EPILOG = FIN

1.6K 227 95
                                    

Liburan semester dimulai hari ini, setelah study tour kemarin, mereka menjalankan ujian semester, dan menikmati waktu istirahat mereka sekarang.

“Enaknya libur,” Haechan kebetulan ada di rumah Mark.

“Itulah enaknya libur tanpa tugas, rasanya emang lebih nikmat,” tidak hanya Haechan, Jaemin pun ada di rumahnya Mark sekarang.

Mark yang baru keluar dari kamarnya menggunakan kaus oblong dan celana pendek bola—duduk di sofa sebelah Haechan.

“Jadi, besok lo bakalan dateng?” tanya Jaemin, ia membuka suara setelah melihat Jeno yang daritadi senyap.

Mark membenarkan posisi duduknya, menjadi sedikit lebih tegang jika membahas ini, “Jaemin, kayaknya kita gak usah bahas—”

“Gak tahu,” Jeno memotong perkataan Mark, ia hanya tidak mau membuat suasana menjadi canggung. Jeno dan Taeyong tetap tinggal di rumah Mark sampai hari pernikahan Donghae dengan Sora besok.

“Kalo lo memang mau pergi, gue bisa temenin,” Renjun berucap, ia baru saja keluar dari dapur membawa segelas jus jeruk yang sekarang sedang ia nikmati. “Lagipula, di sana bakal ada Siyeon.”

“Tau darimana lo bakal ada Siyeon?” tanya Haechan.

Renjun mengangkat bahunya tanda tidak tahu, “Bisa aja, secara Tante Sora kan ibu tirinya Siyeon. Maksudnya, beliau juga ikut andil dalam membesarkan Siyeon, ‘kan?” Renjun hanya menebak.

“Iya, bisa jadi, sih.”

“Tapi, kalo gue ke sana, gue mengakui kalo gue bakal jadi saudaranya Siyeon?” Jeno mengangkat kepalanya setelah sebelumnya ia menunduk.

Mark jadi tegang, ia meneguk air ludahnya susah payah, “Mau diapakan juga, sih, Jen. Lagian, mau lo muncul atau engga, bukannya sama aja? Status kalian bakalan sama mau lo datang atau engga,” jelas Mark.

Jeno memgangguk, “Mungkin,” Jeno menghela napasnya, “Mungkin aja gue dateng, tergantung Lo, Renjun, sama Bang Taeyong,” kata Jeno kepada Mark.

Mark mengangguk saja, “Kalo lo siap, gue sih ikut aja.”

“Gue juga bakal ikutin lo,” Renjun menyahut.

“Kita boleh ikut gak?” tanya Jaemin.

Jeno mengangguk, “Tapi, bentar deh, gue kan nggak bilang pasti ikut...”

“Iya juga yaa,” Renjun terkekeh sebentar kemudian pandangannya teralihkan ke ponsel Jeno di atas meja, layarnya terbuka dan menampilkan sebuah panggilan suara.

Renjun menyenggol lengan Jeno. “Telfon, tuh!”

Jeno meraih ponselnya, panggilan suara dari Siyeon. Lagi-lagi, Mark meminta Jeno untuk menggunakan speaker hpnya.

“Halo? Yeon? Kenapa?” sapa Jeno.

“Jeno kamu kok santai banget, sih, sama aku? Kamu bener-bener anggap enteng ya masalah kemarin?

“Aku gak anggap enteng, tapi aku harus gimana lalu?”

Ya mana aku tahu... aku juga nggak tahu harus gimana. Tapi kemaren kamu jahat banget tau gak sih?!

“Jahat gimana, Yeon?” tanya Jeno, ia mencuri sedikit pocky yang ada di tangan Mark.

Mereka semua yang ada di sekitar Jeno, menyimak percakapan Jeno dengan Siyeon.

Kamu tinggalin aku kan kemarin? Sumpah ya jadi cowok kenapa gak peka banget?

“Ey, kamu ya yang minta aku pergi, yaudahlah aku pergi.”

[✓] Dating With JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang