(O9)

1.6K 281 10
                                    

"MMMPH!"

Siyeon membalikkan tubuhnya lalu menatap lekat langit langit kamarnya, ia memegangi dadanya yang ikut bergemuruh karena dentuman jantungnya yang tidak karuan.

"Bisa gila gue!"

Matanya beralih ke jam dinding di atas nakas, tepat di sebelahnya, ia melirik sebentar, pukul 22.30. Sekiranya sudah sekitar 2 jam Siyeon menahan pekikan, detak jantungnya begini terus menerus selama dua jam.

"Ga mauu, gue bisa gilaa kalo diginiin Jeno," ia menarik bantal kecil di sebelahnya kemudian menutup wajahnya menggunakan bantal kecil tersebut.

Tiga detik kemudian, Siyeon terbungkam. Ia menggelenggkan kepalanya, kemudian memukulnya berkali kali, "Sadar, Siyeon, itu cuma kontrak. Sadarkan diri lo!"

"Jangan sampe suka, jangan sampe baper, Park Siyeon!"

Sekali lagi, Siyeon berusaha menyadarkan dirinya. Lebih baik ia memainkan ponsel daripada harus berkutat dengan hal yang membuat jantungnya berdetak tidak karuan.

Siyeon memilih untuk menghubungi Bae Jinyoung untuk pengurusan kursi di Bus. Kemudian menutup ponselnya dan langsung menutup telinganya dengan bantal lalu memejamkan matanya untuk energi esok hari.

✨✨✨

Seisi sekolah bersorak dengan riuh karena kedatangan tim basket yang akan melakukan pertandingan, dalm rangka menyambut kegiatan yang akan datang Study Tour.

Tidak ada yang tidak heboh, tak terkecuali Siyeon dan Heejin. Entahlah, mereka meneriaki tim yang mana pun tidak tahu, mereka hanya bersorak demi kemenangan kedua tim, yang dalam tim tersebut, terdapat beberapa pria tampan.

“AYOOO!!! HWALL!! AKU DUKUNG KAMU!”

Siyeon langsung menoleh, “Gila kali lo teriak di telinga gue?” protesnya.

“Maklum lah, lo tau sendiri kan...,” kata Heejin, tersipu.

Merasa seperti orang jahat, itulah Siyeon sekarang. Ia merasa benar-benar jahat telah membiarkan sahabatnya jatuh dalam pesona Hwall, yang padahal dia sendiri tahu, Hwall orangnya seperti apa.

“Heejin,” panggil Siyeon pelan.

Cewek bernama Heejin itu menoleh sambil mengembangkan senyumnya karena melihat pujaan hati di lapangan basket, dan menjawab Siyeon dengan lengkungan di bibirnya yang tidak pudar. “Apa?”

Ingin sekali hati Siyeon bertanya, lo beneran suka hwall? tetapi, apalah daya melihat sahabatnya yang memang tampaknya benar benar telah jatuh hati dengan Hwall.

“Eh, Siyeon! Kenapa?” ulang Heejin, dia heran kenapa Siyeon tidak melanjutkan dan malah diam saja.

Lidah Siyeon terasa kelu, sorot mata Heejin seperti orang kasmaran. Siyeon lagi lagi merasa bersalah, ia tidak mau Heejin sakit hati, tetapi, dia bisa apa jika Heejin memang menyukai Hwall? Tidak ada yang bisa dia lakukan.

“Yeon,” suara berat seorang cowok terdengar oleh Siyeon, membuat perempuan itu menoleh dan tersadar dari lamunannya.

“Apa?”

“Kok ngelamun, si?” Jeno tersenyum kemudian, dia mengacak rambut Siyeon. Mata Siyeon tertuju pada otot tangan Jeno yang membuatnya sedikit takut.

Siyeon menunduk, “Ngapain si disini? Kan harusnya di lapangan!” seru Siyeon, menarik perhatian beberapa orang.

“Aku kan ke sini nyamperin kamu, kita tuh tadi cuma perkenalan dulu, tandingnya masih sejam lagi setelah acara pembukaan sama cheers nanti,” jelas Jeno. “Kok ga suka banget aku disini?”

[✓] Dating With JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang