(O4)

2K 287 6
                                    

"Romantis banget pasangan baru!" ledek Heejin.

Siyeon langsung duduk di kursinya dan menatap tajam ke arah Heejin, "Apaan sih lo?"

"Iiih sensi banget sih Yeon? Kok marah sih gue kan becanda."

Siyeon membuang napasnya kasar, "Maap, gue lagi sensi banget emang."

"Yaudah biar lo ga sensi gue spoiler aja gimana?" tawar Heejin, berhubung Siyeon duduk dengan Heejin bicaranya jadi lebih nyaman.

Siyeon menoleh ke Heejin, "Spoiler apa?"

Heejin mendekat ke Siyeon kemudian berbisik.

"Sekolah kita bakal ngadain tur!" Heejin menahan pekikannya, "Dan yang harus lo tau bus kelas kita sekelas dong sama kelasnya Hwall?!"

Mendengar kegembiraan tak terkira yang Heejin terima, Siyeon tidak bisa menyalahkan, karena Heejin sendiri adalah penggemar rahasianya Hwall. Jadi Siyeon bisa memaklumi saja.

"Eh btw, lo beneran pacaran sama Jeno?"

Siyeon hanya mengangkat bahunya acuh, "Lo tuh cari gih trik bagus buat narik perhatiannya Hwall."

"Tolongin gue dong?"

"Apa?"

"Minta tolong Jeno bantuin gue deket sama Hwall, gimana?"

-

"Woi duduk sini woi," Heejin narik tangannya Siyeon, ke tempat kumpulannya anak basket, ada Jeno, Eric, Jaemin, Hwall, Renjun, Haechan, Sunwoo dan banyak lagi.

Siyeon hanya menghela napas kemudian menatap tajam Heejin, "Gue ga mau di sini!"

"Siyeon! Sini!" Jeno memanggil Siyeon dengan nyamannya di depan publik.

Tamat riwayat. Ada mantannya Siyeon lagi di situ, Hwall. Tapi mau tak mau, karena Heejin juga sudah memaksa.

"Kamu udah pesen belom?" tanya Jeno, dengan beraninya.

Siyeon menatap Jeno melemas, "Jeno," peringat Siyeon.

"Mau beli roti aja ga? Sama air putih, ya?" kata Jeno lagi.

Siyeon mengangguk, "Terserah deh."

Beberapa saat kemudian setelah Siyeon tatap tatapan dengan Hwall, Jeno datang dan memberikan bungkusan roti itu kepada Siyeon.

"Hari ini ada yang jemput ga?" tanya Jeno.

Yang lainnya pura pura menjadi tuli, tidak mau mendengar tapi terdengar. Mereka hanya pura pura tidak perduli, padahal mereka juga ingin tau hubungan ketua basketnya ini.

"Engga, pake grab paling."

Jeno mengangguk, "Sama aku aja," kata jeno.

"Yaudah," Siyeon mengangguk setuju.

Sedangkan Hwall di sini sedang berusaha menahan amarahnya. Entah sejak kapan cowok itu menyimak pembicaraan singkat jeno dan siyeon.

"Yeon, gimana keadaan Kak Rose?" tanya Hwall.

Siyeon paling tidak menyukai fakta bahwa Hwall tau tentang keluarganya sedikit sedikit.

"Lo tanya aja sama orangnya," balas Siyeon ketus.

Jeno langsung menyentuh jari jemari Siyeon, "Siyeon.., kok ketus?"

"Aduh, males ah."

Siyeon mau berdiri tetapi Jeno tahan, "Kenapa? Duduk dulu lah, kita kan belum selesai ngomong?"

"Engga, udah ga tahan aja di sini. Pengen ke kelas."

"Sama siapa?" tanya Jeno.

"S-sama gue kok!" Heejin berdiri.

Jeno mengangguk lalu membiarkan Siyeon pergi dengan Heejin dari kantin.

"Lo pacaran sama Siyeon?" tanya Eric.

Jeno mengangkat bahunya, "Keliatannya gimana?"

"Ya pacaran,"

"Anggap aja gitu."

-

"Yeon, kenapa sih lo main pergi gitu aja?" tanya Heejin.

Siyeon hanya menghela napasnya kasar, tidak ingin menjawab. Kalau Heejin tahu Siyeon adalah mantan pacarnya Hwall, Heejin mungkin akan menjauhi Siyeon.

"Gue ga suka aja, banyak cowo di situ," elak Siyeon, padahal dia sudah terbiasa ngobrol dengan cowo jika bersama dengan Hwall di tongkrongannya.

Heejin membuang napasnya kasar, "Gue kan masih mau liatin Hwall," ucapnya melemas.

"Lo bisa sepuasnya kok ngobrol sama Hwall, nanti pas kita tur jadwal kita kan samaan sama kelasnya Hwall."

Meskipun begitu, Heejin masih terlihat sedih, dia melirik sekitar seperti orang gabut dan kuker ; kurang kerjaan.

"Kenapa lagi?"

"Di bus bisa jadi gue ga duduk sama Hwall? Kita kan nyabut undian buat tempat duduk busnya."

"Lo kan anak osis, bisalah ngurusnya? Diubah dikit gitu," kata Siyeon.

Heejin menggeleng, "Urusan kursi udah bagiannya Jinyoung."

"Yaudah minta tolong sama Baejin aja," kata Siyeon.

"Iih, dia mah ngeselin, ga mungkin kasih gue duduk sama Hwall."

Siyeon menghela napasnya, "Kan masih bisa. Kita kan nginep di hotel, waktu istirahat bisa kali jumpa Hwall, asal ramenya ga kayak jumpa fans aja."

"Ish, Siyeon mah!"

Siyeon terkekeh, "Canda doang elah, nanti gue yang ngomong sama Baejin."

"Bener ya?"

"Iya, bener."

"Awas boong!"

"Engga, udah masuk kelas yuk!"

Heejin terus menatap Siyeon, "Jangan boong!"

"Iya Heejin, iya. Kalo bisa nanti pulang sekolah langsung gue kontak si Baejin."

Heejin mengangguk, "Yaudah," hatinya tiba tiba senang, "Makasii yaa," katanya.

Siyeon mengangguk saja untuk merespons. Siyeon tidak bisa bilang mengapa Heejin bisa menyukai Hwall, karena dirinya sendiri pun pernah berpacaran dengan Hwall, dan yang lebih lagi, Hwall memang baik hati, hanya saja kurang setia.

Kalau digombalin setiap hari memang risih, tapi, lama kelamaan suka kan?

Dibilang cantik juga sebenarnya biasa saja, tapi, lama kelamaan suka juga kan?

Dibilang baik, lalu, sok sungkan.

Dibaikin tiap hari, diperhatiin lama lama baper juga kan?

Iyalah, mana ada cewek yang ga baper kalo dideketin terus. Risih awalnya, tapi, jadi kebiasa.

Itulah Siyeon, Siyeon juga begitu, dia memang awalnya risih, tapi, Hwall baik dan perhatian dengannya. Siapa yang tidak akan jatuh pesona baiknya kalau sudah begitu?

Minusnya hanya pada ketidaksetiaannya Hwall. Tapi kalo sudah tidak setia, minusnya bakal turun sedrastis mungkin. Karena semua cewek sukanya yang setia, Siyeon begitu juga.

Jadi Siyeon biarkan saja Heejin merasakan kasmaran dengan Hwall, soal sakit hati nantinya, tanggung sendiri adalah kewajiban. Tidak ada yang suruh Heejin menyukai Hwall? Kalo Heejin masih tetap pada pendiriannya menyukai Hwall, sakit hati nantinya akan jadi urusannya sendiri.

[][][]

Oke, update sekali lagi ya. maafkan diriku yang kelamaan ga update. aduh jadi tidak enak:(

terimakasih atas jumpaannya di ceritaku.

[✓] Dating With JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang