07. Bad Incident (S2)

959 147 11
                                    

Sepulang dari festival kemarin, Jeno mengantarkan Siyeon pulang ke rumahnya dengan selamat, sesuai apa yang diharapkan. Setelah mengantar Siyeon pulang ke rumahnya, Jeno langsung pulang seusai berpamitan.

Di dalam perjalanan, banyak sekali hal-hal yang berkecamuk di dalam pikirannya. Tidak tahu apa yang ia inginkan sekarang. Jeno janji tidak melanjutkan hubungan mereka, tetapi, melihat kencan pertama mereka.

Jujur, Jeno ingin mengingkari janjinya.

Perlahan hujan mulai turun membasahi Jeno dan motornya, derasnya hujan tidak membuat Jeno ikut bersedih, tetapi, ternyata hujan mendorongnya untuk mengeluarkan semua kesedihan dan kekecewaannya.

Tin!!

Terangnya cahaya lampu dari mobil di depan Jeno membuat pandangan Jeno terganggu, sampai suara keras dan mobil itu menghantam motornya membuatnya tersudut hingga ke pojok trotoar.

Kecelakaan. Iya, kecelakaan itu membuat jalanan sekarang macet dan kendaraan di sekitar sana tidak bergerak, semuanya berbondong-bondong melihat korban.

Bagian tangan Jeno terluka, kakinya pula, bahkan sekarang ia tidak tahu bagaimana mendeskripsikan rasa sakit yang ia alami, perutnya terhantam stang motor dan kepalanya terasa sangat pusing. Tangannya tidak sanggup ia gerakkan untuk saat ini.

Keramaian memenuhi mata Jeno, melihat orang-orang rela turun dari kendaraannya untuk menyelamatkan dirinya. Seketika ia melihat orang-orang bericuh ribut ada yang memanggil ambulans, ada pula yang memanggil polisi.

Suara ambulans memenuhi gendang telinga Jeno, seketika ia mendengar suara mobil polisi menyusul sebelum matanya tertutup sempurna dan ia tidak bisa melihat apa-apa, kesadarannya hilang.

***

Taeyong memukul setiran mobilnya dengan kuat, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi meski tahu kondisi cuaca yang buruk. Hatinya tidak tenang begitu nomor teleponnya dicari oleh polisi dan pihak rumah sakit.

Segera Taeyong memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit besar di kota itu, kemudian ia langsung berlari masuk ke dalam rumah sakit melalui lobby rumah sakit. Kakinya berhenti di depan bagian informasi.

“Suster, saya wakil dari pasien yang kecelakaan tabrak lari, atas nama Lee Jeno.”

Taeyong mencengkram rambutnya frustasi, air matanya keluar, ia panik. Sangat panik. “Sekarang berada di UDG.”

“Makasih, Suster.”

Cepat-cepat Taeyong berlari ke UGD, tetapi UGD ditutup karena pasien sedang ditangani. Cowok yang memiliki rahang tegas itu mengigit bibir bawahnya khawatir. Kata polisi luka yang dialami Jeno cukup parah.

Taeyong tidak bisa berpikir jernih. Ia segera menelepon Mark dan Renjun meski tahu sekarang sudah larut malam.

Wassup? Kenapa telfon mal---

“Jeno kecelakaan. Parah.”

WHAT THE FUCK THINGS GOING ON?---

ㅡbiip!

Jika saja ia sedang di rumah, ia akan melemparkan ponselnya ke sembarang arah. Ia menunggu Mark datang, Mark pasti melacak alamat ponsel Taeyong.

Taeyong menendang kursi tunggu di sana, membuat beberapa pasien yang berlalu lalang menoleh kaget. Saat ini Taeyong benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih sama sekali. Ia khawatir dengan Jeno.

Tak lama setelah Taeyong memikirkan kecemasannya. Mark berlari ke arahnya bersama dengan Renjun, Jaemin dan Haechan.

“Kenapa? Kok bisa?” tanya Jaemin, ia melirik ke UGD, mengintip apabila dokter keluar sewaktu-waktu.

[✓] Dating With JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang