katanya sambil tersenyum.

"Iya kita pacaran, tapi ga boleh ngelanggar apa yang ada di kontrak, ya?" balas Siyeon.

Cowok itu berdiri lalu memasukkan map berisi kertas yang sudah dicap ke dalam tasnya. Kemudian tersenyum terhadap Siyeon.

"Mau balik bareng?" tawarnya.

Siyeon berdiri, "Engga pake modus," kata Siyeon ketus lalu jalan terlebih dahulu.

"Ketus banget," Cowok itu tertawa kecil lalu menggelengkan kepalanya dan menysusul Siyeon yang sudah berjalan terlebih dahulu keluar dari sekolah.

Mereka berdua sampai di lapangan parkiran, lalu berlari ke halte dekat sana. "Woi siapa sih nama lo? Cepetan sini udah mau ujan. Gue ga bisa balik, nih."

Baru beberapa detik setelah mengatakan itu, hujan deras turun dengan cepat dan membuat Siyeon kaget lalu terduduk di kursi halte.

"Lee Jeno nama aku. Kamu emangnya balik harus pake bus, ya?" tanya Jeno. Dia menghampiri Siyeon lalu duduk di sebelah cewek itu.

Siyeon tidak menjawab. Kalau bukan karena mantannya yang menyebalkan, Siyeon tidak akan mau menandatangani kontrak dengan Jeno.

Ia tidak suka terjebak dalam situasi dimana dia harus berbicara dengan cowok. Siyeon bukannya tidak suka cowok, tapi, dia tidak suka ada yang modus dengannya.

"Biasanya sama mantan balik pake apa kalo hujan?" tanya Jeno, lagi.

Siyeon langsung menoleh, "Dia ga pernah nganter gue balik."

"Yaudah aku antar kamu," kata Jeno.

Siyeon menggeleng, "Engga usah. Gue bisa sendiri," lalu Siyeon berdiri dan menjauh sedikit dari Jeno.

Tangannya mengadah ke hujan yang turun dari atap perhentian bus ini. Siyeon memainkan air yang turun tetapi langsung kaget begitu bunyi guntur menyambut masuk ke telinganya.

Jeno tertawa kecil kemudian ikut berdiri dan melepaskan jaketnya lalu memasang kembali tas yang ia pakai di punggungnya. Jeno memasangkan jaketnya kepada Siyeon.

"Eh ini kok dikasi ke gue?" tanya Siyeon, dia sempat mau menolak jaket itu tapi Jeno tetap pasangkan.

Jeno tersenyum, "Kamu baliknya mau pakai apa?" tanya Jeno.

"Apa! Ga kedengeran!" kata Siyeon.

Jeno melirik hujan yang masih belum kunjung mereda.

"Kamu balik bareng aku aja! Hujannya makin deras! Takutnya busnya juga penuh!"

Siyeon menatap sebentar, "Engga. Nanti mama gue marah."

"Aku yang ngomong," kata Jeno.

"Ga usah gue balik sendiri aja." Siyeon melepas jaketnya lalu memberikannya balik kepada Jeno.

Siyeon menerobos hujan untuk naik angkot yang ada di depan sekolahnya. Jeno hanya diam saja, melihat konsistennya Siyeon menolak ikut dengannya.

"Dasar keras kepala, nerobos hujan dipikir seru?" Jeno menggelengkan kepalanya kemudian memakai jaketnya dan menghampiri motornya yang terletak di dalam parkiran sekolah.

-

Jeno mengusap rambutnya yang basah setelah mandi menggunakan handuk kecil yang melingkar di lehernya sambil berjalan ke meja belajarnya dengan niat mengerjakan tugas sekolahnya.

[✓] Dating With JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang