(14)

1.7K 242 25
                                    

Suasana di sekolah sangat ramai, semua siswa dan siswi berbondong bondong masuk ke dalam bis kelas mereka masing masing. Saat ini juga, Jeno masih berada di luar bis, sedang berbicara dengan Taeyong.

“Apapun, asal jangan Siyeon,” kata Taeyong, “Itu aja.”

Jeno memgangguk kemudian masuk ke dalam bis pariwisata. Beruntungnya setelah Jeno melirik ke segala arah, sekali lagi, beruntungnya Siyeon tidak satu bis dengannya, sehingga akan lebih mudah Jeno untuk bersikap biasa saja.

Taeyong mengamati Jeno, ia kemudian menghela napasnya, awalnya Siyeon memang satu bis dengan Jeno, tetapi, Taeyong menemui anak osis pengurus bis, yakni, Bae Jinyoung. Taeyong meminta untuk menukar kursi Siyeon dengan kursi kosong di bis lain.

“Maafin gue,” gumam Taeyong.

Kemudian cowok itu menelepon seseorang sambil berjalan meninggalkan sekolah, bersamaan dengan jalannya rombongan bis study tour mereka.

Sedangkan di sisi lain ...

Cowok dengan rahang yang tegas itu menutup matanya menikmati gerakan bis yang kadang melonjak dan menurun, ia menikmati lagu dari headset yang ia pasangkan di telinganya.

Sesekali Jeno melirik ke luar jendela, ia melihat beberapa bangunan, kemudian sesaat setelahnya ia melihat ramai pohon yang berbincang dan berjejer seperti segerombolan pasukan.

“Teman-teman, gue bakal bacain pembagian kamar,” kata Yonghee.

Semuanya tampak bersemangat, terkecuali Jeno. Cowok itu tampak acuh tak acuh, entah karena headsetnya ataukah karena ia tidak tertarik sama sekali.

“Lee Jeno,” tegur Yonghee. Jeno menengok, ia melepas headsetnya, “Kenapa?” tanyanya dengan polos.

Yonghee tersenyum, “Headset lo, lepas dulu. Gue mau bacain pembagian kamar,” kata Yonghee menegas.

Jeno hanya mengangguk.

“Renjun, Hwall, Sunwoo, Jaemin, Hyunjin, kamar nomor satu.”

“Gue, Felix, Jeno, Jinyoung, Haechan, kamar nomor dua.”

“Eric, Han, Chani.....”

Selanjutnya, Jeno tidak mau dengar dan tidak penasaran. Apalagi pembacaan kamar cewek, Jeno sama sekali tidak tertarik akan hal itu. Jeno lanjut memejamkan matanya hingga tertidur.

***

“Ayo semuanya, boleh turun sekarang, barang-barangnya jangan lupa diambil ya, temen temen!” suara Heejin memenuhi lapangan parkir yang ada di sebuah hotel di dekat sana. Ia menggunakan pengeras suara. Semua yang ada di bis turun satu per satu sambil pengambilan data absen.

Siyeon mengambil oksigen yang lebih luas daripada di bis, matanya berbinar melihat hotel sebesar ini. Nancy ikut melihat keadaan hotel yang sangat besar ini.

“Gimana? Kita sekamar,” kata Nancy, senang. Karena mereka sebelumnya berteman jadi tidak sungkan lagi setelah mengetahui mereka sekamar.

Siyeon tersenyum kemudian masuk ke dalam hotel sesuai kelompok sekamar, setelah sebelumnya ia menengok sebentar ke arah Heejin, cewek itu sama sekali tidak menatapnya.

“Btw, lo pacarnya Jeno, ya?” tanya Nancy tiba tiba. Siyeon menoleh, kemudian masih bungkam. Ia tidak ingin membicarakannya.

Ternyata yang bisa Siyeon lakukan sekarang hanya terkekeh ringan, “Gitu, ya?” ujarnya tak banyak bicara.

“Iya, keliatannya emang gitu, kan?” sahut Shuhua, di sebelah Siyeon juga.

Siyeon hanya tersenyum. Ternyata begitu pandangan orang orang terhadap dirinya dan Jeno. Memang benar, ya, kenyataan tidak selalu seperti kelihatannya. Itulah keadaan Siyeon dan Jeno yang sudah putus sedangkan kelihatannya pacaran.

[✓] Dating With JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang