(27)

1.2K 217 27
                                    

Suasana sekolah menjadi sepi. Siyeon jadi khawatir. Sudah tiga hari dari sekembalinya study tour, Jeno tidak masuk sekolah. Ini hari ketiga, Siyeon tidak tahu apa yang terjadi pada cowok itu, sudah tiga hari tidak ada kabar, tidak masuk sekolah juga.

“Yeon? Kenapa?” tanya Jinyoung, cowok itu baru kembali dari ruangan guru, memberikan tugas karena tidak ada guru yang masuk untuk mengajar.

Siyeon nyaris menangis. Ia bahkan bisa menangis jika begini, ia lebih baik didiamkan oleh Jeno daripada cewek itu tidak melihat batang hidung Jeno sedetik pun.

“Yeon? Lo kenapa, sih?” tanya Yonghee, cowok itu kemudian duduk di sebelah Siyeon.

Siyeon hanya menggeleng. Ia tidak mau ambil pusing, tapi kemana sebenarnya cowok itu? Siyeon tidak bisa menemukan jejaknya.

“Jinyoung, Yonghee,” panggil Siyeon akhirnya.

Keduanya menoleh, Yonghee yang di sebelah Siyeon menengok, Jinyoung yang di depan Siyeon juga merespons, mereka akan mengerjakan tugas bersama.

“Jeno kemana, sih? Gue gak denger kabar lagi,” kata Siyeon, berusaha bersikap santai.

Jinyoung seperti terciduk, cowok itu tetap bungkam dan memilih untuk menggeleng, sebagai jawaban.

“Gak tahu, Yeon. Tapi kayaknya besok dia masuk deh,” kata Yonghee.

“Btw, lo tau darimana kalo Jeno gak masuk? Kan gak sekelas,” tanya Jinyoung.

Siyeon menggeleng lemas, “Gak tahu ah, males.”

Yonghee dan Jinyoung saling pandang, mereka kemudian pindah ke kursi sebelah, membiarkan Siyeon duduk sendiri. Jinyoung dan Yonghee tidak mau banyak bicara takut fatal.

Siyeon memejamkan matanya, meletakkan kepalanya di atas tangan yang terlipat di atas meja. Matanya panas, ia cemas dengan Jeno. Sangat cemas.

“Alay lo,” sebuah botol yoghurt disodorkan di depan Siyeon. Cewek itu mendongak dan melihat Heejin sudah berdiri di sampingnya.

Siyeon masih menatap Heejin.

“Gue boleh duduk di sini?” tanya Heejin dan mendapat anggukan dari Siyeon.

Heejin kemudian duduk di samping Siyeon, cewek itu menunduk. “Sorry, Yeon. Gue kekanak-kanakan.”

“Hah? Maksudnya gimana?” tanya Siyeon, wajah cewek itu berubah menjadi serius.

“Gue suka sama Hwall, Yeon. Lo tau kan? Gue kaget waktu denger Hwall ternyata masih sayang sama lo. Tapi jujur,” Heejin menghela napasnya pelan. “Gue jauh lebih sayang sama lo ketimbang Hwall. Gue lebih sedih kalo gue ngejauh dari lo, untuk dekatin Hwall.”

Siyeon tersenyum, “Gue gak merasa harus ngejauh dari lo? Gak ada istilah jauh di kamus kita,” kata Siyeon lagi.

“Dan gue juga sayang sama lo, Heejin,” kata Siyeon.

Heejin tersenyum, terharu, tetapi ia tidak ingin menangis di sini, orang akan tahu mereka sempat punya masalah kalau sampai Heejin nangis di sini.

Btw, lo sama Jeno gimana?” tanya Heejin.

Siyeon menoleh, “Gak gimana, gimana,” jawabnya.

[✓] Dating With JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang