02. The Truth Untold (S2)

1.1K 202 25
                                    

Siyeon membuka ponselnya, mengecek kembali notifikasi yang ia nantikan, tetapi, tak kunjung muncul. Siyeon mengigit jarinya khawatir, ia cemas dengan Hwall. Apa terjadi sesuatu dengan cowok itu atau kemungkinan buruk lainnya.

“Duh, hwall kemana coba?” Siyeon terus menelepon Hwall, tetapi, cowok itu tidak mengangkatnya.

Kemudian ia mendapat pesan baru dari Hwall, Hwall meminta Siyeon untuk ketemuan.

===

Di samping itu, Jeno baru saja keluar dari kelasnya bersama Jaemin. Ia banyak berbincang dengan Jaemin, tetapi, Jaemin tidak mempercayai Jeno akan mimpinya itu.

“Lo serius apa mimpi gitu?” tanya Jaemin.

Jeno mengangguk, “Terserah kalo lo gak percaya sama gue. Tapi kalo lo mau, lo bisa tanya nyokap lo.”

“Yaudah deh, nanti gue tanyain. Bentar lagi katanya, sekitar tiga minggu lagi?” Jaemin berujar.

Jeno terdiam. “Tiga minggu lagi? Berarti minggu ini dalam mimpi gue, kecelakaan?”

“Hah? Kecelakaan?” Jaemin menoleh.

Jeno menggeleng, “Gak, gapapa.”

“Oh oke. Gue balik duluan ya, kayaknya tadi nyokap telfon,” Jaemin membenarkan tasnya kemudian ia berjalan lebih dulu keluar dari sekolah.

Sedangkan Jeno berjalan santai sambil memikirkan nasib kecelakannya nanti. Kalau di mimpi, Jeno tidak tahu, tapi kalau sekarang setelah mengetahui, dia jadi takut akan kecelakaan itu. Jalannya jadi sangat pelan, dramatis.

Sampai di parkiran, Jeno langsung naik ke motor vespa berwarna merah miliknya itu dan menggunakan helmnya, menggunakan jaket. Ia menengok ke sekitar, sekolah sudah sepi, Siyeon pasti sudah pulang dengan Hwall.

Cuaca hari ini buruk. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Jeno mempercepat gerakannya, ia mengecek dan memastikan kalau ia membawa mantel dan jaket yang ia gunakan cukup tebal dan anti air. Syukurlah.

Ia menaiki motornya kemudian melajukan motornya dengan kecepatan normal keluar dari daerah sekolah. Ia hari ini ingin bertemu Mark dulu di kafe, mungkin di sana sudah ada Renjun dan Haechan. Jaemin tidak ikut.

ZZRRASHH!!

Hujan turun dengan derasnya membuat Jeno kebingungan harus bagaimana, ia tidak boleh meningkatkan kecepatan motornya, jalanan sekarang sedang licin.

Mata Jeno mengabur, ia mulai takut. “Jangan-jangan ini kecelakaan...”

Ia akhirnya melihat halte bus, mungkinkah ini? Jeno jadi berdebar. Ia kemudian melajukan motornya tetapi matanya melirik seorang perempuan yang tengah menangis, berjongkok di pinggir jalan.

Jeno segera menghampiri perempuan itu dengan motornya. Ia kemudian melihat cewek itu sudah basah terkena hujan yang sangat deras ini.

“Mbak? Gak apa-apa?” tanya Jeno ketika ia turun dari motornya lalu menghampiri cewek itu.

Tidak butuh waktu yang lama, cewek itu mendongak dan melihat mata Jeno.

“Kamu ngapain main hujan?” tanya Jeno ketika melihat Siyeon ternyata yang berjongkok di sini.

Siyeon memukul Jeno pelan, “Gue gak main hujan!”

Cewek itu menangis. Jeno kaget, ia bingung harus berbuat apa, apalagi ia berada di tengah-tengah hujan.

“Ayo kesana dulu,” Jeno menarik tangan Siyeon agar mereka berteduh di halte.

Jeno melihat ke sekeliling dan beberapa orang tampak berlalu lalang di jalanan, adapula yang menunggu di halte. Siyeon bisa tidak leluasa menangis.

[✓] Dating With JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang