06. Festival Sama Jeno (S2)

891 155 8
                                    

“Halo? Iya bentar lagi gue keluar,” kata Siyeon. Ia kemudian menutup teleponnya dan mengambil tas kecilnya.

“Mau kemana, Nak?” tanya Sora, yang datang dari arah dapur.

Siyeon menoleh, bingung.

“Kenapa?”

Siyeon menggeleng, “Mau pergi sama temen, Ma,” jawabnya.

“Dijemput?” tanya Sora.

Siyeon mengangguk, “Iya, udah nunggu di luar.”

“Mama ikut keluar ya?” Sora merangkul Siyeon.

Dalam hati Siyeon panik, ia tidak tahu harus menjawab apa, dan apa yang akan dikatakan Jeno. Tidak mungkin dan tidak boleh kalau Jeno mengatakan Siyeon adalah pacarnya.

“Eh,” Suara Sora menyambut telinga Jeno, cowok itu berbalik dan melihat Siyeon dalam rangkulan Sora. “Siapa, nih, ganteng ya?”

Jeno membungkukkan badannya, “Sore, Tante,” sapa Jeno, “Jeno, Tan,” katanya.

Sora mengangguk, “Jeno ya? Mau jemput Siyeon, ya?” tebak Sora.

Jeno mengangguk, “Iya, jemput Siyeon, Tante.”

“Ma, udah dong.”

Jeno tersenyum, “Gapapa, Yeon,” Jeno menampilkan senyumnya sekali lagi. “Nanti Siyeon, Jeno anter balik sebelum malam ya, Tante. Pasti aman,” kata Jeno.

Sora tersenyum, “Kenapa ga jadi pacarnya Siyeon aja, sih?” tanya Sora.

“Mah,” keluh Siyeon.

Jeno menatap Siyeon. “Jeno jadi abangnya Siyeon aja, Tante.”

“Kok gitu?” tanya Sora.

“Biar bisa jagain Siyeon,” jawab Jeno.

Sora terdiam untuk sesaat.

“Ma, kita pergi ya?” Siyeon kemudian keluar dari rumahnya.

Jeno tidak lupa memberi salam kemudian berjalan menyusul Siyeon yang sudah lebih dulu ke motor Jeno. Dilihat dari belakang, Siyeon tampak lemas.

Langkah kaki Jeno ia percepat kemudian ia menyamakan langkahnya dengan Siyeon, “Kenapa, sih? Yeon?”

“Lo tuh apa banget sih jawab ke mama kayak gitu,” kesalnya.

Jeno terkekeh, “Emang ada yang salah dari kata-kata gue?” tanya Jeno.

“Ya enggak ada sih, tapi, kan..”

“Yuk,” Jeno menarik tangan Siyeon kemudian membiarkan Siyeon menaiki motornya.

“Pegangan,” kata Jeno.

Siyeon tidak menurut. Ia tetap duduk tegak meski sedikit takut menaiki motor gede. Melihat tidak ada respon, Jeno menarik tangan Siyeon dari belakangnya dan membuat tangan Siyeon melingkar.

“Gak usah nakal lo. Kalo jatuh gue gak bisa sembuhin.”

“Kenapa? Lo gak mau nolong?” tanya Siyeon.

Jeno menggeleng, “Mau nolong. Tapi gak bisa bantu ngobatin, gue kan bukan dokter. Kecuali lo cuma luka kecil, tapi itu juga gue gak jago.”

“Iya, yaudah. Cepetan jalan!”

Jeno menjalankan motornya keluar dari komplek rumah Siyeon. Mereka berniat berjalan-jalan di festival sore hari ini.

Beberapa menit di jalan, Siyeon hanya bisa merasakan hangatnya memeluk Jeno. Siyeon tidak tahu apakah dia siap jika menjadi saudara dengan Jeno. Siyeon suka dengan Jeno.

[✓] Dating With JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang