(19)

1.3K 224 22
                                    

part sblmnya, emg jeno sama siyeon munculnya bentaran doang, tapi aku buat itu untuk kasi clue tentang taeyong.

Jeno berjalan santai hingga sampai di depan hotel, ia kemudian masih menggendong Siyeon yang masih tertidur lelap di punggungnya. Semua siswa dan siswi sudah kembali ke kamar mereka masing-masing. Hanya tersisa Pak Jae dan Jinyoung.

“Lo kemana aja, Jeno!”

Jeno melotot, “Ssttt!”

Jinyoung menutup mulutnya, menyadari suaranya itu akan membangunkan Siyeon. Pak Jae yang baru saja dari resepsionis berlari kecil menghampiri Jeno, Siyeon dan Jinyoung.

“Jeno?! Kamu juga hilang, tadi?” tanya Pak Jae.

Jeno terkekeh, “Kapan saya hilang, Pak?” jawabnya.

“Ini, terimakasih Tuhan. Kamu pulang sama Siyeon?” tanya Pak Jae, sekaligus bernapas lega karena muridnya tidak jadi hilang.

“Tadi saya ambil tas saya di resto, ketemu Siyeon kakinya keseleo, ini udah bengkak. Tadi dia paksakan jalan.”

Pak Jae menggeleng pelan. Jinyoung menggeleng sambil berdecak, “Jeno mah bisaan.”

Jeno melotot.

“Ini juga Siyeon, bisa-bisanya tidur pas kakinya keseleo.” Jinyoung menggeleng sekali lagi.

Rasanya Pak Jae ingin sekali menjepit kepala kecil Jinyoung yang daritadi bergerak terus, tidak bisa diam. Ia hanya menahan sabar saja, Jinyoung juga tidak sadar dan penuh ekspresi.

“Kamu istirahat sekarang, Jeno.”

Jeno mengangguk, “Siyeon biar saya anter aja ke kamarnya,” kata Jeno.

Pak Jae menggeleng, “Jangan, biar Jinyoung aja, kamu kan laki-laki.”

“LAH?! Pak, Jinyoung juga laki-laki,” kata Jinyoung terkejut.

Pak Jae mengangguk.

“Pak Jae juga laki-laki, jadi biar saya aja, ya, Pak.”

“Saya aja,” kata Pak Jae, mengusulkan.

“Saya aja, Pak.” Kata Jeno.

“Saya gak mau, Pak. Nanti dilihat orang,” kata Jinyoung.

“Saya saja, Jeno, saya guru.”

Jeno menggeleng, “Saya aja, Pak. Saya mantan pacarnya.”

Pak Jae langsung bungkam. Disitu Jinyoung menahan tawanya, ia mengulum bibirnya sambil menutup mulutnya.

“Permisi, Pak,” kata Jeno, kemudian cowok itu masih berjalan menggendong Siyeon.

Jinyoung berteriak, “Tungguin, gue ikut, woii!” Jinyoung berlari menyusul Jeno, tetapi, mundur beberapa langkah lagi menyamakan dengan Pak Jae.

“Bapak sama Bu Jiwon aja, udah klop!” Goda Jinyoung kemudian cowok itu kabur menyusul Jeno.

Jeno masih menggendong Siyeon, kemudian ia melirik Jinyoung yang baru datang, berdiri di sebelahnya. Mereka menunggu lift. Setelah lift terbuka, Jinyoung dengan wajah tanpa dosa masuk lebih dulu, kemudian menunggu Jeno.

Jinyoung yang mendapat tatapan sinis dari Jeno, kemudian menyengir lucu, dan menunggu Jeno sampai pada posisinya, ia menekan tombol lift lantai 3. Di lantai tiga ada dua lorong, untuk putri dan putra, jadi mereka memang satu tujuan.

[✓] Dating With JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang